Mohon tunggu...
Rima Ansor
Rima Ansor Mohon Tunggu... -

berbagi dalam bait-bait aksara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dalam Tabir

16 Agustus 2012   06:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:41 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Inikah tabir itu

Tabir yang menggemakan bisu

Membuatku layaknya batu

Yang tergugu kaku

Diantara jalan sunyi melenggang

Beserta bebatuan terpanggang

Aku meregang

Di balik gagang

Bukan ini tabir yang kucari

Tabir ini hanya layak untuk dimaki

Dalam samar

Tabir lain tergambar

Dia diam dalam rusuk

Selalu ada seperti merasuk

Mengulum asma yang tertahan

Tertatih dalam zaman

Selalu kuelakan

Padahal jiwa butuh tak terbantahkan

Sampai aku sadar

Gelaran sya'ban kini diujung perbatasan

Saat itulah Kau turunkan bulan ini

Untuk sucikan segenap hati

Mnegajukan pilihan

Menghilir pada nafsu

Atau melipir pada syahdu

Kuputuskan menunggunya di bibir subuh

Merangkai niat menjaga tubuh

Untuk tak luruh

Dari senarai yang susup tertelungkup

Dari karatnya gigir waktu

Irama lapar dan dahaga tak diperdengarkan

Lantunan ayat dilagukan

Tapak berjejak lumpur

mengabur

Menghambur

Tak lagi sibuk

Mencari kabut untuk dipeluk

Tak lagi sesal

Mencari kasut untuk dijejal

Merangkai ayat

Tuk lunturkan sekat

Sekat yang membuat

Dunia tak terasa silau

Akhiratlah yang berkilau

Dalam tabir

Membumbung harap

Tuk mendengar takbir


(160812)Rhym

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun