Mohon tunggu...
Rimayanti Z
Rimayanti Z Mohon Tunggu... widyaiswara - Praktisi Pendidikan

Pengajar walau bukan guru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tahun Ajaran Baru Kali Ini Bukan Awal Mulai Sekolah

8 Juni 2020   15:08 Diperbarui: 8 Juni 2020   15:13 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akibatnya jenjang yang sama khusus pada tahun pelajaran tersebut dijalani oleh siswa selama tiga semester. Alasan yang diusung oleh Daud Yoesuf pada saat itu adalah penyelesaran waktu libur panjang siswa dan penyelarasan tahun anggaran. Jadwal libur panjang siswa yang biasanya berlangsung pada bulan Desember setiap tahunnya dianggap tidak efektif. Mengingat bulan Desember adalah musim penghujan di Indonesia. 

Akibatnya siswa tidak akan bisa memanfaatkan waktu libur dengan maksimal. Dari sisi perencanaan anggaran, tahun pelajaran yang berlangsung sama dengan tahun anggaran membuat perencanaan anggaran untuk setiap sekolah menjadi tidak maksimal. Sehingga dikhawatirkan program sekolah tidak dapat berjalan secara optimal.

Dengan semua kontroversi pada saat itu, Daud Yoesuf tetap bersikukuh melaksanaan penundaan tahun ajaran baru. Sehingga awal tahun ajaran bergeser menjadi bulan Juli sampai saat ini.

Berkaca dari hal tersebut, maka tidak ada salahnya kebijakan yang sama diterapkan pada saat ini. Pertimbangannya tentu maksimalnya daya serap pembelajaran oleh siswa. Kelulusan siswa pada waktu yang seharusnya tentulah menjadi prioritas semua kalangan pendidikan. Namun jika hal tersebut mengabaikan kulitas dari lulusan juga tidak elok.

Tanpa bermaksud mengabaikan hasil belajar dari proses pembelajaran dari rumah selama pandemi covid ini. Pembelajaran jarak jauh terbukti cukup efektif. Sebagaimana yang telah dilakukan Universitas Terbukan (UT) selama bertahun-tahun.  Tetapi dalam hal itu sasarannya adalah mahasiswa yang sudah relatif dewasa. 

Disamping itu hal tersebut  dilakukan dalam proses yang terstandar. Menggunakan bahan ajar dalam bentuk modul-modul yang terstandar. Dengan dosen pengampu yang telah dilatihkan untuk menggunakan pola pembelajaran jarak jauh.

Berbeda dengan apa yang terjadi saat ini. Serangan wabah yang tiba-tiba membuat semua pihak tidak cukup siap  dalam melakukan pembelajaran jarak jauh secara maksimal. Belum lagi keterbatasan sumberdaya yang ada. Baik dari sisi sarana dan prasarana, maupun dari sisi sumber daya manusia. Belum mendukung proses pembelajaran jarak jauh secara maksimal.

Apa yang dilakukan oleh pihak penyelenggara pendidikan adalah melaksanakan pembelajaran sebisa yang dapat dilakukan. Berdasarkan ketersediaan dukungan pada sekolah masing-masing.  Dengan kondisi seperti ini sulit sekali berharap pembelajaran dapat berlangsung secara maksimal.

Karena itu menunda tahun pelajaran sampai akhir tahun ini dirasa dapat mengkoreksi kekurangan tersebut. Dengan regulasi yang relatif lebih lengkap untuk pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, pada awal bula Juli nanti. 

Dengan demikian penambahan tahun pelajaran sampai Desember akan dapat melengkapi kekurangan-kekurangan materi pembelajaran selama periode Maret sampai Mei yang lalu.

Tentu saja konsekwensinya akan ada penambahan biaya akibat adanya penambahan waktu pelaksanaan ini. Akan tetapi mengingat hasil yang akan diperoleh melalui investasi pendidikan ini, rasanya kita tidak perlulah terlalu bersitegang soal pembiayaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun