Akhir-akhir ini kata body shaming begitu akrab di telinga kita. Apalagi dengan semakin luasnya teknologi, tidak dipungkiri media sosial membuat body shaming semakin dikenal banyak orang. Seperti kejadian baru-baru ini, body shaming menimpa atlet angkat besi Nurul Akmar, yang mendapat teriakan “yang paling kurus.”
Apa sih body shaming itu ? Arti singkatnya berupa bullying terhadap kondisi fisik seseorang. Secara jelasnya body shaming adalah berkomentar negatif atau tindakan mengejek keadaan fisik seseorang. Adapun objek yang sering menjadi bullying tersebut adalah ; wajah, kelainan fisik, bentuk dan ukuran tubuh, warna kulit dan lain-lain.
Kata yang dilontarkan dalam body shaming, tanpa disadari akan melukai hati seseorang meskipun orang yang dibully berusaha kuat, masa bodo, namun hatinya bisa juga menjadi rapuh atau down.
Body shaming harus berhenti diakukan karena berpengaruh tidak baik pada diri orang yang dibully, misalnya hilangnya kepercayaan diri. Dalam jurnal dengan metode kualitatif maupun kuantitatif hasil penelitian menunjukan bahwa body shaming berpengaruh terhadap kepercayaan diri, tindakan body shaming mengakibatkan hilangnya rasa percaya diri, sehingga kesulitan dalam bersosialisasi, tidak dapat bergaul secara fleksibel, mudah dipengaruhi oleh orang lain, kesulitan mengontrol diri saat menghadapi situasi sulit, kurangnya sikap toleransi, menghindari lingkungan sosial dan kesulitan dalam belajar.
Kesehatan mental seseorang juga dapat berpengaruh seperti menimbulkan kecemasan sosial karena sering diintimidasi di muka umum akibatnya lebih senang mengisolasi diri sendiri menghindari interaksi sosial. Peningkatan perasaan tidak percaya diri, merasa kesepian dan mengasihani diri sendiri dapat berkembang menjadi depresi.
Timbulnya kebiasaan makan yang tidak sehat karena perasaan kehilangan kendali dan kurangnya percaya diri.
Cukup berbahaya dampak dari tindakan body shaming, untuk itu kita wajib mengatakan “stop body shaming” bagaimana caranya ?
1. Berhenti sibuk memikirkan orang lain
Daripada sibuk mengomentari atau mengurusi urusan orang lain, sebaiknya fokus saja dengan diri sendiri. Tidak perlu ikut campur urusan orang lain, benahi saja diri sendiri dan lebih banyak melakukan introspeksi diri, berkaca pada diri sendiri.
2. Belajar menjadi pribadi yang baik
Bila melakukan body shaming hanya candaan dan bukan merupakan suatu masalah, ini saatnya untuk mengubah pola pikir. Karena bagaimanapun melakukan body shaming tentu akan menyakiti hati orang lain. Tidak semua orang merasa bercanda tentang fisik itu lucu. Terkadang orang bisa saja risih, jengkel bahkan marah saat mendengarnya. Belajarlah menjadi pribadi yang lebih baik dengan membatasi diri dalam bercanda yang menjurus pada tindakan body shaming. Jadilah teman yang baik bagi semua orang yang anda kenal, sehingga kehadiran anda selalu dirindu banyak orang.
3. Sadari bahwa manusia tidak ada yang sempurna
Manusia di dunia ini tidak ada yang sempurna, setiap orang memiliki kekurangan. Dengan menyadari ketidaksempurnaan milik semua orang sudah seharusnya kita saling melengkapi, harus lebih peka terhadap perasaan orang lain bukan melakukan body shaming atau bullying.
3. Suguhkan topik yang lebih seru
Selain fisik tubuh banyak topik seru yang dapat disuguhkan ketika meet up bersama teman dan keluarga. Bila apa yang ingin dikatakan sekiranya bisa menimbulkan dampak negatif bagi pendengarnya, sebaiknya tahan dan tidak perlu diucapkan.
Yuk mari kita stop melakukan body shaming, jadikan ucapan kita menjadi ucapan yang enak didengar dan menyejukan hati siapapun yang mendengarnya. Mari berpikir dan bertindak menjadi yang lebih baik lagi agar di muka bumi ini tercipta insan-insan yang bermartabat dan bertutur kata santun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H