Anak, remaja, pemuda, sebagai tunas bangsa bakal menjadi generasi calon pemimpin bangsa Indonesia. Untuk mewujudkan generasi emas di seratus tahun kemerdekaannya, tahun 2045 dibutuhkan anak-anak bermental emas dari kini. Sebab, pemimpin tidak lahir dengan serta merta. Ia dididik dan ditempa sedemikian rupa hingga menjadi manusia utuh yang mampu menjadi problem silver untuk Bangsa ini.Â
Selain keluarga, pemerintah sebagai pengambil kebijakan di antaranya melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tidak boleh lengah dalam memberikan sosialisasi terhadap masyarakat. Penduduk adalah persoalan bangsa, kelebihan atau kekurangan jumlah penduduk tentu tidak efektif dalam pembangunan suatu bangsa. Ia harus dikendalikan. Begitu pula manusianya.Â
Di antaranya sosialisasi terhadap pasangan yang akan menikah tentang perencanaan anak, terhadap remaja tentang usia pernikahan ideal maupun bahaya seks pra nikah atau usia dini. Sosialisasi ini diharapkan bukan sekedar formalitas tapi menyentuh semua aspek masyarakat baik di desa, kota, maupun daerah-daerah terpencil dan perbatasan.Â
Dengan terbatasnya petugas BKKBN, tugas ini memang tidak mudah, tapi seperti yang sudah-sudah BKKBN dapat bekerjasama dengan mahasiswa yang tengah Kuliah Kerja Nyata (KKN) maupun lembaga lainnya. Pekerjaan rumah BKKBN akan terbantu sebab mahasiswa KKN tersebar ke seluruh pelosok negeri. Ada ribuan yang diterjunkan mengingat jumlah perguruan tinggi di Indonesia juga sangat banyak.
Kerjasama semua pihak tentu bisa mewujudkan generasi berkualitas yang sehat reproduksi dan mentalnya. Kejahatan seksual maupun pernikahan dibawah umur bisa dicegah melalui edukasi sejak dini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H