Mohon tunggu...
Riko
Riko Mohon Tunggu... Dosen - A musician who is also love teaching philosophy

Lektor Ilmu Filsafat, Prodi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Materi Pelatihan Bela Negara

16 Oktober 2015   10:09 Diperbarui: 16 Oktober 2015   10:15 1004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dengan memahami apa yang patut dibela dari negara ini, maka setidaknya ada dua materi yang cocok untuk digunakan sebagai materi bela negara: Pelatihan berpikir kritis dan kewirausahaan sebagai tool studies dan nilai-nilai kebangsaan sebagai content studies.

Dengan berpikir kritis sebagai tools studies, segenap warganegara mendapatkan "haknya" untuk dapat mengolah nalarnya yang selama ini barangkali telah dibuat linglung oleh iklan komersial, siaran televisi yang tidak bermutu, media sosial. Warganegara kita sudah sepatutnya diberikan kesempatan untuk mendapatkan pelatihan berpikir yang lurus. Jangan lupa, para provokator terorisme dan provokator kerusuhan mudah mendapatkan mangsanya ketika orang-orang yang ada di hadapannya lemah dalam bernalar.

Contohnya, ketika ada ayat suci yang dibelok-belokan sedemikian rupa agar menuju kepada tindakan destruktif, warganegara yang sudah terlatih nalarnya dapat mempermasalahkan pembelokkan tersebut sebagai upaya membela diri. Materi berpikir kritis telah disediakan oleh disiplin Ilmu Filsafat. Kementerian Pertahanan dapat menggunakan sumber-sumber materi berpikir kritis yang berlimpah dari internet sehingga dapat menekan biaya serendah mungkin.

Namun, pelatihan berpikir kritis juga harus dibarengi dengan pelatihan kewirausahaan. Rasanya tidak perlu diragukan lagi kepiawaian TNI kita dalam berbisnis. Selain itu, kementerian pertahanan juga dapat meminta dukungan dari para pengusaha, baik senior maupun junior, agar menyukseskan materi pelatihan kewirausahaan dengan mengirimkan pelatih terbaiknya. Dengan pelatihan ini, setiap warganegara mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensi homo economicus yang ada pada dirinya untuk berkembang. Ketahanan ekonomi diharapkan bisa terwujud dengan materi ini.  Toh, Presiden Joko Widodo juga mendukung pengembangan kewirausahaan. Buktinya, Paket Kebijakan Ekonomi Jilid IV menyebutkan bahwa kredit usaha rakyat (KUR) juga diberikan untuk perorangan dan karyawan. Jadi, antara pelatihan bela negara dan kebijakan paket ekonomi bisa saling bersinergi satu sama lain.

Sementara itu, nilai-nilai kebangsaan juga perlu ditafsirkan ulang. Apakah yang disebut mencintai bangsa ini berarti harus melulu berjuang di lingkup teritori NKRI atau bisa di luar negeri. Sebab, peran penting diaspora kita di luar negeri tidak bisa dipandang sebelah mata.

Penutup

Pelatihan bela negara tidak lah terlalu menyeramkan jika ada upaya memahami dulu persoalan yang dihadapi bangsa ini. Seperti yang sudah disebutkan, saya menengarai bahwa bahaya yang kerapkali ditakuti justru persoalan bertahan hidup. Jika persoalan bertahan hidup tidak segera diatasi, maka tindakan terorisme dan kerusuhan mendapatkan lahan persemaian yang subur. Terlebih jika manusia Indonesia kesulitan berpikir lurus, tentu api kekacauan akan mudah diletupkan. Untuk itu materi berpikir kritis dan kewirausahaan dapat dijadikan bahan pelatihan dalam bela negara sebagai pendamping materi nilai-nilai kebangsaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun