Mohon tunggu...
Rimba Aprillia Asmara
Rimba Aprillia Asmara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia Angkatan 2022

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Manajemen Aksi yang Kolaboratif dan Positif Bagi Mahasiswa

20 Juli 2023   01:05 Diperbarui: 21 Juli 2023   03:22 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

6. Humas dan jaringan aksi, merupakan perangkat aksi yang memiliki tugas menyebarkan seluas-luasnya perihal aksi kepada pihak-pihak yang berkepentingan, misalnya pers.

7. Negosiator, merupakan perangkat aksi yang memiliki tugas untuk melakukan negosiasi kepada komandan aparat keamanan apabila aksi dihalangi agar tujuan aksi tetap dapat   tercapai. Seorang negosiator perlu memiliki kemampuan diplomasi.

8. Asisten teritorial atau dinamisator lapangan, tugasnya adalah mengantisipasi terjadinya aksi anarkis akibat terpancingnya emosi massa aksi. Perangkat ini disebut juga sebagai keamanan atau sweaper. Selain mengantisipasi terjadinya aksi anarkis massa, keamanan juga bertugas untuk mencegah adanya penyusupan oleh pihak luar yang memiliki tujuan memprovokasi dan memperkeruh suasana. Asisten teritorial dapat mengagitasi massa dengan nyanyian yel-yel atau lagu perjuangan agar massa tetap semangat.

9. Advokasi, apabila terjadi benturan antara massa aksi dengan aparat keamanan dan ada aktivis aksi yang tertangkap, maka tugas advokasi ini adalah membela dan memberikan perlindungan hukum kepada aktivis aksi tersebut.

10. Dokumentasi, perangkat ini bertugas untuk mengabadikan segala kegiatan aksi yang berlangsung, biasanya dalam bentuk gambar atau dalam bentuk tulisan kronologi.

Selain sepuluh perangkat aksi diatas, masih ada beberapa perangkat aksi lainnya yang tidak kalah penting tugasnya. Tujuan diberikannya tugas masing-masing seperti itu agar para perangkat aksi dapat bekerja sesuai kemampuannya. Ketika melakukan manajemen aksi tentunya dibutuhkan kolaborasi, maka seluruh perangkat aksi yang sudah memiliki tugas masing-masing akan berkolaborasi untuk menjalankan aksi agar tercapainya tujuan bersama. Dengan berkolaborasi ini tentunya akan memudahkan dan membuat waktu mereka lebih optimal. Selain itu, dengan berkolaborasi yang baik mereka dapat saling mendukung dan melengkapi kekurangan satu sama lain. Dalam melakukan aksi, apabila para massa aksi bersatu maka akan membentuk suatu kekuatan yang lebih besar. Mereka dapat mengorganisir aksi secara lebih efektif serta meningkatkan peluang dan dampak perubahan yang hendak mereka capai. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaan aksi bisa membuat para mahasiswa belajar satu sama lain, mahasiswa dapat memperluas wawasan, melatih kerjasama, dan melatih jiwa kepemimpinan yang ada pada diri mereka. Lalu, mahasiswa juga akan belajar meningkatkan kemampuan advokasi, negosisasi, dan komunikasi yang baik. Dengan begitu mahasiswa akan dapat menyuarakan pendapat dan membuat perubahan, serta memengaruhi kebijakan pemerintahan ke arah yang lebih baik.

Bagaimana caranya melakukan kolaborasi? Tentunya mahasiswa harus bisa keluar dari zona nyaman dan berani untuk mengambil tantangan karena dengan begitu mahasiswa bisa meningkatkan kemampuan yang dimiliki. Lalu, seorang mahasiswa juga harus dapat berkomunikasi dengan baik agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Tidak lupa mahsiswa juga harus turut serta dan berpartisipasi aktif dalam manajemen aksi ini, tidak perlu berorasi atau beradvokasi apabila memang tidak bisa, mahasiswa bisa ikut serta sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Misalnya, seorang yang suka fotografi, bisa mengikuti aksi dan menjadi perangkat aksi yang bertugas untuk mendokumentasikan segala bentuk kegiatan selama aksi berlangsung. 

Selain kemampuan untuk bekerja sama dan berkolaborasi, ada hal yang tidak kalah penting, yaitu sikap positif. Dengan sikap positif ini mahasiswa dapat meningkatkan motivasi juga mempertahankan semangat dalam menghadapi segala bentuk rintangan. Seringkali mahasiswa mendapatkan tekanan dari berbagai masalah, misalnya saja dari akademik dan non akademik, mulai dari ketidakmampuan mengorganisir waktu belajar, membagi waktu antara mengerjakan tugas kuliah dan mengikuti organisasi, serta masalah lainnya. Mahasiswa akan belajar untuk tetap menghadapi segala rintangan tersebut dan tidak menyerah begitu saja. Mereka akan tetap tenang mempertahankan sikap positif dan mencari cara yang seharusnya dilakukan tanpa gegabah. Di dalam lingkungan yang sangat kompetitif dan penuh tekanan ini, sikap positif membantu mahasiswa menghadapi hambatan dengan ketenangan dan optimisme. Lalu, sikap positif juga dapat membuat lingkungan di sekitar menjadi lebih harmonis dan mendukung perkembangan pribadi serta akademik mahasiswa. Ketika mahasiswa menghadapi tantangan, sikap positif mereka dapat memotivasi orang lain di sekitar mereka. Ini menciptakan iklim yang kondusif untuk belajar dan bekerja sama, di mana semua pihak merasa di dukung dan termotivasi untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam manajemen aksi, sikap positif ini diperlukan untuk menghindari segala bentuk kericuhan yang diakibatkan oleh aksi anarkis. Aksi yang anarkis ini dapat menimbulkan ancaman untuk semua massa aksi, aparat keamanan, bahkan masyarakat sekitar. Apabila mahasiswa melakukan aksi dengan sikap yang positif dan tidak menimbulkan kericuhan pada saat aksi, maka akan menarik simpati dan dukungan masyarakat untuk aksi mereka. Seperti yang kita tahu, apabila aksi  dilakukan dengan anarkis maka masyarakat pun menjadi tidak respect dan malah menentang aksi tersebut karena tentu saja meresahkan mereka. Dalam manajemen aksi, dukungan dari masyarakat sangat penting. Mahasiswa harus membangun hubungan baik dengan masyarakat, dengan begitu mahasiswa akan mendapatkan dukungan penuh. Mahasiswa bisa mempengaruhi opini publik sehingga terciptanya perubahan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. 

Manajemen aksi yang kolaboratif dan positif bagi mahasiswa berguna untuk mengatur energi mereka agar lebih efektif. Mereka akan lebih dapat mengelola segala hal dan fokus pada tugas-tugas yang paling penting serta mendesak, mahasiswa dapat membagi pekerjaan dengan adil dan bijaksana kepada anggota kelompok. Dengan menerapkan kolaborasi dan sikap positif, mereka dapat menjaga produktivitas mereka dan menghindari kelelahan yang berlebihan saat sedang mengerjakan suatu hal. Manajemen aksi yang kolaboratif dan positif membuat mahasiswa dapat mengelola sumber daya mereka dengan bijak. Mahasiswa dapat memanfaatkan fasilitas universitas dengan baik seperti perpustakaan, dan teknologi yang tersedia untuk membantu dalam mencapai tujuan akademik maupun non akadenik. Selain itu, dengan berkolaborasi antar mahasiswa, mereka dapat membagi pengetahuan, pengalaman, serta keahlian yang berbeda sehingga wawasan mereka pun menjadi lebih luas untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.  

Jika ditarik pada jangkauan yang lebih luas, Manajemen aksi tidak hanya berfokus pada bagaimana aksi mahasiswa untuk menyuarakan pendapatnya dan juga suara dari rakyat, tetapi juga bagaimana kaitannya dengan pengabdian pada masyarakat. Seperti halnya, ketika ada suasana bencana alam yang melanda suatu daerah di Indonesia, sekelompok mahasiswa dengan cepat merespons dan memanfaatkan manajemen aksi yang kolaboratif dan positif untuk membantu masyarakat yang mengalami dampak. Mereka mendirikan posko pengungsian, mengatur distribusi bantuan, dan bekerja sama dengan organisasi lokal untuk memberikan dukungan yang diperlukan. Dengan berkolaborasi, mereka dapat memaksimalkan sumber daya yang ada, menyediakan pelayanan yang efektif, dan memberikan harapan bagi mereka yang terkena dampak. Melalui manajemen aksi yang kolaboratif dan positif, mahasiswa dapat membuktikan  pentingnya kerjasama dalam menghadapi situasi darurat dan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun