Â
Memilih dengan kemauan sendiri, bukan dengan paksaan apalagi bayaran atas suara yang diberikan. Setiap suara memiliki nilai dan berharga bagi Negeri.
Â
Penulis cendrung mengambil makna luasnya lautan anugrahi semesta diperuntukan oleh masyarakat natuna yang menjadikan kenikmatan tersendiri  seperti Ayat suci Alquran yang mengatakan sangat jelas bunyinya. "katakanlah, kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu pula " (qs al- kahfi : 19).
Â
Manusia ada yang masih belum mampu memakai filosofi ikan dilautan yang tidak dapat diwarnai asinnya lingkungan air laut, kecuali ia sampai mati (baru disebut ikan asin).Â
Â
Gebyar warna dunia dan derasnya akulturasi budaya sering kali mewarnai kehidupan manusia sehingga tidak jarang mereka rela mengorbankan yang paling prinsip sekalipun.Â
Â
Hal ini terjadi karena hati manusia yang tidak stabil yang membuat manusia terempas dan tenggelam dalam lautannya sendiri.
Â
Melalui hubungan sosial inilah tiupan angin budaya menerpa lautan hati manusia, sehingga membuat pribadi manusia bagaikan kapal tanpa nahkoda.Â
Itulah sebabnya mengapa di era akulturasi seperti saat ini prinsip dan falsafah ikan laut perlu dijadikan pelajaran bagi setiap manusia.
Â
Untuk itu Rasulullah SAW menganjurkan agar selalu membaca doa, "Wahai pembolak balik hati, tetapkanlah hatiku atas agama-Mu, dan atas taat kepada-Mu. Mahasuci engkau, Sesungguhnya aku ini orang yang berbuat zalim dengan diriku sendiri. "Ya Allah tunjukilah aku jalan kebenaran. Amin.
Manusia merasa lebih tinggi dan mulia kedudukannya. Dengan perasaan yang tingginya itu manusia kadang lupa bahwa dirinya manusia.
Perasaan ini yang kadang menjadikan manusia lupa bahwa dirinya adalah makhluk yang berperasaan.Â
Untuk itulah manusia perlu banyak belajar kepada guru bisu (kauniyah) diantaranya adalah ikan di laut.
Memfalsafahkan hidup dengan falsafah ikan dilaut pada abad modern ini bukanlah hal yang tidak mungkin.
Ikan dilaut boleh dikata tegar dari kondisi kelautan. Asin airnya tetapi ikan kemanapun ia berenang tidak ikut asin, kecuali ia harus mati.Â
Sehingga timbullah nasehat orang tua kepada anaknya, "jadilah kamu seperti ikan dilautan yang tidak pernah terperdaya keadaan"
Â
Oleh karenanya, semangat dan pemahaman ini mesti terus ditumbuhkan. Karena satu suara turut menentukan masa depan Natuna.
Dimana memilih pemimpin berarti menentukan arah gerak natuna untuk menjawab tantangan di waktu yang akan datang.Â