Mohon tunggu...
Riko Furnando
Riko Furnando Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa FISIP UAJY

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

3 Tips yang Harus Diterapkan Saat Terjadi Konflik di Organisasi

3 Desember 2020   18:22 Diperbarui: 3 Desember 2020   18:40 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap manusia tentunya pasti melakukan interaksi, interaksi bisa saja terjadi antar individu, kelompok, hingga individu dengan kelompok. Interaksi sosial menimbulkan yang namanya hubungan sosial, dalam hubungan sosial setiap individu sering kali terjadi kesalahpahaman atau konflik-konflik kecil hingga konflik besar. 

Tentu saja hal tersebut dapat mempengaruhi hubungan sosial mereka sehingga menjadi tidak harmonis. Konflik sosial juga kadang terjadi dalam sebuah organisasi, karena dalam sebuah organisasi tentu terdapat anggota-anggota dalam organisasi yang biasanya mereka harus berinteraksi dan terjadi hubungan sosial, namun hal tersebut tentunya tidak luput dari konflik-konflik kecil dan besar yang terjadi dalam sebuah organisasi.

Kita sebagai manusia dididik sedari kecil untuk sebisa mungkin menghindari konflik, karena biasanya yang namanya konflik itu buruk dan dapat menyebabkan kegagalan, kekesalan, hingga hancurnya hubungan sosial. 

Biasanya terjadinya konflik tersebut disebabkan oleh berbedanya pandangan setiap individu yang menghasilkan perbedaan pendapat, hal tersebut memang wajar, timbulnya konflik biasanya dikarenakan tidak dapatnya menerima pendapat orang lain atau ketidaksamaan pendapat yang menimbulkan percikan konflik. 

Konflik sendiri tidak bisa kita bilang sebagai sesuatu hal yang buruk, memang konflik dapat menyebabkan penghambatan komunikasi, kegagalan, dendam, emosi, rsaknya hubungan sosial, tetapi konflik juga memiliki dampak yang positif seperti dapat membuat sebuah organisasi berkembang, karena dengan adanya konflik atau masalah tentunya akan mencari jalan keluar permasalahan tersebut dan biasanya melahirkan ide dan juga sifat inovatif, perubahan, dsb yang berdampak sangat baik untuk kemajuan individu sendiri ataupun organisasi.

Menurut Boulding (dalam Liliweri,2005) mengatakan bahwa metode untuk mengakhiri konflik yaitu : menghindar, menaklukkan, dan mengakhiri konflik sesuai prosedur.

  1. Menghindari konflik, berarti menawarkan sebuah kemungkinan pilihan yang dijadikan sebagai jawaban terbaik. Dalam sebuah konflik tentunya adanya sumber konflik yang harus kita hindari agar konflik tersebut tidak semakin parah, biasanya bisa kita lakukan dengan cara tidak mengungkit permasalahan tersebut.
  2. Menaklukkan, berarti sebuah proses dimana pengerahan semua kekuatan untuk mengaplikasikan strategi perlawanan terhadap konflik yang sedang terjadi dalam komunitas/ organisasi. Dalam mereda sebuah konflik tentunya kita harus menaklukkan hal tersebut dengan menggunakan strategi yang baik agar nantinya tidak menimbulkan konflik yang baru, biasanya dapat dilakukan dengan bersaing dengan sehat.
  3. Mengakhiri konflik, merupakan memalui proses prosedur rekonsiliasi atau kompromi yang merupakan metode umum yang terbaik dan juga cepat untuk mengakhiri sebuah konflik. Cara ini dibilang yang terbaik karena mempertemukan keduabelah pihak yang memiliki konflik lalu berkompromi / membicarakan konflik tersebut bersama-sama untuk mencari jalan keluar, karena biasanya tidak menimbulkan konflik baru.

Demikian 3 buah tips yang dapat kita terapkan jika sedang menghadapi sebuah konflik, terutama konflik dalam sebuah organisasi, yang dimana tentunya menjunjung tinggi kerja sama,dan profesionalitas. Dengan beberapa tips tersebut, diharapkan nantinya kita dapat menghindari dan juga menyelesaikan konflik yang sedang terjadi, konflik kecil maupun konflik besar. Sehingga nantinya dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam berorganisasi dapat berdinamika dan berjalan dengan baik. Untuk itu sangat penting bagi kita untuk saling terbuka, menghargai, dan juga bertanggung jawab.

Sumber :  Liliweri, A. (2015). Prasangka dan Konflik ; Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur. Yogyakarta : LkiS Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun