Bagi pak Ferry sebenarnya mau pesanan banyak atau sedikit keuntungannnya akan sama jika dibandingkan dengan pengerjaan, keuntungannya bisa 60 sampai 100 ribu.Â
Orderan 6000 kaos juga pernah dipegang  oleh pak Ferry, paling besar jika ada proyek kegiatan dari pemerintahan, misalnya dari pendidikan nasional. Banyak sedikit orderan ini juga sangat tergantung pada relasi yang dimiliki. Konveksi milik pak Ferry ini baru sekedar berdasarkan order belum berani membuat sendiri dan dipasarkan.Â
Selama ini orang mengorder pada konveksi "Grafinata" karena kenalan dan promosi dari mulut ke mulut. Tahun 2023 rencananya beliau akan mulai merintis pemesanan secara online dilengkapi dengan media sosial pendukungnya. Publikasi secara digitalisasi juga akan diupayakan seiring dengan perbaikan tempat konveksi karena dirasa tempat terlalu kecil jika mendapat orderan banyak.Â
Dengan pemasaran secara digital melalui platform digital yang akan diupayakan "Grafinata" harapannya akan  memudahkan  pertemuan  antara  penjual  dan  pembeli sehingga tanpa bertatap muka secara langsung dapat terjadi proses jual beli.
Seiring bertambahnya permintaan maka pak Ferry lebih mempercayakan pada patner mereka dan ketika permintaan banyak maka patner yang akan mencari pekerja tambahan untuk menjahit ataupun menyablon termasuk bordiran. Keuntungan minimal 1 potong baju yang didapat Rp. 10.000,00 tapi bisa dapat mencapai Rp.30.000,00. Misalnya jika memesan kaos 100 pcs dengan harga @Rp.90.000,00 keuntungan bisa Rp.20.000,00 sementara jika memesan kaos 1000 pcs keuntungan per pcs Rp. 10.000,00 akan tetapi akan dikalikan jumlah pesanan. Secara keuangan memang pemesanan jumlah yang besar akan memiliki keuntungan besar dan pastinya tenaga yang dibutuhkan juga memang perlu banyak.
Konveksi model konvensional saat ini mulai pudar dan susah mempertahankan diri sehingga muncul dengan tipe saling bekerjasama. Bukan lagi dalam 1 rumah konveksi semua dilakukan di satu tempat. Pak Ferry juga melayani pembuatan baju seragam, souvenir-souvenir seperti bantal, handuk, serta berbagai pernak-pernik yang dapat di sablon. Â
Untuk terus mengembangkan usaha tersebut pak Ferry mendapatkan bantuan dari Bank Rakyat Indonesia berupa pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR). BRI sudah memberikan kucuran dana pinjaman untuk usaha konveksi "Grafinata" sebanyak 2 kali pertama kali pada tahun 2017 mendapat pinjaman sebesar Rp. 15.000.000,- dan pinjaman kedua tahun 2018 sebesar Rp. 25.000.000,-. Untuk pinjaman pertama pak Ferry awalnya mendapat kendala karena kasus pinjaman pada bank lain yang terlambat bayar.Â
Sementara itu untuk pinjaman ke dua justru beliau ditawarkan oleh Bank Rakyat Indonesia bahkan sebelum selesai pelunasan pinjaman pertama. Bahkan bunga pinjaman hanya sekitar 0.4 karena pinjaman dari BRI ini dikhususkan untuk mendukung UMKM. Sebelum memberikan pinjaman BRI juga telah melakukan survai ke konveksi "Grafinata" untuk memastikan memang layak untuk menerima pinjaman.
Untuk mengembangkan usahanya, pemerintah mengajak UMKM untuk memanfaatkan KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang masih belum tersalurkan. Seperti saya kutip dalam artikel dari CNBC Indonesia disampaikan bahwa untuk memberikan dukungan pada UMKM, pemerintah telah mengalokasikan Rp 373 triliun untuk KUR, dan kini baru terealisasi 49%.Â