Natuna-Untuk kesekian kalinya dengan jet pribadi berlogo Susi VIP, Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti menyambangi Ranai, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri, Jumat (24/8/2018) siang.
Rombongan Mentri Susi disambut langsung oleh sekda Natuna Wan siswandi para OPD dan FKPD Natuna di Apron Base Ops Lanud RSA selanjutnya istirahat sejenak di VIP Room Bandar Udara Ranai Kab. Natuna.
Daerah perbatasan ujung utara Indonesia ini memang menjadi salah satu target dan bagian fokus Susi memberantas Illegal Unreported and Unregulated (IUU) Fishing di wilayah Republik Indonesia.
Namun kali ini menurut informasi terima,tujuan Menteri Kelautan untuk meninjau Pelabuhan  SKPT Selat Lampa setelah mendapat pemaparan dari tim JICA  terkait rencana proyek hibah SKPT Natuna serta meninjau juga kantor baru karantina ikan BKIPM Kab. Natuna dan peninjauan calon lokasi 1 kegiatan hibah di pangkalan pendaratan ikan pering Kel. Bandarsyah.
Dia juga melakukan peninjauan calon lokasi 2 kegiatan hibah JICA untuk pasar ikan Ranai/Mini SKPT dan nantinya akan membagikan Kartu "Kusuka "dilokasi pelabuhan Selat Lampa Kabupaten Natuna terhadap para Nelayan Lokal.
Bantuan disepakati lewat penandatangan naskah pernjanjian antara Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nilanto Perbowo dan delegasi JICA Shinichi Yamanaka.
Nilanto menyebutkan 6 SKPT yang akan mendapatkan program hibah antara lain di wilayah Sabang (Aceh), Natuna (Riau), Morotai (Maluku), Saumlaki (Maluku), Moa (Maluku), serta Biak (Papua).
"Program ini akan memberikan dukungan fiskal untuk membangun dan meningkatkan pelabuhan dan pasar ikan di 6 pulau terluar Indonesia," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (1/8).
Hal senada juga diungkapkan Perwakilan JICA untuk Indonesia, Shinichi Yamanaka. Ia menyebut, program ini sebagai langkah awal komunikasi dan kerjasama yang lebih baik antar kedua negara serta memberikan dampak positif, terutama bagi nelayan dan masyarakat pesisir. "Setelah program ini selesai, nelayan kecil akan dapat menggunakan pelabuhan perikanan yang sudah dibenahi.Â
Mereka juga dapat menikmati berbagai fasilitas seperti tempat penyimpanan ikan. Semoga inisiatif kerjasama ini, dapat memberikan stimulus kepada usaha perikanan lokal dan standar hidup masyarakat pesisir, terutama di pulau-pulau terluar Indonesia," jelas Shinichi.
"Kami, JICA ingin terus berkontribusi pada program KKP. Berikutnya mungkin bisa pada sektor konstruksi kapal patroli, kapal ikan serbaguna, serta pengawasan, dan pemanfaatan teknologi," tuturnya.
Sabang akan mendapatkan kucuran dana sebesar 1,2 miliar yang antara lain akan digunakan untuk membangun cold storage, processing, instalasi pengolahan, tempat pendaratan ikan, dan pemberhentian kapal. Selain itu, ice flake machine berkapasitas 10 ton  rencananya juga akan disiapkan.Â
Sementara itu, 5 SKPT lain juga akan mendapat fasilitas yang sama, kendati alokasi dana hibah diperoleh  berbeda-beda, Misalnya, untuk SKPT di Natuna rencananya akan mendapatkan dana 983 ribu, Morotai 707 juta, Saumlaki 692 juta, Moa 424 juta, dan Biak 260,9 juta.Â
Sering dengan pengalokasian dana tersebut, pihak KKP akan segera melakukan pengkajian dan persiapan. Sebab, proyek SKPT ditargetkan siap pada  2020.
"Kita harus mengejar pembangunannya serentak di 6 lokasi dan akan dikerjakan dalam waktu enam bulan ke depan terhitung hari ini," ujarnya.
JICA pun berkomitmen untuk terus memberikan bantuan pada program pemerintah di bidang kelautan dan perikanan.Â
Ke depan, kerja sama kemungkinan juga akan diarahkan pada sektor konstruksi kapal patroli, kapal ikan serbaguna, serta pengawasan, dan pemanfaatan teknologi.
Shinichi optimistis kerja sama kedua pihak dapat berkontribusi dalam meningkatkan kegiatan penangkapan ikan dan standar hidup masyarakat nelayan melalui peningkatan kualitas produk perikanan dan distribusinya di luar pulau-pulau tersebut. (*)
Rikyrinovsky
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H