Mohon tunggu...
rimsky kristian
rimsky kristian Mohon Tunggu... Mahasiswa - INDONESIA-BASED

Seorang mahasiswa yang sedang mencari jati dirinya.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Korea Selatan, Jatuh Cinta di Hari Pertama

6 Januari 2022   22:33 Diperbarui: 6 Januari 2022   22:47 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan sekitar restoran

Suara pramugari menyatakan bahwa sebentar lagi kami akan landing di Bandara Internasional Incheon. Pada 18 Maret 2019, perasaan bahagia, tegang, dan cemas melanda dada kami karena ini pertama kalinya sekolah mengadakan trip ke Korea Selatan bersama guru-guru. 

Bahkan, ada beberapa teman kami yang baru pertama kali merasakan ke luar negeri dan naik pesawat. Pramugari dan pramugara di pesawat yang kami tumpangi, Asiana Airlines, memberikan service yang sangat baik untuk mengurangi rasa gugup kami. 

Sesampainya di bandara, kami langsung ke bagian imigrasi dan keluar dengan membawa bagasi kami. Terasa sekali udara dingin yang berbeda ketika di Indonesia langsung menyerbu badan kami yang sudah ditutupi oleh baju berlapis-lapis. 

Bulan Maret bertanda mulainya musim semi sehingga udara dingin masih sangat terasa di badan. Di sinilah perjalanan menjelajahi Negeri Ginseng dimulai.

Memang, Korea Selatan menjadi salah satu negara yang sering dikunjungi oleh banyak wisatawan dari mancanegara, salah satunya Indonesia. 

Oleh karena itu, jalan-jalan ke negara ini menjadi hal yang cukup mainstream bagi penduduk di Negara Maritim ini. Akan tetapi, itu tidak menutupi rasa girang sepanjang perjalanan di bus.

 "Agama di Korea Selatan didominasi oleh Agama Kristen. Di Korea juga banyak pengunungan yang bisa terlihat sepanjang jalan" begitulah kira-kira ucap Tim, tour guide asal Korea Selatan yang cukup lancar dalam berbahasa Indonesia. 

Tim memperkenalkan informasi-informasi umum mengenai Korea Selatan kepada kami, lalu dilanjutkan dengan beberapa teman yang guiding dalam bus sebagai bentuk tugas dari sekolah.

Satu hal yang membuat banyak orang tertarik pergi ke Korea Selatan adalah makanannya. Makanan menjadi hal yang krusial bagi 

Orang Indonesia ketika berkunjung ke negara lain. Bus membawa kami ke suatu restoran kecil di daerah Gyeonggi-do yang menyajikan makanan Barbeque Grill. 

Banchan (side dish), nasi putih, sayuran, serta ayam panggang langsung kami nikmati karena ternyata seenak itu hingga porsi makanan tambah berkali-kali.

 Selesai makan, kami berfoto di area sekitar restoran sebagai momentum baru saja landing di Korea. Tidak lupa, kami juga membuat teman baru dengan anjing berjenis Golden Retriever yang nampaknya tinggal di area tersebut.

Pemandangan sekitar restoran
Pemandangan sekitar restoran

Pada hari pertama ini, kami mengunjungi salah satu destinasi wisata yang sangat terkenal bagi kebanyakan orang Indonesian, yaitu Nami Island, berlokasi di area Chuncheon, Provinsi Gangwon. 

Perjalanan dari restoran menuju Nami Island membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam menggunakan bus pariwisata pribadi. Tentunya, untuk benar-benar tiba di Nami Island, kami harus menggunakan kapal feri karena letaknya di satu pulau tersendiri. 

Harga untuk menggunakan transportasi tersebut seharga KRW 3.000 atau sekitar Rp35.000, tetapi tentu karena ini adalah trip sekolah sehingga sudah diurus sebelumnya. 

Di Nami Island sendiri, harga untuk masuk adalah sekitar  KRW 8.000 atau sekitar Rp100.000. Karena kami berasal dari sekolah pariwisata, ada satu murid yang harus guiding atau menjelaskan tentang tempat wisata ini. 

"Nami Island semakin dikenal oleh masyarakat karena drama korea berjudul 'Winter Sonata' yang berlokasi tepat di Nami Island," kata Teresha, teman yang bertugas guiding saat itu, sambil menjelaskannya kepada kami. 

Ternyata, Nami Island merupakan nama seorang jenderal, Jenderal Nami, yang dibunuh dan dikubur di pulau tersebut tetapi kuburannya belum ditemukan dan hanya tumpukan-tumpukan batu saja.

Nami Island
Nami Island

Setelah Teresha selesai menjelaskan, kami langsung diberikan kebebasan waktu untuk menjelajah pulau ini. Sudah jelas, wisatawan pasti akan berfoto-foto di berbagai tempat, seperti patung Winter Sonata dan sepanjang jalan dengan pohon-pohon tinggi. Ada juga tempat duduk dan meja untuk beristirahat dan kedai untuk makan es krim. 

Kami juga ke tempat souvenir khas Nami Island yang menjual beraneka ragam peralatan seperti boneka, alat tulis, topi, postcard, dan lain-lain. Tambahan, kami juga melihat burung unta  yang berlarian di area khusus. 

Setelah itu, kami kembali dari Nami Island menggunakan kapal feri lagi sambil melihat pemandangan sekitar dan kembali ke bus. 

Pemandangan Nami Island dari kapal feri
Pemandangan Nami Island dari kapal feri

Hari sudah sore dan kami makan bulgogi di suatu restoran dalam jarak tempuh yang cukup jauh. Beberapa teman membeli seaweed karena toko tersebut menjual rumput laut dalam bungkusan. 

Hari ditutup dengan kami semua menuju hotel untuk beristirahat. Itinerary pada hari-hari berikutnya tentu tambah seru karena kami akan belajar membuat kimchi, menggunakan hanbok, mengunjungi National Museum Folklore, Mount Seorak, dan tentunya jajan street food di Myongdong. 

Awalnya ada perasaan ragu mengunjungi Korea Selatan karena tidak terlalu tertarik dengan budaya dan makanannya, tetapi setelah hari pertama berlalu, tidak ada kata-kata yang bisa mendeskripsikan bahwa Korea Selatan membuat banyak orang jatuh cinta.

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun