Aku tersenyum sendiri mengingat itu. Ngabuburit ala anak kampung. Kreatifitas yang lahir dari keterbatasan yang ada. Hal yang sama sekarang ter terjadi. Situasi serba terbatas. Namun bukan berarti kita tidak bisa menghabiskan waktu menjelang berbuka dengan hal yang positif.Â
Membaca misalnya. Menunggu waktu berbuka dengan membaca buku yang disukai merupakan salah satu alternatif. Buku apa saja yang disukai. Lebih baik lagi jika itu adalah buku-buku agama.Â
Buatlah suasananya dan caranya berbeda. Setiap anggota keluarga harus menceritakan bacaan yang dibacanya kepada anggota keluarga lainnya.Â
Dari sini akan terjadi  diskusi sesama keluarga. Saling bercerita. Bukankah selama ini kebersamaan menjadi hal yang relatif mahal untuk kita? Pastikan tidak ada perdebatan dalam yang tidak penting ketika berdiskusi. Karena intinya kita bukan mencari pembenaran tetapi kebenaran.
Jika ingin sesuatu yang lebih berbeda lagi, anggota keluarga dapat menceritakan isi bacaanya melalaui tulisan, atau melalui peta konsep. Karena bercerita bisa menggunakan media apa saja.
Jika termasuk keluarga yang suka mencoba aneka masakan, ini juga merupakan alternatif untuk menunggu waktu waktu berbuka. Tidak mesti menjual makanan di bulan Ramadhan ini kan.Â
Akan tetapi situasi yang serba terbatas seperti saat ini membuat banyak keluarga harus memasak sendiri makanan  untuk berbuka dan sahur. Karena itu resep masakan pastilah sesuatu yang diburu. Kita dapat menuliskan setiap resep masakan kita hari itu dan mengunggahnya. Siapa tahu ada yang tertarik untuk mencobanya. Berbagi sambil beramal juga kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H