Mohon tunggu...
Rikson Pandapotan Tampubolon XVI
Rikson Pandapotan Tampubolon XVI Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

sedang belajar ...

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pendidikan Kunci Membangun Peradaban (Resensi Buku "Melunasi Janji Kemerdekaan: Biografi Anies Baswedan)

18 Juli 2014   05:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:01 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14056111691933091014

Satu lagi, sosok putra negeri ini yang namanya terus bersinar. Dia adalah Anies Rasyid Baswedan. Anies bak oase ditengah krisis kepemimpinan di negeri ini. Namanya menambah daftar panjang optimisme kita terhadap negeri Indonesia.

Menarik, untuk mencari tahu tentang sejarah dan kiprah seorang Anies Baswedan. Tokoh muda pendidikan ini dikenal dengan pembawaannya yang tenang, murah senyum dan bersahaja. Baginya, membangun pendidikan adalah cara yang paling efektif untuk membangun sebuah peradaban suatu bangsa. Bagi Anies, pendidikan adalah kunci. “Mau membangun bangsa, bangun manusianya” (Hal. 10). Sebagaimana, sejarah-sejarah dunia juga membuktikan hal yang sama.

Anies Baswedan dikenal melalui kepeloporannya dalam Gerakan Indonesia Mengajar (GIM). Sebuah usaha yang menginspirasi anak-anak muda negeri yang terdidik untuk melakukan hal yang kongkrit di daerah pedalaman, yang kadangkala tangan pemerintah sulit—teramat pendek--menjangkau mereka.

Bagi Anies Baswedan, optimisme terhadap kebangkitan bangsa ini masih memiliki relevansinya, ditengah pesimisme yang menghampiri segenap anak negeri. Pengalamannya membuktikan, tawarannya kepada para anak-anak muda terdidik untuk menjadi pengajar muda dalam GIM, yang ditempatkan di desa-desa pedalaman, yang jauh dari kehidupan modernitas perkotaan. Tidak menyurutkan semangat mengabdi para anak-anak negeri. Peminat GIM setiap tahun bertambah dan membludak. Bukti negeri ini, masih memiliki harapan untuk bangkit.

GIM juga sukses menginspirasi elemen-elemen bangsa ini untuk turut ambil bagian dalam gerakan yang sama. Anies tak keberatan ada yang menduplikasi programnya, untuk bersama-sama turun tangan mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Buktinya, banyak lahir program yang sama dari lembaga yang berbeda untuk mengirimkan tenaga-tenaga pengajar ke pedalaman Indonesia. Bahkan pemerintah juga, sepertinya telah sukses melakukan hal yang sama dalam programnya, belajar dari GIM yang di prakarsai Anies Baswedan.

Anies Baswedan adalah sosok yang begitu menghargai setiap proses pendidikan. Lahir dari keluarga yang mengerti tentang arti pendidikan, membuat Anies memiliki kemauan kuat untuk belajar dan maju. Dirinya juga sukses menimba ilmu sampai ke negeri orang, demi sebuah cita-cita dan tekad untuk mengabdi. Dia menjelaskan dirinya kelak harus memiliki arti bagi lingkungannya. Pendidik adalah jalannya.

Nama Anies Baswedan juga tak lepas dari perhatian dunia. Buktinya, namanya dinobatkan sebagai salah satu  dari 100 intelektual dunia versi majalah Foreign Policy. Dan untuk integritas seorang Anies, dibuktikan terpilihnya dia menjadi Ketua Komite Etik Komisi yang paling disegani di republik ini yaitu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

[caption id="attachment_334047" align="aligncenter" width="300" caption="Biografi Anies R. Baswedan"][/caption]

Buku Biografi Anies Baswedan dengan tagline “Melunasi Janji Kemerdekaan" menambah koleksi buku biografi seorang Anies Baswedan. Buku ini cukup sukses mengambil sudut pandang tema pendidikan dari sejarah, kekinian dan mimpi-mimpi seorang Anies Baswedan.

Penulis yang bergelut di dunia jurnalisme menjelaskan keinginannya untuk menulis buku biografi Anies Baswedan ibarat “Botol ketemu tutup” (Hal. 260). Yaitu, kesamaan pandangan mereka untuk menjadikan pendidikan sebagai tema dari buku ini. Dan satu lagi, kesamaan aktivitas sewaktu menjadi mahasiswa dulu, yaitu sama-sama pernah berhimpun dalam organisasi kader mahasiswa, membuat keduanya memiliki kecocokan (chemistry).

Sedikit kritik terhadap buku ini, alur kisah seorang Anies baswedan dari moyangnya masih terdapat sedikit lompatan cerita yang kesannya tidak berlangsung alamiah. Dan masalah remeh-temeh lainnya, juga masih didapati seperti penomoran halaman buku.

Namun, bagi saya, buku ini menarik untuk dibaca, khususnya bagi mereka yang belajar dari kiprah dan sepak terjang dunia pendidikan seorang Anies Baswedan. Buku ini juga mengungkapkan mengenai rahasia membina semangat belajar dari lingkungan yang paling kecil yaitu keluarga, yang sering terlupakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun