Memperhatikan besarnya cadangan berbagai macam sumber energi di Kalimantan, baik yang tak terbarukan (fosil) maupun terbarukan, segi "energy availability" tidaklah akan menjadi persoalan besar bagi ibukota baru di Kalimantan tersebut. Namun demikian penyediaan energi di Kalimantan nantinya (yang permintaannya banyak dibangkitkan karena keberadaan IKN) perlu mempertimbangkan banyak hal lainnya. Mutu (keandalan) dari sistem penyediaan energi di Kalimantan juga dituntut untuk semakin baik (untuk memenuhi standar sebuah IKN), yang berarti pula peningkatan kebutuhan energi. Konektivitas energi antar provinsi, bahkan intra provinsi di Kalimantan juga dituntut untuk semakin diperluas/diperbaiki, bahkan mungkin akan dikembangkan setara atau lebih baik daripada yang telah dibangun selama ini untuk melayani pasar di luar Kalimantan.
Sesuai dengan visi Superhub Ekonomi IKN akan diwujudkan melalui pengembangan 6 klaster ekonomi. Pengembangan keenam klaster tersebut didasarkan pada peningkatan daya saing sektor-sektor yang sudah berkembang di Kalimantan Timur serta introduksi sektor-sektor maju yang berorientasi teknologi tinggi dan berkelanjutan yang akan berfungsi sebagai penggerak utama perekonomian. Adapun berdasarkan rencana induk IKN terdapat 6 klaster berupa :
- Klaster Industri Teknologi Bersih dengan misi menyediakan produk yang mendukung mobilitas dan utilitas yang ramah lingkungan. Pengembangan sektor ini difokuskan pada industri teknologi bersih untuk mobilitas dan utilitas yang lebih ramah lingkungan, yaitu perakitan panel surya dan kendaraan listrik roda dua.
- Klaster Farmasl Terlntegrasi dengan misi mengembangkan pusat manufaktur farmasi dengan biaya efisien dan terbaik di kelasnya untuk ketahanan dan keamanan kesehatan yang lebih baik. Pengembangannya difokuskan pada produksi bahan aktif obat-obatan (API) generik, biosimilar, dan biologics guna memenuhi peningkatan kebutuhan domestik dan memperkuat ketahanan nasional terhadap krisis kesehatan.
- Klaster Industri Pertanian Berkelanjutan dengan misi mengembangkan pusat produksi dan inovasi pangan berbasis nabati yang berkelanjutan dan tanggap menghadapi tren kesehatan/kebugaran masa depan. Pengembangannya berfokus pada protein nabati, herbal dan nutrisi, serta produk ekstrak tumbuhan.
- Klaster Ekowisata inklusif dengan misi mengembangkan destinasi ekowisata kelas dunia berbasis aset ekowisata dan pariwisata kebugaran dengan identitas global khas Kalimantan Timur. Pengembangan ekowisata juga akan ditunjang oleh pariwisata kota, meetings, incentiues, conferencing, exhibitions (MICE), serta wisata kesehatan dan kebugaran.
- Klaster Kimia dan Produk Turunan Kimia dengan misi membangun pusat pengembangan bahan kimia dan produk turunan kimia bagi sektor yang berpotensi memiliki permintaan tinggi serta membuka lapangan kerja dengan memanfaatkan sumber daya alam di Kalimantan Timur. Pengembangannya berfokus oleokimia yang didukung menengah hingga tinggi. pada pengembangan industri petrokimia dan penyediaan tenaga kerja berketerampilan
- Klaster Energi Rendah Karbon dengan misi mentransformasi industri energi yang sudah ada di Kalimantan Timur dengan mengembangkan produksi energi rendah karbon sebagai sumber energi pada masa depan, seperti biofuel, bahan bakar sintetis, dan gasifikasi batu bara.
Analisis SWOT terhadap Pemindahan IKN ke Provinsi Kalimantan Timur
A. Strengths (Kekuatan)
- Krisis Ketersedian Air di Pulau Jawa Berdasarkan penelitian LIPI tahun 2019, Pulau Jawa diprediksi akan mengalami peningkatan defisit air hingga tahun 2070. Faktor terbesar penyebab krisis air di Jawa adalah perubahan iklim. Hal ini akan memengaruhi neraca air yang akan berpengaruh signifikan terhadap ketersediaan air yang kebutuhannya semakin meningkat karena pertumbuhan penduduk dan perubahan tata guna lahan.
- Menurut Chairunnisa et al (2021) Rata-rata jumlah penduduk di Pulau Jawa pada tahun 1991 sampai dengan 2020 yaitu sebanyak 132.12 juta jiwa, dengan kebutuhan air domestik sebesar 9.64 miliar m3 . Seiring berjalannya waktu, jumlah penduduk dan kebutuhan air domestik pada setiap wilayah mengalami peningkatan. Tahun 2021 sampai dengan 2050 Pulau Jawa memiliki rata-rata jumlah penduduk sebanyak 193.82 juta jiwa, dengan kebutuhan air domestik sebesar 14.15 miliar m3 . Perubahan terbesar indeks kekritisan air terjadi di Provinsi DKI Jakarta, yang mengalami kenaikan sebesar 52.03% yang menyebabkan status daerah tersebut berada pada kondisi sangat kritis pada tahun 2021-2050.
- Pertumbuhan Urbanisasi dan Jumlah Penduduk yang berdampak pada tingkat kemacetan dan kualitas udara tidak sehat. Tingginya jumlah penduduk yang menempati Pulau Jawa memberikan beban yang sangat berat yang akan berimplikasi terhadap berbagai permasalahan, diantaranya kemacetan lalu lintas dan buruknya kualitas udara. Berdasarkan kajian World Bank kemacetan di Jakarta telah menimbulkan kerugian ekonomi sebesar Rp. 65 triliun/tahun. Jakarta juga sebagai salah satu kota yang memiliki tingkat kemacetan tinggi dengan peringkat 17 dari 24 kota di Asia (ADB, 2019). Konsekuensi dari kemacetan tinggi salah satunya menyebabkan polusi udara, Jakarta pernah tercatat memiliki Air Quality Index (AQI) sebesar 123 yang membawa Jakarta pada peringkat 9 untuk kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
- Penurunan Daya Dukung Lingkungan Jakarta, Ancaman bahaya Tanah Turun dan Banjir di Jakarta. Secara umum, pemanfaatan dan penggunaan lahan di perkotaan seringkali mengabaikan perencanaan ruang dan tata bangunan yang telah disiapkan. Akibatnya terjadi ketidakteraturan fungsi, estetika, sirkulasi dan pergerakan transportasi yang tidak lancar, juga intensitas ruang yang tidak seimbang yang berimplikasi terhadap penurunan kualitas lingkungan. Sekitar 50% wilayah Jakarta memiliki tingkat keamanan banjir di bawah 10 tahunan (ideal kota besar minimum 50 tahunan).
- Ketersediaan Infrastruktur eksisting dan akses IKN yang dekat dengan kota-kota yang sudah berkembang. Infrastruktur yang cukup lengkap dan Aksesibilitas lokasi dekat dengan dua kota besar: Balikpapan dan Samarinda serta telah dilengkapi dengan Infrastruktur utama seperti jalan tol Balikpapan-Samarinda dan trans Kalimantan, Bandara SAMS Sepinggan di Balikpapan dan Bandara APT Pranoto di Samarinda, Pelabuhan Terminal Peti Kemas Kariangau, Balikpapan dan Pelabuhan Semayang, Samarinda.
- Kepadatan Penduduk di Pulau Jawa Sekitar 57% penduduk Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa, yaitu sebanyak 150,18 juta jiwa.
- Dominasi Pertumbuhan Ekonomi di Pulau Jawa Kontribusi ekonomi Pulau Jawa sebanyak 59% terhadap Perumbuhan Domestik Bruto (PDB) Nasional.
B. Weaknesses (Kelemahan)
- Alokasi anggaran yang sangat besar untuk pembangunan IKN Pendanaan untuk pembangunan IKN di Kab. Penajam Paser Utara dan Kab. Kutai Kartanegara yang diperkirakan sebanyak 466, 98 Triliun dengan komposisi APBN : 91,29 T, KPBU : 252,46 T, dan Badan Usaha : 123,23 T. Dari aspek pembiayaan, walaupun pemerintah sudah menyatakan hanya 19,2% dari total kebutuhan anggaran Rp.446 triliun ditanggung oleh APBN, namun terdapat risiko penambahan beban anggaran negara apabila terjadi kegagalan pembangunan yang dilakukan oleh pihak swasta (Silalahi, 2019).
- Menurunnya belanja dan konsumsi rumah tangga di DKI Jakarta Dengan adanya pemindahan IKN ke Provinsi Kalimantan Timur diperkirakan ikut memindahkan sebanyak 1,5 juta orang yang terdiri dari ASN, TNI, POLRI, Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif, dan pelaku ekonomi. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya tingkat konsumsi rumah tangga yang akan berpengaruh terhadap turunnya permintaan barang dan jasa di Jakarta dan akhirnya dapat berdampak terhadap PDRB DKI Jakarta.
C. Opportunities (Peluang)
- Memberikan peluang investasi baru di Kaltim Bappenas dalam kajiannya tahun 2019 menyatakan bahwa pemindahan IKN akan mendorong investasi sektor riil di Kaltim sebesar 47,7% yang akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah Kaltim.
- Potensi peningkatan kesempatan kerja Dengan adanya pertumbuhan aktivitas ekonomi di IKN maka terdapat potensi kenaikan kesempatan kerja sebesar 10,5% di Pulau Kalimantan dan peningkatan kesempatan kerja sebanyak 1% secara nasional (Bappenas, 2019). Pemindahan IKN menyebabkan perekonomian terdiversifikasi ke arah sektor investasi padat karya sehingga dapat lebih menyerap jumlah tenaga kerja.
- Diversifikasi dan penciptaan sektor ekonomi baru Dengan adanya 2 (dua) kota pendukung IKN dan terdapatnya sumber daya alam potensial yang terkandung di dalamnya akan menciptakan diversifikasi ekonomi di masing-masing wilayah sesuai komoditas unggulan / industri andalannya. Seperti halnya Samarinda akan menjadi mercusuar untuk penambangan batubara berkelanjutan dan basis manufaktur baru untuk energi terbarukan sementara Balikpapan akan dipusatkan menjadi hilirisasi industri pengolahan minyak dan gas menjadi petrokimia. Dengan adanya pusat-pusat ekonomi baru berpotensi untuk kenaikan pendapatan negara.
- Potensi perdagangan antar wilayah Pemindahan ibu kota juga akan mendorong perdagangan antar wilayah di Indonesia, lebih dari 50% wilayah Indonesia akan merasakan peningkatan arus perdagangan jika IKN dipindah ke Provinsi yang memiliki konektivitas dengan provinsi lain yang lebih baik.
- IKN dirancang dengan sistem smart transportation IKN Nusantara akan didukung dengan smart transportation yakni sistem transportasi kota yang dirancang berbasis integrasi pengembangan transportasi publik, sepeda, dan pedestrian dengan menerapkan Integrated Information System, Intelligent Transport System, dan Innovative Public Transportation Network serta mempromosikan kendaraan hemat bahan bakar dan ramah lingkungan (electric car).
- Pemanfaatan energi baru terbarukan IKN Nusantara akan menggunakan Smart Grid Technology memanfaatkan matahari sebagai sumber listrik, menggantikan listrik yang bersumber dari batu bara sehingga mengurangi jumlah karbondioksida serta mampu mengontrol distribusi energi listrik ketika sedang jam puncak dengan distribusi listrik menggunakan jaringan kabel bawah tanah.
D. Threats (Ancaman)
- Ancaman geostrategis dari sisi darat, laut dan udara Dari sisi darat, lokasi IKN berdekatan dengan perbatasan darat ke Malaysia sepanjang 2.062 km sehingga dapat menjadi ancaman pertahanan dan gangguan keamanan. Dari sisi udara, lokasi IKN juga berhimpitan dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II dan choke point atau titik sempit dunia. Dari sisi udara, lokasi IKN mendekati Flight Information Region (FIR) milik Negara Singapura, Malaysia dan Filipina.
- Potensi penambahan utang luar negeri dan defisit anggaran Pendanaan IKN yang menggunakan skema APBN perlu perencanaan anggaran yang matang mengingat posisi utang luar negeri Indonesia pada triwulan IV tahun 2021 sebesar 415,1 miliar (Bank Indonesia, 2022). Disamping itu, Pemerintah juga memiliki rencana penambahan utang sebesar Rp. 973,6 triliun untuk menutupi kekurangan APBN Tahun 2022 sehingga mengakibatkan kenaikan debt to gdp ratio yang akan mempengaruhi besaran defisit anggaran mengingat Pemerintah menargetkan defisit APBN dibawah 3% pada tahun 2023.
- Maka dari itu, peran Ilmu Lingkungan sangat penting untuk pembangunan keberlanjutan di Kalimantan Timur yang nantinya akan menjadi Ibu Kota Nusantara, karena dengan adanya pengendalian lingkungan dengan diterapkan nya ilmu lingkungan, dikemudian hari ketika terjadi kerusakan alam ataupun bencana alam,itu tidak akan mengeluarkan biaya yang cukup besar karena dari awal sudah diterapkan pengendalian lingkungan nya.Dan pemilihan Ibu Kota Nusantara yang mempunyai cakupan wilayah yang cukup luas dan masih terbilang asri karena masih sedikit masyarakat yang tinggal di daerah IKN, alhasil udara yang dihasilkan di daerah IKN pastinya tergolong udara yang bersih dan bagus buat kesehatan masyarakat sekitarnya.
PENUTUP
- KESIMPULAN
- Ilmu Lingkungan adalah salah satu pilar pembangunan berkelanjutan. Untuk berkonsentrasi pada iklim, diperlukan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu lingkungan. Kemudian lagi, peningkatan ilmu lingkungan telah membawa perubahan perspektif dalam perbaikan kebiasaan menjadi pergantian peristiwa yang dapat dipertahankan. Dengan begitu, ilmu pengetahuan alam telah membuat komitmen yang signifikan terhadap peningkatan kemajuan bumi yang sehat menjadi perubahan yang praktis.
- Tujuan mempelajari ilmu lingkungan adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan, pengaruh, dan kepentingan yang ada di antara berbagai aspek kehidupan dan berbagai bidang studi. Hal ini akan memungkinkan upaya untuk mengelola kehidupan dan lingkungan dengan baik dengan memahami semua aspek kehidupan secara menyeluruh. Dengan demikian, keluasan keyakinan ilmu pengetahuan alam seharusnya memberikan banyak komitmen yang signifikan baik dari sisi logika, hipotesis hingga aplikasi atau penerapannya. Â Komitmen ilmu pengetahuan alam terhadap strategi Indonesia dan dunia juga dapat diantisipasi untuk mengatasi keadaan ekologi melalui penalaran logis.
- Salah satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah agar kurikulum nasional untuk ilmu lingkungan dapat segera diimplementasikan, tentu saja dengan ciri khas Indonesia dan mampu mengikuti perkembangan lingkungan global. Selain itu, ilmu lingkungan dapat menjadi bahan pertimbangan ilmiah dalam penyusunan undang-undang dan kebijakan di Indonesia agar sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu lingkungan. Â Dengan demikian, tujuan pembangunan di Indonesia dan dunia dapat tercapai melalui komitmen pemikiran ilmu lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H