Mohon tunggu...
Rina Darma
Rina Darma Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga

Happy Gardening || Happy Reading || Happy Writing || Happy Knitting^^

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

#JanganMudikDulu Baru Begini Keadaannya...

21 Mei 2020   23:22 Diperbarui: 21 Mei 2020   23:25 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika orang-orang mulai bosan usai dua minggu sampai sebulan pertama diam di rumah, mereka mulai keluar lagi. Padahal tanpa kepentingan sebaiknya masyarakat tetap tinggal di rumah. Petugas harusnya tetap bertindak tegas bukan melonggarkan hingga pandemi ini dinyatakan berakhir.

Sayangnya lagi, banyak orang keluar yang masih mengabaikan anjuran protokol kesehatan dan ketika ditegur malah ngotot dan emosi melawan petugas. 

Seperti diberitakan seorang satpam bank di Jepara melarang seorang yang ingin menggunakan ATM tanpa masker. Bisa saja saat di dalam ATM, pengguna tersebut terbatuk dan menyebarkan virus ke keyboard ATM. Ketika ada yang menggunakan ATM berikutnya rentan tertular virus. Tidak hanya uang diambil tapi virus pun dibawa pulang. Padahal di masa pandemi inilah saatnya bagi kita menahan ego untuk tidak mementingkan diri sendiri tapi memikirkan kesehatan orang lain juga.

Virus ini semakin menakutkan karena bisa tidak menunjukkan gejala pada orang dengan daya tahan tubuh yang bagus. Orang Tanpa Gejala (OTG) karena merasa baik-baik saja masih bepergian dan akhirnya menularkan ke orang-orang yang rentan atau yang kebetulan imunitasnya menurun. Karena ancaman-ancaman itulah, sebaiknya tanpa kepentingan, kita lebih baik #dirumahdulusaja.

Pemerintah pun seharusnya konsisten saat sudah mengambil kebijakan. Jika sudah menetapkan himbauan mudik digital dan melarang mudik sok atuh jalankan dengan baik. Jadi masyarakat di bawah tidak bingung, ini yang benar mana boleh mudik apa tidak?

Atas alasan ekonomi, masyarakat pada akhirnya banyak yang colong-colongan pulang kampung. Bersembunyi di bagasi bus, menyelundupkan mobil hingga lewat jalan tikus. Masyarakat akan patuh jika pemerintah juga tegas dan menawarkan solusi.

Bisa saja pemerintah tidak hanya menyediakan wisma untuk mengkarantina pasien tapi juga memberikan penampungan-penampungan bagi orang yang terpaksa berhenti kerja dan tidak bisa mudik. Jika pemerintah pusat tidak bisa menanggung beban anggaran sendirian, bukankah negara ini terdiri dari banyak tiang. Kolaborasi pemerintah pusat, daerah, swasta, dan masyarakat sangat diperlukan. Dengan disiplin bersama-sama dan satu arahan yang jelas dan pasti, Insya Allah semuanya bisa membaik kembali dengan secepatnya. Bukan tanpa kepastian seperti sekarang ini.

Masyarakat pun dengan senang hati akan menunda untuk tidak mudik dan menggantinya dengan mudik online. Mata rantai penyebaran virus corona segera terputus. 

Ingat #JanganMudikDulu ya.                                                        

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun