Hal lain yang aku teladani dari Pak Habibie adalah kegemaran membaca buku. Katanya, Ibu Ainun pun tak berani membereskan buku yang sedang dibaca karena takut akan mengubah halaman terakhir. Setidaknya mencontoh sikap-sikap tersebut mengantarkanku anak kampung masuk UGM, perguruan tinggi ternama di Indonesia.
Di bulan Ramadhan ini, pria lulusan Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule (RWTH) Jerman tersebut tetap adalah sosok inspiratif bagiku. Aku akan sangat bahagia dan bersyukur jika Alloh SWT mengizinkan aku berjumpa kembali untuk sekedar minta tanda tangannya.
Tahun 2013 aku berkesempatan bertemu langsung dengan Pak Habibie dalam pemutaran perdana film Habibie Ainun di Episentrum.  Namun, karena posisi saat itu sedang bekerja aku tak sempat berjabat tangan apalagi meminta tanda tangan boro-boro berfoto bersama. Aku hanya bisa memandangnya tak lama saat diambil gambar bersama artis pemeran Habibie dan Ainun, Reza Rahardian dan Bunga Citra Lestari beserta Pak Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani yang saat itu menjabat Presiden Indonesia.
Padahal bertemu dengan Pak Habibie adalah hal langka. Dan, saat itu, aku tidak memanfaatkannya dengan baik. Konon kesempatan hanya datang satu kali kecuali dalam waktu yang lama. Semoga kesempatan bertemu Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie datang kembali.
Kalau Kompasianer siapa nih sosok inspiratif di bulan Ramadhan ini?
Baca juga artikelku sebelumnya: Mengantisipasi Pengeluran Nakal Selama Ramadhan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H