Suasana kecurigaan itulah yang tumbuh menahun. Turun temurun. Dari generasi ke generasi. Nyaris tanpa titik temu yang bisa terjalin. Jika pun ada titik temu yang semu. Bertahan sesaat, kemudian pudar.
Suasana itu yang ingin diperjuangkan melalui Keppres No.24 Tahun 2013, mengajak buruh dan pemodal duduk bersama. Saling bernostalgia, berbagi pengetahuan dan jerih payah. Sambil menyusun strategi menatap tantangan masa depan yang lebih berat. Sehingga memiliki pijakan dan upaya sama yang saling menghargai, menghormati dan melindungi.
Lebih menariknya Hari Buruh tidak untuk kalangan buruh semata. Tetapi bagi semua entitas sosial dan entitas ekonomi. Mulai dari pelajar, mahasiswa, guru, dosen, pedagang, konten kreator, penulis, seniman, sampai presiden pun menikmati libur Hari Buruh.
Maka untuk itu bergembiralah di Hari Buruh. Bergembiralah untuk semua yang berhasil melepaskan sekat sosialnya. Menghapus asimetris relasi atas dasar modal dan sebagainya. Semoga Hari Buruh ini menjadikan negeri lebih produktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H