Mohon tunggu...
Riko Budi Santoso
Riko Budi Santoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Sumatera, besar di Jawa (Banten)

Piil Pesenggiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Minta Foto Bareng, Jangan Norak Melihat Bule!

19 Januari 2021   03:53 Diperbarui: 19 Januari 2021   04:00 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bule biasa disebut untuk warga negara asing (WNA) yang sedang berada di Indonesia. Entah bule itu sedang pelesiran wisata, bekerja, atau sedang urusan lainnya. 

Tapi biasanya, khususnya warga di sekitar saya, memanggil bule itu untuk sosok yang bertubuh jangkung dan berambut pirang. Seperti orang Belanda, Inggris, Amerika, Jerman, dan Perancis. Kalau WNA dari Korea, China, dan Jepang, mereka masih memukul rata dengan panggilan orang China. 

Membahas bule, boleh dikatakan warga yang pernah saya lihat secara langsung masih menganggap istimewa terhadap bule. Tapi apa itu hanya perasaan saya saja?

Contohnya, pernah beberapa kali saya lihat di kawasan wisata, sejumlah warga sekitar meminta foto bareng dengan bule. Bagi saya untuk apa seperti itu? kenal juga tidak. Apa foto dengan bule sebuah kebanggaan. Sehingga kemudian diunggah di akun sosial medianya.

Apa jangan-jangan karena bule itu seorang wanita, dan berpakaian seksi untuk ukuran norma di sini. Yang jelas saya masih belum tahu, dan saya juga ogah kalau disuruh bertanya langsung ke yang bersangkutan. Lebih baik cukup simpan dalam hati dan tulis di kompasiana saja.

Selain warga sekitar foto dengan bule, ada juga di dunia persepakbolaan Indonesia. Mendatangkan pemain dari luar negeri dianggap seperti sebuah kehebatan. Lambang kemapanan bagi klub. Padahal penglihatan saya, kualitas pemain kita tidak kalah jauh, masih bisa bersaing.

Dalam tulisan ini, saya tegaskan, saya tidak anti atau alergi dengan bule. Tapi menurut pandangan saya, janganlah berlebihan melihatnya. Biasa-biasa saja. Toh yang banyak menolong kita warga kita sendiri. 

Tapi jangan juga tidak sopan terhadap bule ya. Karena dengan kedatangannya sudah turut membantu kemajuan industri wisata negara kita. Apalagi sebagai orang timur, sopan dan santun harus tetap menjadi ciri kita. Namun dengan catatan, "Lu asik gua santai, lu usik gua bantai". (Tulisan lagi ga bisa tidur)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun