Mohon tunggu...
Rima Handayani
Rima Handayani Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Penulis yang masih terus belajar

Be your self

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hati-hati Jejak Digital Bisa Menjadi Cancel Culture

10 September 2021   10:03 Diperbarui: 11 September 2021   02:47 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena tak jarang ada saja orang yang mencari alasan untuk melakukan "cancel" terhadap seseorang dengan mengorek borok-borok masa lalunya, melalui jejak digital beberapa tahun lalu berupa foto, video, atau caption. 

Pentingnya menjaga kredibilitas, sopan santun dalam berperilaku dan bijak dalam bermedia sosial

Menjaga kredibilitas dan kepercayaan publik merupakan harga mati bagi pelaku usaha ataupun public figure. Karena apabila masyarakat sudah memberi label "You are Cancel", maka dapat terjadi pembunuhan karakter dan karir atau usahanya bisa tamat. 

Cancel culture juga dapat berbahaya jika digunakan untuk menjatuhkan seseorang dengan dasar like dan dislike.

Jika sasarannya pelaku kejahatan, maka dapat menjadi ajang perubahan. Namun jika sasarannya orang tertentu berlandaskan ketidaksukaan secara personal, maka dikhawatirkan dapat memicu perpecahan. 

Dalam bersikap dianjurkan untuk selalu menjaga kesopanan dan kesantunan, baik dalam menulis komentar di media sosial maupun berbicara dan berperilaku kepada orang lain. 

Selain itu harus bijak dalam membaca berita dengan memastikan kebenaran berita tersebut, bijak dalam menanggapi berita yang ramai diperbincangkan di masyarakat, berpikir matang dalam memberikan komentar dan lain-lain. 

Kesimpulannya ialah cancel culture di satu sisi bisa saja bermanfaat, namun di sisi lain bisa juga menjadi tidak bermanfaat. 

Cancel culture diibaratkan pedang bermata dua dapat berfungsi sebagai keadilan sosial sekaligus senjata intimidasi massal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun