Mohon tunggu...
Rina Adityana
Rina Adityana Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah SMA Tarakanita 2 Jakarta/ Wakil Kurikulum SMA Tarakanita 2/ Kepala Sekolah SMA Tarakanita 2/ Staf Devisi Pendidikan Yayasan Tarakanita Wilayah Jawa Tengah

Pendidikan menjadi sangat penting bagi perkembangan suatu bangsa. Sebagai pendidik bertanggungjawab atas transfer pengetahuan dan proses pemahaman akan kehidupan. Setiap hari menjadi peristiwa penting dalam kehidupan mejadi goresan sejarah. traveling dan eksplore tempat-tempat baru terutama tempat bersejarah menjadi hal yang sangat menyenangkan guna mendokumentasikan setiap moment setiap saatnya. Meniti karir dari guru Sejarah di SMA, menjadi pendamping ektrakurikuler paduan suara dan teater, pendamping lomba karya tulis ilmiah maupun essay, menjadi guru tata tertib, guru piket, wali kelas, pembina OSIS, wakil kurikulum, hingga menjadi kepala sekolah. Ketika kurikulum berganti dari 2006 menjadi 2013 saya terlibat sebagai tim kurikulum dan ketika kurikulum 2013 harus diterapkan secara full di semua sekolah, saya terlibat sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Ketika kurikulum 2013 harus mengalami perubahan menjadi kurikulum merdeka saya kembali mengikuti perubahan itu dan ikut program kepala sekolah pengerak serta berhasil membawa SMA Tarakanita 2 Jakarta sebagai sekolah pengerak angkatan 2.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lokomotif Uap dan Kenangan Tentangmu

10 Februari 2023   15:31 Diperbarui: 10 Februari 2023   15:34 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun Ambarawa (Doc. Pribadi)

Kuedarkan pandangan

Bergegas susuri peron kereta

Terus kucari sosoknya, diantara tubuh-tubuh yang menjulang tinggi di depanku

Kecemasan bersarang di relungku

Adrenalinku terpacu mengejar jadwal keberangkatan

Berharap dia telah menunggu di depan gerbong

Bahkan meyakinkan diri bahwa dia telah masuk ke salah satu gerbong

Tapi

Tak kudapati sosoknya di depan gerbong kami

Dengan berlari kecil kugapai pintu gerbongku

Kupaksakan diri menahan penat yang kurasa

Napas masih tersengal-sengal

Terus kusibak orang-orang yang mencari tempat duduk

Bergegas kudaratkan tubuhku

Kurapatkan badan pada dinding kaca

Kereta Api dengan Lokomotif Uap (Doc. Pribadi)
Kereta Api dengan Lokomotif Uap (Doc. Pribadi)

Sadarku

Peluit sang petugas berbunyi

Keretapun segera harus melaju

Dia yang kutunggu tak kunjung duduk di sampingku

Hingga sebuah suara membuyarkan lamunku

Dengan senyum ceria kupalingkan mukaku

Tapi hanya kecewa yang kudapatkan

Ternyata

Semua hanyalah asa tanpa nyata

Kupalingkan muka menatap hamparan padi yang menguning

Terngiang janji yang pernah kabisikan padaku di gerbong ini

Berharap engkau genggam tangan ini dan lanjutkan kisah kita yang belum usai

sadarku bahwa semua itu hanyalah kenangan di gerbong lokomotif uap bersamamu

Selalu ada Asa di tiap langkah (Doc. Pribadi)
Selalu ada Asa di tiap langkah (Doc. Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun