Mohon tunggu...
Pangrango
Pangrango Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga

Happy Gardening || Happy Reading || Happy Writing || Happy Knitting^^

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bertualang Digital di My Danamon

30 November 2017   23:23 Diperbarui: 30 November 2017   23:41 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengguna internet di Indonesia mencapai 132 juta orang. Sebanyak 40 persennya aktif bermedia sosial. Mulai facebook, twitter, instagram, dan lainnya. Menyikapi perilaku netter tersebut sudah saatnya perusahaan-perusahaan termasuk perbankan bisa mengoptimalkan sisi ini. Baik dalam upaya branding, promosi, hingga menambah pelanggan atau nasabah baru.

Bank Danamon sebagai penyedia jasa perbankan pun meluncurkan digital journeydengan bersinerginya antara website www.danamon.co.id dengan media sosialnya. Jika Kompasianer masuk ke homepage Bank Danamon, maka di bagian bawah akan terdapat akun media sosial facebook, twitter, instagram, youtube, dan linkedin untuk diikuti. Hal ini akan memudahkan para pengguna media sosial untuk mengikuti update informasi dari Bank Danamon. Tinggal klik dan akan langsung diarahkan ke laman yang dituju.

Pentingnya "Image" di Dunia Maya

Jika saya amati, saat ini mereka yang berkunjung mencari informasi ke akun social media perusahaan/perbankan lebih banyak dibanding yang langsung menuju ke website. Namun, bukan berarti tim marketing/promosi/TI atau yang menangani menyepelekan hal yang satu ini. Kenapa? Sebab website menunjukkan "keberadaan" pemiliknya. Adanya website juga menunjukkan kredibilitas dan meningkatkan kepercayaan masyarakat. Kemudian penting diperhatikan agar laman dibuat mobile friendly. Sebab, pengguna internet di Indonesia yang sebagian besar mengakses melalui smartphone. Terbayang kan kalau membuka setelan dekstop di layar smartphone. Kita harus men-zoom untuk mencari informasi dan membacanya. Lalu, menggeser-geser layar. Susah dan malas. Mending berganti situs lain yang menawarkan informasi serupa yang sedang kita butuhkan bukan?

Petualangan digital saya diawali dengan masuk ke situs Danamon. Saya langsung disambut slideshow "Saatnya Pegang Kendali". Design yang eyecatching membuat saya tergiur membaca dan menunggu/menggeser ke slide selanjutnya. Tayangan tersebut menurut saya merupakan produk unggulan Danamon. Yakni ajakan dan keuntungan menabung di Danamon, memaksimalkan peluang dengan tabungan Fleximax, peran Danamon dalam mendukung permodalan UKM di Indonesia, dan awards yang diberikan Danamon kepada para entreprenuer. Pesan utama yang hendak ditujukan ke masyarakat pun tersampaikan secara sederhana melalui gambar. Selanjutnya terserah netter ingin mencari informasi apa yang telah disusun sistematis melalui menu-menu yang ada.

Social media journey dimulai dari pertama facebook Bank Danamon. Wow...sebuah video bertema senada "Saatnya Pegang Kendali" berputar. Video yang fresh dan menggugah berisi pesan-pesan bagaimana kita mengelola keuangan kita bersama Danamon. Bagaimana kita tidak perlu lagi ragu bermimpi dan meraih cita-cita dengan menabung, para orang tua yang menyiapkan pendidikan di masa depan bagi anak, entreprenuer yang berjaya, dan menyiapkan dana pensiun. Semua dikemas menarik dan betapa mudah dan cepatnya transaksi perbankan melalui Bank Danamon yang mengikuti era digital.

Saat ini 115 juta orang Indonesia memiliki akun facebook, dengan rata-rata pengguna hariannya 65 juta orang. Media sosial terbesar di dunia ini menyasar semua kalangan. Sehingga informasi apapun sepertinya bisa masuk melalui media ini.

Kedua. Saya menilik kicauan twitter @danamon. Kebetulan di timeline yang saya baca beberapa tweet-nya terlalu panjang. Saya rasa sebaiknya kicauan dibuat dengan kalimat yang singkat dan jelas. Kalau memang dirasa banyak bisa dibagi ke beberapa tweet.

Sebagai pengguna twitter saya lebih suka informasi yang padat tapi ringkas. Atau kalimat pengantar yang dirujuk untuk membuka link. Sebab, kebanyakan pemilik twitter menggunakan twitter untuk update informasi sehingga lebih real time. Umumnya digunakan bagi para pekerja, kalangan terpelajar, dan kelas menengah ke atas. Kicauan yang bertele-tele kemungkinan akan segera di skip.

Melakukan promosi, branding, update, dan informasi lainnya juga harus dipertimbangkan melalui media ini. Pengguna twitter di Indonesia sendiri cukup banyak yaitu menempati ketiga di dunia pada 2016.

Media sosial ketiga yang saya sambangi adalah instagram @mydanamon yang photo grid-nya ciamik. Tak bisa dipungkiri media sosial ini sekarang sedang digandrungi. Setidaknya 45 juta orang per bulan aktif di aplikasi ini. Mereka meng-capture moment apa saja yang terjadi.

Saya sendiri kurang mencari update informasi perusahaan atau perbankan di media sosial ini. Ya, karena instagram sifatnya lebih ke postingan gambar. Jadi mungkin ini bisa jadi media yang lebih menonjolkan visual menarik agar pengunjung penasaran dan berlanjut membaca caption-nya.

Hmmm lanjut keempat, youtube. Kompasianer sering memperhatikan iklan? Ya, sekarang kita sudah masuk ke era lebih dari sekedar selfie atau kamera. Kata lainnya kita butuh gabungan antara visual, audio, dan teks.

Karakter penonton video youtube adalah durasi yang tak terlalu panjang. Netter banyak mengakses youtube ketika butuh tutorial atau how to yang lebih jelas jika dibanding membaca. Video yang terlalu lama akan membuat bosan. Moment event, testimoni bisa masuk melalui saluran ini seperti yang saya temukan di akun Bank Danamon.

Yang kelima atau terakhir adalah LinkedIn PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Fungsi LinkedIn lebih ke CV atau profil sebagai identitas dan memperkenalkan diri ke masyarakat umum. Kesannya tentu saja profesional dan lebih dipercaya saat berjejaring.

Optimalisasi Media Sosial

Usai melakukan digital journey, menurut saya Bank Danamon telah bertransformasi mengikuti era kekinian. Namun, bukan sekedar mengikuti trend. Website dan media sosial ini harus bisa dimaksimalkan dalam melebarkan pasar dan menggaet nasabah. Di antaranya:

  1. Mengoptimalkan manfaat media sosial sesuai dengan fungsi dan karakter pengguna.
  2. Memperhatikan jam posting. Rata-rata orang akan mengakses akun medsos pukul 17.00-22.00. Pembaca twitter kebanyakan mengecek timeline saat pagi, jam istirahat siang, sore, dan setelah jam tujuh malam. Waktu libur lalu lintas medsos juga lebih ramai. Sehingga jam kerja admin medsos harus menyesuaikan atau bisa menggunakan bantuan schedule. Kalau sama-sama 8-4 atau 9-5 ya mungkin peluang terbacanya berkurang.
  3. Menggunakan medsos untuk menggaet follower sebanyak mungkin. Bisa menggunakan kuis, giveaway, kompetisi lain dengan syarat follow. Semakin banyak yang mengikuti bukankah peluang pesan kita sampai ke masyarakat lebih tinggi.
  4. Fast respon. Sekarang keluhan-keluhan kerap juga disampaikan melalui media sosial. Sebab, masyarakat ingin yang praktis dan tidak ribet. Respon yang cepat dan memuaskan sangat diperlukan. Sehingga admin perlu dilatih bagaimana menjawab keluhan dan pertanyaan dengan bijak agar nasabah puas dan tidak terkesan dilempar-lempar.

Finally, semoga melalui digital journeybisa membuat interaksi dengan nasabah semakin cepat dan mudah. Pesan tersampaikan. Lebih efektif dalam transaksi perbankan dengan bantuan teknologi. Dan, semua puas. Saatnya Pegang Kendali.^^

http://event.kompasiana.com/kompasiana/59f82c07ff24052f8c515dc2/yuk-jelajahi-dunia-perbankan-dengan-teknologi-digital-bersama-danamon
http://event.kompasiana.com/kompasiana/59f82c07ff24052f8c515dc2/yuk-jelajahi-dunia-perbankan-dengan-teknologi-digital-bersama-danamon

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun