Mohon tunggu...
Riky Rinovsky
Riky Rinovsky Mohon Tunggu... Wiraswasta - Cinta Damai

Anak Negeri Ujung Utara Indonesia https://gurindam.id

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Kapolri Jendral (Pol) Sutarman Bernyali Juga Membelah laut China Selatan

6 Desember 2014   09:04 Diperbarui: 29 Desember 2021   01:41 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


[Jurnalist perbatasan saat berpose bersama kapolri Sutarman di kapal menuju ke Pulau laut][Pulau Laut]

Pulau Laut atau lebih dikenal dengan Natuna, berada pada jalur pelayaran internasional dan dikenal sebagai penghasil minyak dan gas of shore  berhasil di injakan oleh rombongan Kapolri  Jendral (Pol) Sutarman bersama Kapolda Kepri Brigjend (Pol) Arman Depari, Kamis (4/12/2014 ) langsung  ke pulau-pulau terdepan  di Natuna.

Walau sempat dihadang ganasnya Gelombang laut  sedang pasang  besar di ZEE Laut Cina Selatan mencapai Lima meter ketinggiannya tidak menyurutkan hasrat  para rombongan ke sana mengukanakan kapal.

Pada Awal bulan Desember  sampai pertengahan februari menjadi pemandangan lumrah  oleh Warga natuna melihat alunan ombak  di sertai Anggin  kencang  sering disebut adalah “Musim utara” bertanda hati hati para nelayan dan kapal motor hendak ke laut karena ombak mencapai ketinggian Lima meter.

Kapal milik Baharkam Mabes Polri mengangkut romongan ke pulau laut patut di acungkan jempol berani melintasi dan membelah laut China Selatan hanya demi tugas Mulia kenegaran, Kapal  yang mengangkut mereka sampai ke pulau laut adalah Jalak armada militer AL. 

Dalam perjalanan para personil dan kru kapal sanggat piawai mengendalikan stir kemudi walau di pertenggah laut china selatan sempai  dihadang ombak besar saat akan ke Pulau laut desa paling utara NKRI.

Saat pertolak pulang dari Pulau laut subuh jam 3:40 wib, kendala kembali ditemui ketika akan berlabuh di Pelabuhan Penagi Ranai.

Pelampung suar yang menjadi rambu lintas perairan menuju dermaga pelabuhan banyak yang rusak dan hilang konsisi sangat dipeburuk cuaca tidak bersahabat. 

Hujan seharian menguyur  Akibatnya kapal sulit menentukan rambu navigasi dan sempat tertahan beberapa menit sampai ahirnya merapat ke dermaga.

Alur kapal yang sempit membuat kapal Baharkam Mabes ini berhati-hati saat dipandu sebuah kapal speed milik Polair Ranai. Kondisi yang gelap membuat rentan kapal menabrak karang ataupun kandas.

"Sebagian ada rusak dan sebagian ada dicuri. Kondisi ini memang sudah lama dikeluhkan," ujar Udin salah seorang kru kapal.

Dalam perjalanan pulang Agus Salah seorang journalist Di natuna menceritakan saat bersama meliput berita kunjungan kerja kapolri "Wow sangat dramatis tetapi penuh tantangan saat berangkat dan menuju ke pulau laut warga disana serasa mimpi di kunjungi  kapolri," ujar Agus bersama Riky Rinovsky. 

Dirinya merasa salud dengan pak Sutarman masih tetap saja  fres  semanggat tidak terlihat wajah lelah  seharian di atas kapal walau udah berumur tidak muda lagi. "Waah hebat pokoknya lanjut Agus, bukan sedikit tantangan yang harus di lalui dalam perjalanan kapal ke pulau laut salud deh saya berharap mewakili warga perbatasan semoga dari kunjungan bapak kapolri dapat memberikan pencerahn untuk negeri," kata dia. 


[bangkai bangkai kapal tangkapan PSDKP dan Hiu macan 001 tergeletak di bibir pantai natuna]

1417805946903023681
1417805946903023681
[kapal ikan KIA]

Pulau Sekatung pulau mungil yang  indah berbatasan langsung dengan Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Luas daratan pulau ini hanya sekitar 1,65 kilometer persegi.

Dari Pulau Sekatung, kita lebih dekat ke Ho Chi Minh City (Vietnam) daripada ke Jakarta yang berjarak 1.000 kilometer lebih. Penghuninya terdiri dari 5 KK, ditambah pengamanan dari 2 personil divisi navigasi, 1 Kompi Satgas Marinir.

Pulau ini juga bagian dari 12 pulau – pulau kecil yang secara administratif masuk ke wilayah Kecamatan Pulau Laut,natuna china Selatan  Provinsi Kepri, berdasarkan Keppres R.I. Nomor 78 tahun 2005. 

Pulau Sekatung termasuk dalam 12 pulau terluar yang memerlukan penanganan khusus.

Mengingat letak geografisnya, tidak pelak Pulau Sekatung bernilai strategis. Pulau ini, bersama pulau terluar lain, menjadi titik dasar dari garis pangkal kepulauan yang menentukan wilayah perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan Landas Kontinen Indonesia.

Sederhananya, Pulau Sekatung penting karena membentuk batas wilayah kedaulatan Indonesia.

Meski bernilai sangat strategis, Pulau Sekatung baru berpenghuni pada 2007. Waktu itu, Pemerintah Kabupaten medirikan lima rumah untuk yang ditempati lima keluarga.

Tak lama kemudian ditempatkan satu peleton pasukan TNI Angkatan Darat di pulau itu. Mereka memiliki pos penjagaan di area puncak bukit Pulau Sekatung. Pos ini menghadap ke Pulau Laut, bukan ke arah perbatasan dengan negara asing.

Dengan dikelilingi air laut yang masih bening, Pulau Sekatung sangat indah. Udaranya pun segar dan bebas polusi. Terumbu Karang Pulau Sekatung dikelilingi gugusan terumbu karang yang cukup lebar. Jarak antara batas daratan dengan bibir karang di bagian tenggara pulau tersebut mencapai 2 km.

Pada saat surut terendah, sebagian areal perairan dangkal tersebut akan kering, kecuali bagian cekungan yang merupakan alur keluar masuk perahu atau kapal nelayan. 

Pada saat pasang dan digenangi air, ditemukan beberapa biota diantaranya penyu sisik, beberapa gerombolan ikan hias dan anakan ikan baronang.

Terumbu karang ditemukan pada kedalaman 3-5 meter dengan persentase penutupan terumbu karang sekitar 9%. 

Genus-genus karang yang ditemukan di Pulau Sekatung adalah Porites, Acropora, Favites, Goniopora, Fungia, Pocillopora, Favia, Lobophyllia, Stylophora, Astreopora, Montipora dan Galaxea.

Jenis pantai di Pulau Sekatung yaitu pantai bertebing curam dan vegetasi yang dominan terdapat di pulau ini adalah semak belukar berupa pohon hutan dengan kerapatan 5 s/d 10 individu/100m2 yang tumbuh. 

Sayangnya, pulau ini memiliki fasilitas yang minim sehingga tak nyaman dihuni. Kondisi Pulau Sekatung juga tidak memiliki sumber air bersih. Situasi ini membuat makin sedikit warga yang benar-benar tinggal di Pulau Sekatung.


[inilah Pulau paling Utara NKRI pulau laut kab natuna provinsi kepri]

1417805643950823218
1417805643950823218
[Pulau Laut]

Sekelumit cerita pulau kerap Di kunjungi pembesar Indonesia 

kawasan kepulauan  pulau laut berjarak 60 mil dari Pulau Bunguran. Jika ditempuh dengan perjalanan Laut menggunakan kapal perintis butuh 6 hingga 8 jam.

Dari pelabuhan Penagi Natuna bisa sampai 14 jam. Pulau ini memang minim transportasi, masyarakat mengandalkan kapal perintis yang melayani rute ke pulau ini setiap 7 hari sekali atau terpaksa mencarter pompong jika ada keperluan mendadak, seperti ada yang sakit keras atau keperluan penting lainnya.

Untuk sewa pompon dengan ukuran 5 GT dari atau kePulau Laut bukan perkara mudah, karena jarang ada pompong yang berukuran 5 GT keatas, yang banyak pompong ukuran 3 GT kebawah, sementara kondisi jalur laut ombaknya besar dan arusnya sangat kuat, apalagi memasuki musim utara maupun musim Barat. Pompong dibawah 5 GT akan kesulitan lagian  ongkos sekali carter dihitung PP. 

"Pompong paling murah Rp 3 juta,” terang Marjani. 

Motor angkutan laut   wilayah Kecamatan Pulau Laut terdiri dari 3 desa yakni desa Kadur, desa Air Payang dan desa Tanjung Pala.

Penduduknya kurang lebih 2200 jiwa. Meski kecil, kawasan pulau laut sanggat strategis   di depan Pulau laut  yang dipisahkan selat berjarak 800 meter terdapat pulau Sekatung, salah satu titik batas NKRI.

Kawasan Pulau Laut berbatasan langsung dengan 5 Negara yakni Malaysia, Vietnam, Thailand, China (laut china selatan) serta Birma.

Pulau laut dan Pulau Sekatung   sempat menjadi  Pusat perhatian  pemerintah pusat, Presiden, Mentri, Jendral, Gubernur, Pejabat Tinggi Negara.

Mereka berduyunduyun mengutus utusannya atau bahkan datang sendiri ke Pulau Laut, Pejabat pusat,  pejabat propinsi dan pejabat daerah lainnya menjadikan issu perbatasan Pulau Laut khususnya Pulau Sekatung bahan issu Nasional.


Kekayaan Alam natuna ternyata terletak Di perut bumi sebelah utara laut tepatnya di laut lepas pantai pulau laut Salah satu blok migas yakni Blok Natuna D-Alpha saja, berdasarkan kajian pemerintah, menyimpan sekitar 500 juta barel minyak dan gas, dengan total potensi gasnya ditaksir 222 triliun kaki kubik, dan ini merupakan cadangan terbesar di dunia yang tidak akan habis dieksplorasi selama 30 tahun ke depan.

Oleh karenanya, sulit diterima akal sehat jika BBM langka di Natuna, karena dengan kandungan minyak dan gas yang berlimpah itu mestinya tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan warga Natuna yang tidak lebih dari 100 ribu jiwa, tetapi juga bisa mencukupi lebih separo masyarakat Indonesia.

Sementara itu, catatan SKK Migas nilai ekonomi dari minyak dan gas di Natuna mencapai triliunan rupiah itu bisa dilihat dari kandungan yang terdata. Potensi gas yang recoverable atau yang bisa diperkirakan di Natuna sebesar 46 tcf (triliun cubic feet) setara dengan 8,383 miliar barel minyak.

jika diasumsikan harga rata-rata minyak 75 dollar AS per barel selama periode eksploitasi, maka nilai potensi ekonomi gas Natuna 628,725 miliar dollar AS, setara dengan 6.287,25 triliun rupiah dengan kurs 10.000 rupiah per dollar AS dan itu lebih tinggi dibanding APBN 2010 yang hanya 1.047,7 triliun rupiah.


Tapi anehnya Penerimaan negara dari Migas di Natuna ini sangat misterius karena kita tidak tahu apa-apa. 

Menurut Ketua DPRD natuna Yusripandi  dalam pertemuan dengan staf Badan Pelaksana Kontrak Migas (BP Migas) dan konsorsium pengelolaan Migas Natuna, belum lama ini di jakarta.

Sejumlah anggota komisi DPRD natuna mempertanyakan nilai nominal yang diberikan perusahaan konsorsium itu kepada negara dan berapa jumlah uang yang dialokasikan untuk pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi penyedotan Migas di Natuna.

Pertanyaan para anggota komisi tidak dapat dijawab (Kepala Humas BP Migas) maupun ketiga staf Humas yang mewakili korporasi asing bidang minyak yakni Conoco Phillips, Premier Oil dan Star Energy.

"Kita ini dibodohi terus, negara selama ini hanya terima pajak dari mereka, tapi bagaimana dengan pembagian dari hasil Migas yang diambil dari bumi kita,sebenernya yang salah kita tak pernah tegas dalam hal perhitungan bagi hasil antara kita pemerintah dan pihak asing sehingga kita selalu di korbankan dalam hal ini, dan sehingga kita lamban dalam hal pembangunan daerah kita," kata Dia. 

Pemerintah harus mulai memikirkan untuk membangun instalasi pengolahan minyak dan gas dari bahan mentah ke bahan jadi dan siap pakai di Natuna. 

Tidak seperti yang terjadi selama ini, yaitu minyak dan gas dari Natuna di kirim ke Singapura dengan harga rendah lalu diolah menjadi produk BBM siap pakai kemudian Singapura mengekspornya kembali ke Indonesia dengan harga tinggi.

"Kita sangat menyesalkan pemerintah yang memberlakukan sistem “metring” (pengukuran volume gas yang disalurkan lewat pipa bawah laut ke Singapura) yang dilakukan di Pulau Sakra yang berada di wilayah Singapura," kata Dia. 

“Cara pengukuran semancam ini, menyebabkan kedaultan negara seolah berada di pihak pengimpor Migas, bukan di pihak kita," beber Dia. 

Oleh karena itu, pemerintah harus punya sikap yang tegas terhadap pengelola migas di dalam negeri agar produksinya bisa dijual di dalam negeri. 

Misalnya saja untuk produksi migas di Natuna, Provinsi Kepri, yang sebagian besar produksinya untuk ekspor ke Singapura dan Malaysia,  padahal pengusaha di Natuna dan sekitarnya seperti di Batam sangat membutuhkan pasokan gas.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun