Mohon tunggu...
Rimbi Safitri
Rimbi Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

membaca dan menonton

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pelaksanaan Puasa 'Arofah dengan Perbedaan Zona Waktu

21 Juni 2024   09:49 Diperbarui: 12 September 2024   08:22 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Assalamualaikum,

Puasa 'Arofah merupakan puasa yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, tepat pada hari sebelum 'Idhul Adh-ha. Puasa 'Arofah  memiliki keutamaan yang sangat besar dalam islam, terutama bagi mereka orang-orang yang tidak melakukan haji. Memahami hari 'Arofah tersendiri merupakan pelaksanaan wuquf yang dilakukan oleh para jamaah haji di padang 'Arofah yang merupakan salah satu rukun haji yang paling penting. Begitu besarnya keutamaan puasa 'Arofah seperti Diriwayatkan dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الَّذِيْ قَبْلَهُ وَالَّتِيْ بَعْدَهُ

"Puasa pada hari 'Arafah, aku berharap kepada Allah untuk menghapus (dosa) setahun yang lalu dan setahun yang akan datang." (HR. Muslim, no. 1162)

Tetapi tidak dianjurkan bagi mereka yang sedang melaksanakan ibadah haji melakukan puasa 'Arofah agar mereka tetap memiliki kekuatan fisik dan mental untuk melaksanakan wuquf dengan khusyuk dan sempurna. 

Diriwayatkan dari Ummu al-Fadhl binti al-Harith radhiyallahu 'anha, bahwa beberapa orang ragu apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa pada hari 'Arafah atau tidak. kemudian Ummu al-Fadhl mengirimkan susu kepada beliau (Nabi Muhammad) dan beliau meminumnya, sedangkan beliau sedang berkhutbah di hadapan manusia pada hari 'Arafah di Padang Arafah:

“Orang-orang meragukan apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada hari 'Arafah, lalu aku mengirimkan kepada beliau semangkuk susu, dan beliau meminumnya sedang beliau berada di atas untanya di Arafah.” (HR. Bukhari, no. 1988; Muslim, no. 1123)

Lalau bagaimana dengan pelaksanaan puasa 'Arofah dengan perbedaan zona waktu seperti di New Zealand yang lebih cepat 9 jam dari mekah, saat New Zealand sudah tanggal 9 Dzulhijjah, wuquf di Mekah belum dimulai dan saat wuquf mulai New Zealand sudah malam hari, besoknya sudah tanggal 10 atau Zona waktu lebih lambat dari makkah, misalnya Los Angeles, lebih lambat 10 jam dari Mekah. Saat wuquf di Mekah dimulai, Los Angeles belum tanggal 9 Dzulhijjah, dan saat LA tanggal 9 Dzulhijjah wuquf sudah selesai.

Dalam penentuan pelaksanaan puasa 'Arofah dapat kita dilihat dari dua pendekatan yaitu yang pertama berdasarkan tanggal 9 Dzulhijjah dan yang kedua berdasarkan pelaksanaan wuquf di 'Arofah maka keduanya memiliki pendekatan masing-masing. Mari kita lihat pendekatan dari kedua aspek tersebut.

Yang pertama, pendekatan berdasarkan tanggal 9 Dzulhijjah di masing-masing wilayahnya. Maka siapa saja yang di tempat tinggalnya sudah masuk tanggal 9 Dzulhijjah maka diperbolehkan berpuasa 'Arofah, meskipun wuquf di Mekah belum dimulai ataupun sudah terlewatkan. Pendekatan ini didukung oleh kenyataan bahwa penetapan awal bulan Hijriyah (termasuk Dzulhijjah) berbeda-beda sesuai dengan hilal yang terlihat di sertiap wilayahnya masing-masing. Allah berfirman:

يَسـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْاَهِلَّةِۗ قُلْ هِيَ مَوَاقِيْتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّۗ .......الخ 

"Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah: itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji." (QS. Al-Baqarah: 189)

Dalam hal ini menegaskan bahwasannya penentuan waktu ibadah dilihat dari bulan sabit (hilal) adalah bersifat lokal dan setiap wilayah memiliki hak untuk mengikuti kalender Hijriyahnya sendiri. Maka pelaksanaan puasa 'Arofah dapat dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah dan tidak harus bersamaan dengan hari penting yang terjadi di 'Arafah, yaitu wuquf. Tetapi beberapa ulama ada yang  menghubungkan waktu puasa 'Arafah dengan waktu wuquf berdasarkan keutamaan hari 'Arafah yang terkait erat dengan peristiwa wuquf. 

pendekatan oleh para ulama yang menghubungkan puasa 'Arofah dengan wuquf di 'Arofah, karena puasa 'Arofah memiliki keutamaan karena bertepatan dengan wuquf di Arofah, di mana Allah membanggakan hamba-hambanya dan membebaskan banyak orang dari neraka. Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

"Tidak ada hari yang Allah lebih banyak membebaskan hamba dari neraka selain dari hari 'Arafah. Sesungguhnya Dia mendekat, kemudian membanggakan mereka di hadapan para malaikat, seraya berfirman: 'Apa yang mereka inginkan?" (HR. Muslim, no. 1348) 

Rasulullah SAW bersabda:

"Haji adalah (berwuquf) di 'Arafah." (HR. At-Tirmidzi, no. 814; Abu Dawud, no. 1949; Ibnu Majah, no. 3015; Ahmad, no. 15149)

Hadis ini menegaskan bahwa inti dari ibadah haji adalah wuquf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Oleh karena itu, sebagian ulama berpendapat bahwa puasa 'Arafah seharusnya bertepatan dengan hari wuquf, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah di Arafah.karena para ulama melihat keutamaan hari 'Arafah berkaitan erat dengan peristiwa wuquf tersebut, tetapi tidak ada dalil yang eksplisit menyatakan bahwa puasa 'Arafah harus bersamaan dengan wuquf di 'Arafah.

Jika dilihat dari pendekatan keduanya memiliki dasar yang mendukung dan kuat. Namun, kita mempertimbangkan mana yang lebih fleksibilitas dan kemudahan bagi umat di seluruh belahan dunia, pandangan pertama yaitu berdasarkan tanggal 9 Dzulhijjah di setiap wilayah nampaknya lebih praktis dan tidak memberatkan bagi seluruh umat.

Tetapi tidak disalahkan juga jika memilih pandangan kedua, karena sesuai dengan keutamaan menyelaraskan waktu puasa dengan momen penting dalam ibadah haji.

Pada akhirnya, kedua pandangan tersebut sah dan boleh dilakukan tanpa adanya larangan apapun. karena semuanya kembali ke kepercayaan dan kemudahan yang di pilih bagi seluruh umat.

Di dunia banyak pandangan yang berbeda dari satu aspek masalah, maka kita harus ikut serta dalam mengikuti perbedaan pandangan tersebut dan menambah wawasan, dengan begitu kita tahu bahwasannya kita tidak bisa menyelesaikan masalah yang dilihat dari satu pandangan saja dan mendoktrin bahwa pandangan yang berbeda dengan pandangan kita itu tidak benar, tapi kamu boleh tidak setuju dengan pandangan orang lain yaitu dengan menulis dan menyuarakan pandangan mu. Perbedaan pandangan dalam sebuah tulisan merupakan daya tarik bagi tulisan tersebut. Sekian dan terima kasih salam hangat bagi pembaca.

Wassalamualaikum.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun