Kuukir namamu didasar hatiku
Kugores dan terus kugores di gua hatiku
hingga
Kusimpan rapat maha karya itu agar tak seorangpun tau
Tiba...tiba....
Di seperdelapan putaran waktu kuterbagun
Dengan bakiak bergegas kulangkahkan kaki menuju pancuran
Tetes demi tetes air mengalir membangunkan pori-pori kulit yang terlelap
Kubasuh wajah dengan kedua telapak tanganku tuk temukan kesegaran
Sang kabut masih setia bergelayut pada sang langit
Kutersungkur dan bersujud dihapanMu wahai penguasa alam