Sekian lama aku menunggu mekarnya mawar merah itu
Sekian lama pula yang ada dalam bayangankuÂ
Aku yang akan memetiknya dan membawanya bersamaku
Suatu saat nanti, dan sungguh ku yakin itu,Â
Wangi mawar akan memenuhi istana kecilku
Â
Tapi lihatlah, takdir yang ku terima
Sungguh menggelapkan mataku
Di mana mawar itu?Â
Mata ini bahkan tak bisa lagi melukiskan
Betapa eloknya warna merah itu
Di mataku, hanya ada hitam yang menyuramkan
Sungguh menyuramkanÂ
Sampai-sampai tak sanggup mata ini melukiskannya
Â
Saat ini, hanya tertunduk dan tertundukÂ
Aku takut akan apa yg ada di hadapanku
Aku merasa mata ini tak sanggup lagi melukis Â
Aku hanya berharap, warna yang telah redup di mataku
Memancar kembali suatu pagi nantiÂ
Dan akan ku lukis senyum di bibirku
Di hadapan dunia
Â
Akan ku bawa anggrek ke dalam istana kecillku,Â
Di hari bahagiaku yang tak akan pernah lagi
Tersentuh oleh janji-janjimu yang penuh ilusiÂ
Apalah arti sebuah janji jika hanya untuk dihianti
Apalah arti sebuah hati jika hanya untuk disakiti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H