Mohon tunggu...
Riko
Riko Mohon Tunggu... Dosen - A musician who is also love teaching philosophy

Lektor Ilmu Filsafat, Prodi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Fisikalisme Kesadaran di Ranah Filsafat Akal Budi

28 Juli 2023   18:31 Diperbarui: 28 Juli 2023   22:18 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Problem mendalam tentang kesadaran ini diajukan oleh Chalmers dalam bingkai melengkapi khazanah ilmu kognitif (Cognitive Science). Pertanyaan sederhana bisa diajukan untuk memudahkan pemahaman kenapa problem ini perlu diajukan: Bagaimana kita bisa tahu bahwa problem permukaan tentang kesadaran benar-benar merupakan wujud dari kesadaran jika kesadaran sebagai sebuah entitas di dalam dirinya sendiri belum terjelaskan secara pasti?

Dengan meminjam ide tentang informasi dari Shannon, Chalmers berspekulasi secara filosofis bahwa jangan-jangan kesadaran itu seperti informasi (1995). Chalmers mengajukan hipotesis bahwa informasi memiliki aspek fisik dan fenomena. Chalmers mengandaikan bahwa apa yang terjadi pada kesadaran memiliki kemiripan (prinsip isomorfis) dengan apa yang terjadi pada informasi. Dengan begitu, Chalmers berharap dapat mempertahankan konsistensinya bahwa kesadaran bertolak dari entitas fisik.

Chalmers dan Penentang Utamanya

Upaya Chalmers untuk menemukan misteri di problem mendalam tentang kesadaran mendapat respon dari beberapa filsuf. Salah satu penentang utama datang dari Filsuf Amerika Daniel Dennett. Bagi Dennett, Chalmers keliru dalam mengonstruksi konsep dan teori kesadaran, dan, oleh sebab itu, upaya mencari ontologi kesadaran tidak terlalu relevan (Dennett, 2012).

Chalmers menjawab kritik Dennett bahwa mestinya kita fokus pada pertanyaan kenapa kesadaran berfungsi hanya jika pengalaman kesadaran juga terjadi. Sebab, jika pandangan Dennett bisa diterima, maka kita juga harus menerima ketika manusia disamakan dengan makhluk fiksi Zombi.

Kritik juga datang dari Searle. Searle (1995) berpendapat bahwa termostat yang memunyai kesadaran tidak dapat menjelaskan kesadaran yang saling terkombinasi secara internal di dalamnya. Searle juga menunjukkan bahwa argumen zombi tidak dapat digunakan untuk membuktikan bahwa kesadaran adalah fitur nonfisik, karena sulit dipahami bahwa kesadaran dapat diandaikan sebagai fitur baru yang melekat pada dunia fisik.

Penutup

Kesadaran, memegang peranan penting di dalam kehidupan manusia. Descartes telah memulai diskusi tentang kesadaran dengan membuat pembedaan antara akal budi (Mind) dan tubuh (body). Sesudahnya, banyak tentangan pemikiran Descartes tentang pembedaan antara akal budi dan tubuh ini. Salah satu aliran yang mengupas tentang kesadaran berasal dari kaum Fisikalisme. Hingga hari ini, fisikalisme kesadaran masih dominan di dalam diskusi tentang kesadaran di dalam ranah Filsafat Akal Budi.

Referensi

Chalmers, D. J. (1995). Facing up to the problem of consciousness. Journal of Consciousness Studies, 2(3), 200--219. https://doi.org/10.53765/20512201.29.11.008

Dennett, D. (2012). The Mystery of David Chalmers. Journal of Consciousness Studies, 19(1--2), 86--95. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun