Mohon tunggu...
Rima Gravianty Baskoro
Rima Gravianty Baskoro Mohon Tunggu... Pengacara - Trusted Listed Lawyer in Foreign Embassies || Policy Analyst and Researcher || Master of Public Policy - Monash University || Bachelor of Law - Diponegoro University ||

Associate of Chartered Institute of Arbitrators. || Vice Chairman of PERADI Young Lawyers Committee. || Officer of International Affairs Division of PERADI National Board Commission. || Co-founder of Toma Maritime Center.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pengaruh Kebijakan PPKM bagi Sektor Pariwisata Maritim di Maluku

4 September 2021   16:42 Diperbarui: 4 September 2021   18:37 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Namun demikian, regulasi PPKM tetap saja membuat berkurangnya kunjungan wisatawan dan pada akhirnya berdampak pada ekonomi masyarakat di sekitar daerah wisata. 

Sebagai contoh, tingkat hunian kamar hotel pada bulan Februari 2021 yang sebelumnya sebesar 38,16 (tiga puluh delapan koma enam belas) persen mengalami penurunan drastis pada April 2021 menjadi tinggal 4,4 (empat koma empat) persen. Hal ini diperparah dengan pembatasan penerbangan dan transportasi laut. 

Akibat terus menurunnya jumlah wistawan di Maluku sejak 2020 karena pandemic covid-19, salah satu komunitas pariwisata ternama di Maluku bahkan harus menghentikan program perjalanannya di pulau Kei. 

Dengan dihentikannya trip pariwisata oleh beberapa penggerak atau komunitas pariwisata tersebut, berimbas pula pada pemasukan perhotelan dan transportasi sebagai sektor pendukung pariwisata di Maluku. 

Selain itu, para pembeli rujak yang menjadi ciri khas pantai Natsepa pun mengalami penurunan drastis hingga lebih dari 50% (lima puluh persen). Bahkan di tahun 2020 yang biasanya pedagang bisa memperoleh pendapatan hingga Rp. 500.000 di akhir pekan, maka selama masa pandemic covid-19 ini pedagang mampu mengumpulkan tidak lebih dari Rp. 200.000.

Merujuk pada kondisi di atas, sudah saatnya Pemerintah Daerah setempat membantu sektor pariwisata dengan menyediakan fasilitas kesehatan, alat kesehatan dan tenaga kesehatan yang mumpuni dan cukup. Hal ini akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi para turis sehingga tidak ragu untuk berwisata ke Maluku. 

Wisatawan akan merasa kesehatannya dijamin oleh pemerintah setempat. Strategi lain yang patut dipertimbangkan adalah memanfaatkan teknologi dan menghadirkan wisata virtual daerah Maluku. Virtual tourism adalah konsep baru dan alternatif untuk berlibur ditengah pandemi agar dapat menjelajah berbagai destinasi wisata. 

Dengan mengadopsi ilmu pengetahuan teknologi dan membuat aplikasi Virtual tourism para pelaku usaha dapat menggunakan virtual tourism sebagai wadah publikasi dan promosi untuk meningkatkan pendapatan. Wisatawan dapat menikmati berwisata di rumah saja dengan fasilitas ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun