Pengantar Umum
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat adalah salah satu lembaga independen di Indonesia yang memiliki fungsi sebagai regulator penyelenggaraan penyiaran di Indonesia [1]. Dikutip dari berbagai media, KPI Pusat beberapa waktu terakhir tengah menghadapi permasalahan yang dipicu oleh salah satu pegawai melapor telah mengalami kejadian tidak mengenakkan ketika bekerja di KPI Pusat [2]. Permasalahan ini mencuat dan menjadi trending di media sosial lantaran korban (read: MS) membuka cerita dan menulis surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo [3]. Tidak hanya mengalami pelecehan, korban juga mengalami perundungan setiap hari hingga berdampak pada kesehatan psikisnya [4][5]. Lebih parah, korban mengaku pernah melaporkan pelecehan dan perundungan yang dialami ke Komnas HAM, namun Komnas HAM meminta korban untuk melapor kepada polisi alih-alih ditangani secara langsung [4]. Permasalahan ini kian hari menjadi viral lantaran banyak tokoh masyarakat dan akun media sosial "gosip" melakukan aksi dukungan kepada korban serta menyebarluaskan informasi ini di media sosial, salah satunya yang dilansir dari akun Twitter @AREAJULID.
Seiring berjalannya waktu, isu demi isu bermunculan dan menimbulkan beragam reaksi dari masyarakat melalui media sosial Twitter. Twitter merupakan salah satu platform media sosial yang diminati masyarakat untuk menyampaikan opini karena sifatnya yang terbuka serta mampu menyebar dengan cepat dengan fitur-fiturnya yang mendukung dalam peningkatan volume percakapan. Twitter memiliki salah satu keunggulan melakukan retweet (RT) dimana pengguna dapat melakukan quote tulisan pengguna lain serta membagikannya. Beberapa waktu berlalu setelah kasus pelecehan itu mulai muncul di media, opini masyarakat masih tinggi dan menarik untuk dikaji lebih dalam. Hal ini terbukti dari masih ada berita kekinian dan juga masih ada tanggapan atau reaksi dari masyarakat. Platform Drone Emprit Academic merupakan platform yang dapat membantu dalam melakukan analisis media sosial secara cepat, komprehensif, dan juga lengkap sehingga menjadi tools analisis yang berkembang dengan pesat dan digunakan banyak kalangan. Adapun hasil analisis dengan menggunakan platform Drone Emprit Academic adalah sebagai berikut.
Tren Percakapan
Pada interval tanggal 30 Agustus - 10 September 2021, , terdapat sekitar 66 ribu tweets yang di-scrap dengan kata kunci “kpi” dan “#KomisiPenyiaranIndonesia". Berdasarkan tren percakapan, topik tentang KPI Pusat mulai menaik pada tanggal 1 September dan signifikan lebih tinggi pada tanggal 2 September. Ini menandakan bahwa permasalahan ini mulai muncul ke media dan publik pada tanggal tersebut. Tampak bahwa tren percakapan dari hari ke hari cenderung fluktuatif serta terjadi lonjakan pada tanggal 6 September dan 7 September. Lonjakan terjadi dilatarbelakangi oleh pengguna Twitter yang memberikan respon atas berita yang menyebut bahwa pelaku pelecehan merasa dirugikan dan berkeinginan melaporkan balik korban dengan dalih pencemaran nama baik [6]. Adanya tweet dari tokoh masyarakat yang memiliki banyak retweet juga mendongkrak volume percakapan menaik secara signifikan. Pengguna merasa pelaku pelecehan dan perundungan bertindak sebagai player victim dan tidak pantas untuk mengajukan pelaporan balik. Tanggal 10 September juga terdapat kenaikan volume percakapan seiring dengan double topik dengan salah satu artis Indonesia yang hendak memulai karir kembali di dunia televisi setelah sekian lama vakum lantaran tersandung masalah pelecehan beberapa tahun silam. Pengguna merasa ini bukan suatu hal yang bagus dan menuntut KPI bertindak lebih bijak.
Beberapa tangkapan layar reaksi masyarakat ditampilkan pada gambar di bawah. Pengguna menyayangkan reaksi dari pelaku yang mana seolah-olah menjadi korban pencemaran nama baik (cyber bullying), padahal pelaku telah melakukan tindakan yang kurang baik kepada korban [7].
Demografi Pengguna
Ditinjau dari segi demografi pengguna yang memberikan opini tentang kasus KPI Pusat ini, sebagian besar mention datang dari pengguna yang berlokasi di Jakarta. Kemudian disusul oleh Bandung dan Yogyakarta. Hal ini memunculkan hipotesis pengguna di Jakarta mendominasi volume percakapan "reaksi" dan secara geografis KPI Pusat berada di Jakarta. Hal ini memunculkan dugaan bahwa paparan informasi yang didapat pengguna di Jakarta setiap harinya lebih intens dibandingkan daerah lain di Indonesia. Ditinjau dari segi tren secara global, permasalahan ini mayoritas dibahas oleh pengguna di Indonesia dan minim mereka di luar Indonesia. Melihat persebaran opini ini, disimpulkan kasus KPI Pusat ini relatif cepat menyebar dan mendapat respon luas secara nasional. Akan tetapi, peninjauan secara global permasalahan ini tidak menjadi suatu topik yang viral.
Klasifikasi Sentimen
Dari seluruh mention yang membahas perihal KPI Pusat di Twitter, 58% tweets memiliki sentimen negatif, 39% tweets memiliki sentimen positif, dan sisanya adalah sentimen netral. Dari diagram Share of Voice Sentiment (SoV Sentimen), disimpulkan bahwa masyarakat cenderung menyampaikan hal negatif dan seolah-olah kurang memberikan dukungan kepada KPI Pusat. Tren sentimen per hari juga memiliki kecenderungan negatif setiap harinya, sehingga disimpulkan bahwa opini masyarakat cenderung negatif secara stabil dari hari ke hari.
Bila diperhatikan pada tren sentimen per hari, pada tanggal 6 September memiliki kenaikan opini dengan sentimen negatif yang signifikan dibandingkan dengan hari sebelumnya, yakni sebanyak 6.240 tweets atau memiliki kenaikan hampir 3 kali lipat. Tren sentimen negatif juga masih terjadi di hari berikutnya yakni pada tanggal 7 September dan menjadi puncak jumlah tweets dengan sentimen negatif pada periode waktu tersebut. Hal berkebalikan terjadi pada tren netral. Sentimen netral cenderung datar dari ke hari dengan puncak terjadi pada tanggal 10 September dengan jumlah 492 tweets.
Berikut merupakan beberapa contoh respon negatif dari masyarakat yang disampaikan melalui media Twitter.
Hal menarik lain adalah ditinjau dari klasifikasi emosi dari pengguna. Persentase terbanyak adalah pada emosi anger atau marah. Masyarakat juga tampak surprise atau kaget dengan kejadian tersebut sehingga emosi surprise menduduki persentase terbanyak kedua di bawah anger. Adapun hasil klasifikasi dan juga tren emosi pengguna ditunjukkan sebagaimana gambar di bawah ini. Emosi dengan persentase paling kecil adalah disgust dan juga anticipation.
Tren emosi yang terjadi pada tanggal 6 September surprise dipicu salah satunya oleh tweet yang ditulis oleh akun @corbuzier yang menuliskan
"Kenapa KPI diam saja Saipul Jamil euphoria sedangkan rakyat pada protes… Ya iyalah krn KPI sendiri ternyata… Ah sudahlah.”
Tren emosi anger pada tanggal 7 September juga terjadi karena pengguna melakukan retweet pada sebuah tweet yang cenderung kecewa kepada kinerja KPI Pusat.
Akun dengan nama @jek_ menuliskan sebagai berikut.
“KPI daripada nyensor kartun mending sensor adegan anak orang kaya yang buru2 berangkat kuliah, jus jeruknya cuman diminum seteguk terus rotinya dimakan sambil lari karena buru2 dan mubazir itu temannya setan subhanallah”.
Kajian Informasi Tekstual
Berdasarkan deteksi tagar, pengguna cenderung langsung menambahkan tagar atau hashtag KPI, KomisiPenyiaranIndonesia, KPIPusat, dan juga PelecehanSeksual untuk menyebarluaskan berita. Selain itu, keluarnya salah satu aktor Indonesia dari bui dan kembalinya ke dunia hiburan menambah volume informasi bertopik KPI Pusat untuk melakukan tindakan secara bijak pada aktor tersebut. Info terkait aktor ini dibawa oleh tagar TempoSeleb. Penggunaan tagar berbau KPI Pusat ini mengisyaratkan bahwa pengguna sebenarnya merasa perlu mengikuti dan menyebarkan informasi tentang KPI supaya pengguna lain juga turut mengawal kasus ini dengan baik demi keadilan.
Wordcloud dari opini pengguna juga tidak jauh berbeda dengan tren tagar, beberapa kata berkonotasi sentimen negatif seperti pelecehan, perundungan, klumbrak-klumbruk, dan perundungan juga muncul dalam kajian tekstual wordcloud tweets. Secara analitis dan nampak dalam wordcloud, pelecehan dihipotesiskan menjadi Top of Mind (TOM) di kalangan pengguna dan diikuti oleh perundungan serta bully. Hal ini dilatarbelakangi oleh topik berkaitan dengan KPI Pusat menjadi viral karena kasus pelecehan, perundungan, dan bully.
Kajian Informasi Perpesanan
Ditinjau dari most retweeted message dari pengguna, berikut merupakan tangkapan layar opini dari pengguna yang memiliki respon terbanyak dari pengguna lain. Tampak bahwa sebenarnya influencer dan tokoh masyarakat menyampaikan kekecewaan dan reaksinya melalui Twitter, dan pengguna lain juga turut menanggapi hal tersebut. Misalnya akun twitter bernama @corbuzier dengan pengikut lebih dari 4 juta pengikut itu menyampaikan reaksinya melalui mentions di Twitter dan juga disukai oleh sekitar 57 ribu pengguna Twitter lain.
Dengan melakukan filterisasi pada emosi anger atau marah, didapatkan juga bahwa influencer ataupun akun dengan pengikut yang cenderung banyak turut menyampaikan reaksinya. Disimpulkan bahwa kasus KPI Pusat ini mendapat banyak perhatian secara serius dari semua kalangan. Bahkan, akun twitter bercentang biru dengan nama @ernestprakasa turut menyampaikan opininya melalui Twitter.
Kajian Jaringan Sosial
Dengan menggunakan social network analysis (SNA), diketahui bahwa jaringan sosial yang terbentuk relatif besar. Berdasarkan jaringan mention dan retweet, akun yang memiliki pengaruh paling besar adalah akun bernama @mazzini_gsp. Ditinjau dari social topic analysis, akun @mazzini_gsp juga memiliki pengaruh yang demikian besar dalam jaringan sosial.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis sebagaimana diuraikan pada kajian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengguna masih menaruh perhatian pada kasus pelecehan yang dilakukan terhadap sesama rekan pegawai di KPI Pusat. Hal ini terbukti dari masih banyaknya tweet yang membicarakan masalah ini di Twitter dan juga memberikan respon kepada pengguna lain yang mengutarakan hal yang sama. Permasalahan pelecehan ditambah berbagai masalah yang mengiringi kasus ini dinilai cukup membuat masyarakat merasa marah dan juga kecewa pada internal KPI Pusat disamping juga memberikan reaksi yang beragam.
Reaksi yang demikian berasal dari banyak kalangan, termasuk juga tokoh masyarakat. Tokoh masyarakat dan pengguna dengan pengikut yang relatif besar di Twitter nampak memberikan pengaruh kepada pengguna lain untuk merespon, baik melakukan retweet untuk menambah luas berita maupun menjadikan opininya sebagai bahan yang disukai.
Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada segenap tim dan juga pengembang platform analisis Drone Emprit Academic yang telah mengembangkan dan membagikan platform yang sangat berguna serta sangat membantu dalam analisis media sosial ini.
Referensi
Oleh: Riko Wijayanto & Jevi Fronatalia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI