Mohon tunggu...
Rima Amalia Syafitri
Rima Amalia Syafitri Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWI ULM

Mahasiswi Geografi, FISIP-ULM Angkatan 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Strategi Penyusunan Kajian Risiko Banjir untuk Pengurangan Risiko di Indonesia

5 November 2024   19:59 Diperbarui: 5 November 2024   20:07 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Banjir adalah ancaman yang selalu mengintai berbagai wilayah di Indonesia. Dengan geografi yang beragam dan perubahan iklim yang semakin nyata, pemerintah daerah di Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mitigasi banjir. Untuk mengatasi tantangan ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyusun Modul Teknis Penyusunan Kajian Risiko Bencana Banjir sebagai panduan bagi pemerintah daerah.

Modul Teknis Penyusunan Kajian Risiko Bencana Banjir ini adalah panduan teknis yang disusun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memudahkan pemerintah daerah dalam menyusun kajian risiko bencana banjir di wilayah administrasinya. Dokumen ini dibuat untuk menjawab kebutuhan akan panduan yang terstruktur dalam menilai risiko banjir, mengingat bahwa Indonesia adalah negara dengan potensi bencana yang sangat tinggi, termasuk banjir yang terjadi hampir di seluruh wilayah. Modul ini berfungsi sebagai panduan untuk menghasilkan dokumen kajian risiko dan peta risiko banjir berbasis data yang detail.

Modul ini menawarkan langkah-langkah terstruktur untuk melakukan penilaian risiko banjir, mulai dari analisis bahaya, kerentanan, hingga kapasitas daerah. Pendekatan ini memungkinkan daerah untuk memahami ancaman dan kelemahan masing-masing sehingga dapat merencanakan tindakan mitigasi yang lebih tepat sasaran. Setiap komponen, seperti peta bahaya banjir dan peta kerentanan, dibuat menggunakan data geospasial dan teknik pemodelan hidrologi, yang dapat menggambarkan wilayah berisiko dengan lebih akurat.

Selain itu, penilaian kerentanan sosial, ekonomi, dan lingkungan membantu pemerintah daerah untuk memahami kelompok yang paling rentan terhadap dampak banjir, seperti anak-anak dan lansia. Dengan pemetaan risiko yang akurat, pemerintah dapat merancang strategi tanggap darurat yang lebih terarah, serta memprioritaskan alokasi sumber daya ke area yang berisiko tinggi.

Melalui implementasi modul ini, pemerintah daerah diharapkan dapat memperkuat kesiapsiagaan masyarakat, mengurangi risiko banjir, dan melindungi aset serta jiwa warga. Panduan ini menciptakan keselarasan antara kebijakan pemerintah pusat dan daerah dalam pengurangan risiko bencana, sehingga Indonesia dapat lebih tangguh menghadapi ancaman banjir di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun