Meskipun belum ada tanggal pasti untuk peluncuran mata uang BRICS ini, para pemimpin negara anggota telah memperkirakan bahwa peluncuran mata uang bersama ini dapat terjadi pada akhir tahun 2024 atau awal 2025. Rencananya, mereka akan meluncurkan mata uang ini secara bertahap, dimulai dari perdagangan antarnegara BRICS terlebih dahulu sebelum memperluas penggunaannya ke pasar global.
BRICS juga sedang membangun infrastruktur keuangan yang mendukung mata uang baru ini, termasuk bank cadangan bersama yang akan menangani transaksi lintas batas. Setelah tahap awal, mereka berharap dapat menarik lebih banyak negara berkembang untuk bergabung dalam sistem ini, sehingga memperluas jangkauan mata uang BRICS ke negara-negara non-anggota.
4. Apa Tantangannya?
Peluncuran mata uang baru ini tentu saja tidak mudah dan penuh dengan tantangan. Beberapa tantangan utama yang dihadapi BRICS antara lain:
- Penerimaan Pasar: Mata uang BRICS perlu diterima secara luas oleh negara-negara di luar anggota BRICS agar dapat berfungsi efektif sebagai alternatif dolar.
- Perbedaan Kebijakan Ekonomi: Negara-negara anggota BRICS memiliki kebijakan ekonomi yang beragam, sehingga akan ada banyak penyesuaian dalam penyusunan kebijakan moneter bersama.
- Kepercayaan Publik: Karena ini adalah mata uang baru, BRICS harus membangun kepercayaan publik dan lembaga keuangan global terhadap stabilitas dan kekuatan mata uang tersebut.
5. Bagaimana Harga di Indonesia Akan Terpengaruh?
Dalam jangka pendek, dampak terhadap harga di Indonesia mungkin tidak langsung terasa. Namun, jika mata uang BRICS diterima secara global, beberapa perubahan harga dapat terjadi, antara lain:
- Harga Bahan Bakar: Dengan mata uang BRICS, Indonesia mungkin bisa mendapatkan harga bahan bakar yang lebih stabil, terutama jika transaksi energi tidak lagi bergantung pada dolar AS. Ini bisa membantu menekan inflasi di sektor energi.
- Barang Impor: Harga barang impor dari negara-negara BRICS, seperti elektronik, mesin, dan kendaraan, bisa menjadi lebih kompetitif karena adanya mata uang baru yang mengurangi biaya konversi mata uang.
- Produk Ekspor: Untuk sektor ekspor Indonesia, terutama dalam minyak kelapa sawit, batubara, dan komoditas lain yang diekspor ke negara-negara BRICS, harga jual bisa lebih stabil jika transaksi dilakukan dalam mata uang BRICS, mengurangi volatilitas nilai tukar.
6. Antisipasi Pemerintah Indonesia
Pemerintah Indonesia diperkirakan akan memantau perkembangan peluncuran mata uang BRICS ini dengan seksama. Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan kemungkinan akan melakukan kajian dampak serta menyiapkan langkah-langkah untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia jika mata uang ini benar-benar diluncurkan.
Untuk menghadapi perubahan global ini, pemerintah mungkin akan mendorong kerja sama lebih erat dengan negara-negara BRICS serta memanfaatkan peluang yang muncul, seperti perdagangan langsung dengan mata uang BRICS dan peningkatan ekspor.
Resource:Â https://www.cvcgives.org
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H