Mohon tunggu...
Rima Gusriana Harahap
Rima Gusriana Harahap Mohon Tunggu... -

I LIKE WORD VERY MUCH

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penyembah(an)

28 September 2012   10:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:32 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senarai kabut bersama embun pertama Membuat pengakuan agama yang menyesakkan dada Meremas dan menggenggam bagian yang gelinjang Berkilau, pada wajah seindah bulan terbit petang  Bersama embun pertama Corong takmir masjid semakin membahana Sementara pengakuan agama masih memberatkan mata Meludah, melukai perasaan yang sama  Memendar dalam cermin Memperbanyak pantulan lilin Yang sesungguhnya tiada Namun menipu bahagia banyak mata  Perang sendiri Sang ulama menyepi Mengabaikan corong takmir yang telah berhenti bunyi Kembali bercermin Mencari banyak pantulan lilin Meniup gulita, kendati sia sia Karena ulama rupanya tak nyata, sama seperti pendarnya  Gulita, dalam perang sendiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun