Mohon tunggu...
Riky Rinovsky
Riky Rinovsky Mohon Tunggu... Wiraswasta - Cinta Damai

Anak Negeri Ujung Utara Indonesia https://gurindam.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pertempuran Sengit Prabowo Subianto 96 Perbatasan Laut Cina Selatan

23 November 2012   09:06 Diperbarui: 29 Desember 2021   01:02 18131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1353661486321943048

Tapi Pangab Jenderal Feisal, yang mendampingi tamu dari Cina itu, membenarkan bahwa masalah Latihan Gabungan ABRI dijelaskan kepada para tamu tersebut. Menurut Feisal, tidak ada masalah lagi dalam soal itu. 


Ketika ditanya, apakah mereka menerima penjelasan Indonesia, dengan tegas Feisal menjawab, "Iya dong." Sebelum ini, pada Senin (9/9) 1996, Danjen Kopassus Mayjen TNI Prabowo Subianto mengadakan kunjungan ke Menhan Cina di Beijing. 

Kedatangan Prabowo ini atas undangan Jenderal Fu.

Kemarin Jenderal Fu juga menyatakan bahwa pihaknya tak berencana menyaksikan Latihan Gabungan ABRI di Natuna. 

Ia justru berharap adanya kerja sama di bidang iptek antara kedua negara di waktu mendatang.

Ditanya tentang kemungkinan kerja sama militer, Jenderal Fu menjawab "belum ada rencana". 

Cina dikabarkan memrotes Latihan Gabungan ABRI, karena negeri itu mengklaim Kepulauan Natuna di Laut Cina Selatan sebagai bagian dari wilayahnya.

Indonesia menepis klaim itu dan menegaskan kepulauan yang kaya sumber alam itu bagian sah dari wilayah RI.

Dalam kunjungan ini Jenderal Fu didampingi oleh Wakil Komandan Komando Militer Chengdu Chen Xianhua, Kepala Staf AL Linzhong, Kepala Staf AU  Xu Qiliang, dan Wakil Dirjen Mabes Tentara Pembebasan Rakyat Lu Dengming.

Kepada Presiden, menurut Feisal, Jenderal Fu menjelaskan tentang  gambaran situasi di Cina, kemajuan ekonominya, dan pengurangan Angkatan Bersenjata Cina. 

Juga persiapan mereka menerima penggabungan Hongkong dan Taiwan.

Jika suatu saat Taiwan dan Hongkong bergabung dengan Cina, kata Fu, sistem kedua kawasan itu akan tetap dibiarkan seperti sekarang. 

"Jadi, dalam satu negara ada beberapa sistem," kata Feisal mengutip Fu. 

(sumber Republika Selasa, 20 Agustus 1996 )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun