Masa puber ngeri-ngeri sedap mendengarnya bagi orangtua. Pada masa ini  terjadi proses  perubahan hormon, dan umumnya mulai terjadi saat anak memasuki usia remaja. Normalnya, pubertas terjadi pada kisaran usia 10 hingga 15 tahun untuk anak laki-laki.Â
Sedangkan pada perempuan pubertas terjadi lebih cepat, yaitu pada usia 9 hingga 14 tahun.Â
Memasuki masa puber orangtua harus banyak yang disampaikan ke anak, harus bisa memahami anak, dan tentunya  sebagai orangtua sikap tegas tapi bersahabat harus kita tunjukan. Simak yuk bagaimana cara  menghadapi anak yang memasuki masa puber ;
1. Menjadi sahabat bagi anak
Selain menjadi orangtua yang banyak memberi nasehat, orangtua juga harus mampu berperan sebagai sahabat bagi anak yang siap menerima segala keluh kesah isi hatinya atau tempat curhat yang memberikan solusi terbaik.Â
Untuk menjadi sahabat anak tentunya orangtua harus siap menjadi pendengar yang baik dan bijak, agar anak leluasa bercerita apa yang akan disampaikannya sebagaimana layaknya dengan sahabat.
Ketika anak meminta solusi dari permasalahannya, disinilah orangtua mulai mengeluarkan jurus-jurus nasehatnya dengan nada bijak dan bisa bikin adem hati anak tanpa harus banyak menyalahkan.
2. Menghormati privacy anak
Ketika anak memasuki masa remaja, orangtua harus memahami bahwa anak mulai memiliki privacy yang harus dihormati dan dijaga.Â
Privasi utama anak remaja umumnya adalah handphone dan kamar tidur, untuk itu orangtua jangan banyak mencampurinya. Dengan demikian anak tidak merasa selalu dimata-matai segala privasinya.
Orang tua juga harus menjelaskan hal ini  sebagai bukti bahwa orangtua percaya kepada anak, untuk itu pegang baik-baik kepercayaan yang orangtua berikan. .Â
Biarlah anak berkembang dengan kepercayaan yang tinggi  dari orangtua dan ingatkan anak selalu untuk selalu berperilaku baik dan membanggakan orangtua.
3. Memberi edukasi yang baik dalam pergaulan
Sebagai remaja tentunya anak  memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap lingkungannya. Orangtua harus berusaha membicarakan tentang pergaulan remaja, bagaimana memfilter teman yang layak untuk dijadikan sahabat dan bagaimana bergaul dengan lawan jenis.Â
Untuk membangun pondasi yang kuat dalam pergaulan orangtua perlu juga memberikan informasi tentang edukasi seks, organ vital, bahaya narkoba dan lain-lain.Â
4. Memberi motivasi untuk meraih cita-citanya
Dukung penuh anak untuk mengeksplorasikan diri atas kemampuan yang dimilikinya. Dorong pula anak agar fokus dalam mencapai cita-citanya sehingga apapun yang dilakukannya memiliki tujuan yang jelas terutama dalam meraih cita-citanya.Â
Motivasi yang diberikan  orangtua sangat membantu sekali agar anak lebih giat dan semangat lagi mengejar mimpi-mimpinya.
5. Menjadi panutan  yang baik bagi anak
Sebagai orangtua tentunya harus menjadi panutan yang baik bagi anak, jadi apa yang kita sampaikan bukan sekedar omdo alias omong doang, namun orangtua juga menerapkan seperti apa yang kita inginkan pada anak. Dengan demikian anak bisa memilah antara sikap yang baik dan tidak, dengan orangtua sebagai panutannya.
6. Memberi informasi cara mengelola stres
Jiwa muda tentunya dihadapkan pada masa mencari jati diri yang dipenuhi dengan gejojak-gejolak  termasuk emosi.  Agar tidak terjadi depresi pada remaja, orangtua perlu membekali dengan cara mengelola stres yang sehat. Ajak anak mencari solusi dan menyalurkan emosinya dengan melakukan kegiatan olahraga, menekuni hobi dan lain-lain.Â
Yakinkan pada diri anak bahwa stres jangan dibiarkan berlarut-larut karena dapat mengganggu konsentrasi dalam menjalankan aktivitas, harus pandai-pandai mengelola stres yang sehat.
Itulah beberapa tip cara menghadapi  anak memasuki masa puber, prinsipnya orangtua  harus menjadi the best bagi anak, agar anak memiliki  teladan terbaik dalam menjalani proses remaja hingga dewasa.Â
Sehingga tak perlu lagi ada rasa ngeri takut anak jadi beginilah... begitulah...... jadikan rasa ngeri itu menjadi sedap dijalani dan dinikmati dalam tumbuh kembang anak. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H