Banyak hal tak terduga akan terjadi setiap pergi bersama si kecil. Sebagai orang tua tentu harus siap dan sabar dengan "drama" yang bakal terjadi. Apalagi jika menyangkut keuangan.
Seperti akhir Juni lalu ketika saya membawa duo krucil ke perpustakaan. Ini bukan kunjungan pertama kami ke perpustakaan daerah Jawa Barat, di Jalan Kawaluyaan Bandung. Tempat ini tidak hanya khusus untuk menaruh koleksi buku bacaan, tapi juga memiliki perpustakaan khusus anak, semacam museum untuk tokoh-tokoh yang mengharumkan Jawa Barat, tempat kursus gratis setiap akhir pekan, dan halaman berkonsep masa kini yang membuat betah serta datang kembali.
Karena mengusung konsep modern, perpustakaan ini dilengkapi semacam kafe dengan sofa warna-warni yang eyecatching. Kafe itulah yang menyebabkan "drama" pada kunjungan kali ini. Si sulung yang (mungkin) melihat display menu kafe tiba-tiba merengek minta chocholate latte, diikuti si bungsu yang meniru ulah kakaknya. Sebagai ibu saya pun kewalahan ditodong duo krucil yang masih balita ini.
Saya pun teringat jika tak banyak uang tunai di dompet, saat melirik kafe sesaat untuk memastikan ada tidaknya mesin Electronic Capture Data (EDC) di kasir. Karena belum menggunakan EDC, mau tak mau saya harus bertransaksi tunai. Malu rasanya jika ingin memakai uang teman dulu kemudian diganti. Tak mungkin juga membendung keinginan duo krucil. Bukankah anak kecil itu perayu paling hebat dengan jurus andalannya menangis sekencang mungkin atau cukup diam bak patung di depan barang yang diinginkan.
Untunglah, selantai dengan perpustakaan tersebut terdapat ATM BJB. Walaupun saya bukan nasabah BJB, namun karena merupakan mitra bank PRIMA sehingga saya yang memegang ATM BRI bebas tarik tunai di mesin anjungan tersebut. Awalnya penarikan saya tidak berhasil mengeluarkan sejumlah uang yang saya pilih. Khawatir saldo tersedot saya pun bisa mengecek lewat ATM PRIMA. Ternyata saldo tidak berkurang. Saya mencoba kembali menarik uang, kali ini tidak lewat nominal yang sudah tertera tapi dengan mengetikkan secara manual. Alhamdulillah, dana cash terdebet. Â
Berkat ATM PRIMA saya terhindar dari meminjam uang teman. Saya pun tak perlu ke ATM BRI terdekat yang ketika saya cek di google maps berjarak sekitar 750 meter atau hampir satu kilometer. Namun yang terpenting, si kecil tetap happy meski sang ibu tak membawa cukup uang tunai.
Namun ternyata "drama" tak berhenti di situ. Keasyikan di perpustakaan membuat kami melewatkan jam makan siang. Alhasil ketika perjalanan pulang, mereka kembali tak berhenti merajuk minta mampir ke salahsatu restoran cepat saji. Kami mampir ke gerai restoran tersebut di Jalan Buah Batu. Jaringan PRIMA kembali membantu saya. Tak ingin mengurangi uang tunai yang tadi saya ambil karena berpikir untuk pegangan sehari-hari, saya menggesek ATM BRI di mesin EDC. Karena BRI merupakan mitra bank jaringan PRIMA, sehingga ATM bisa digesek di mesin EDC BCA sebagai sesama mitra jaringan.
Selain mengandalkan jaringan PRIMA agar anak tetap "happy" saat bepergian, ATM PRIMA telah banyak membantu solusi keuangan keluarga. Pernah suatu ketika saat saya di kampung halaman dan tiba-tiba membutuhkan uang sementara suami sedang di Bandung. Suami yang kebetulan nasabah BJB tak ragu untuk menransfer sejumlah uang ke rekening BRI yang saya pegang. ATM PRIMA juga membantu saat membayar tiket kereta api lewat aplikasi KAI Access yaitu dengan memilih menu other bank.