Aku tak melihat "Beige".
"Aku sudah memasukkannya," katanya memecah kecanggungan.
"Oh iya... terima kasih... tapi kok bisa kan dikunci stang?"
Ia tidak menjawab hanya mengayunkan kunci bergantung boneka bear warna coklat. Astaga, aku meninggalkan kunci di motor saking ngantuk dan lelah. Dan senyum Rais yang manis, aku benci melihatnya saat ini.
"Kirain mudik," kataku.
"Kan mau nemenin kamu," ucapnya.
"Ga usah ngegombal," jawabku sinis.
"Ga, bener kok mau nemenin Cah Ayu, kasihan di kost sendiri?"
"Kasihan yang nungguin di rumah?"
"Ga ada yang nungguin, orang tuaku sudah lama pergi. Itulah alasan aku besar di pesantren. Pakde yang mengirimku sejak SD setelah ibuku meninggal menyusul Bapak."
Tiba-tiba ada rasa iba. Tapi ini saatnya aku menjawab rasa penasaranku.