Mohon tunggu...
Kharimatus116
Kharimatus116 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/ Mahasiswa

Suka kucing 🐱

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kekuasaan dalam Keluarga, Dinasti Joko Widodo

9 Oktober 2024   02:42 Diperbarui: 9 Oktober 2024   02:42 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat dari faktor-faktor diatas yang paling signifikan dengan tema yang saya ambil yaitu faktor nomor 3. Terdapat persepsi negatif bahwa pencalonannya mencerminkan upaya melanjutkan kekuasaan politik keluarga atau dinasti keluarga, yang dapat memicu ketidakpuasan dikalangan pemilih dan itu menyebabkan citranya buruk dimata publik.

Di beberapa negara memang dinasti politik tidak dilarang. Tapi, ia merusak demokrasi karena menodai fairness dalam system pemilihan. Sebagai pemimpin dan penguasa, Jokowi bisa memobilitasi aparatur dan alat negara serta sumber dana untuk menenangkan calo presidenn yang ia dukung. Apalagi dalam lingkup negara Indonesia yang merupakan negara republik.

Usai Gibran maju pada pilpres 2024 adiknya kaesang akan maju pada pilkada 2024 yang semakin mempekuat bahwa presiden Jokowi melakukan politik dinasti. Bahkan, sejumah pakar dan pengamat politik bersuara dan menyebut bahwa politik Jokowi tidak wajar dan tidak beretika

Dari kasus Gibran tersebut, sekarang kita akan beralih pada adik bungsu Gibran dan putra bungsu dari Presiden Jokowi Dodo yakni Kaesang pangarep, seringkali Kaesang dikaitkan dengan isu dinasti politik dan kekuasaan keluarga. Pertama yaitu Kaesang mulai terjun ke dunia politik dengan mencalonkan diri sebagai walikota karena dianggap usianya sudah cukup untuk maju ke pilkada yang juga disampaikan oleh grace (Wakil Ketua Dewan Pembina PSI). Meskipun itu sudah disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan PSI rakyat masih khawatir tentang munculnya dinasti politik, dimana kekuasaan keluarga terus berlanjut. Banyak orang merasa bahwa pencalonan kaesang lebih terkait dengan status keluarganya.

Tidak hanya Kaesang dan Gibran. Menantu Jokowi pun mencalonkan diri sebagai gubernur sumatera utara dan Erina Gudono yang juga digadang gadang maju pada pemilihan bupati di sleman. 

Melihat kasus-kasus sanak Jokowi. Reaksi yang diberian publik terhadap dinasti politik yang dibangun oleeh Jokowi mencerminkan kompleksitas dinamika politik di Indonesia. Sementara Sebagian masyarakat memberiksan dukungan penuh terhadap keterlibatan Giran dan kaesang. Dan ada pula yang mengkhawatikan implikasi jangka Panjang dari nepotisme dan kualitas demokrasi. 

Masyarakat yang tidak terima dengan dinasti yang dibangun oleh presiden Jokowi dodo melakukan aksi demo besar-besaran baik dari kalangan organisasi-oraganisai besar sampai yang terkecil. Terutama dari kalangan mahasiswa. Tidak sedikit dari kalangan mahasiswa yang juga melakukan aksi demo tentang dinasti ini. Dan demo juga dilakukan di berbagai kota dan pusatnya yaitu di Gedung MK Jakarta. Dan aksi yang dilakukan juga melibatkan dosen, pelajar dan juga aktivis. 

Dalam aksi demo yang dilakukan oleh rakyat Indonesia memiliki tiga makna (sesuai yang saya temukan dalam jurnal jurnal yang membahas tentang dinasti politik Jokowi dodo)

1.Rule of law versus dinasti Jokowi

2.Kritik terhadap elite politik dan partai-partai

3.Peringatan terhadap penyalahgunaan kekuasaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun