Indonesia merupakan negara kaya memiliki beragam suku, agama, serta bahasa yang dikisahkan di novel ini dimana rekan kerja Aya berasal dari suku yang berbeda-beda. Dengan semangat bhinneka tunggal ika mereka saling membaur dalam kebersamaan dan toleransi yang kuat.
Selain itu, penulis juga ingin menggambarkan kemegahan hutan hujan tropis di Kalimantan. Paru-paru dunia yang selayaknya terus dilestarikan namun terancam ekspansi perubahan tata guna lahan. Dalam aspek keluarga, Aya akhirnya menyadari bagaimanapun ia ingin pergi sejauh mungkin, rumah adalah tempat untuk pulang.
Kekurangan Novel Halimun
Novel setebal 204 halaman ini ditulis dengan sudut pandang orang ketiga, namun rasanya hanya diari seorang Cahaya. Tokoh pendukung lainnya belum memiliki karakter kuat karena tokoh Aya sebagai tokoh utama dianggap terlalu dominan.
Di awal cerita, novel ini detail namun penulis tidak konsisten karena terburu-buru menamatkan cerita. Karenanya, novel ini menjadi seperti kehilangan detail yang menjadi kekuatan di awal cerita.
PenghargaanÂ
Novel ini seperti kata pembaca, mencoba melihat sisi lain Borneo yang tak semua orang tahu diganjar menjadi salah satu pemenang favorit dalam Publisher Searching for Authors (PSA) yang diadakan oleh Penerbit Grasindo tahun 2014.
Apa Kalian sudah membaca novel ini? Bagaimana kesan pesannya?^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H