Perkembangan teknologi pasa saat ini sudah semakin maju, hal ini memaksa kita untuk mengikuti perkembangan tersebut, tidak hanya itu hal ini juga berlaku bagi media tradisional dan konvensional yang mau tidak mau juga harus mengikuti perkembangan yang ada sehingga terjadi perubahan dari yang tadinya tradisional dan konvensional menjadi moderenisasi dan digitalisasi media. Anthony Giddens  menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi merupakan sebuah budaya baru yang tidak dapat ditolak kehadirannya di masyarakat.
Perubahan yang ada di masyarakat ini, berlaku pula pada aspek religi dalam hal ini adalah Dakwah, dengan adnaya perkembangan teknologi yang sudah mencapai 4.0 ini, kegiatan Dakwah tidak hanya dilakukan dengan cara lisan saja atau melalui pengajian, namun juga menambahkah unsur visual di dalamnya sehingga mampu disampaikan dan disebar luaskan melalui media internet. Dengan adanya hal ini diharapkan mampu menarik banyak minat di kalangan anak muda di dalam kalangan Masyarakat Informasi.
Masyarakat Informasi yang merupakan objek dari Dakwah dalam hal ini adalah masyarakat yang melek teknologi dan mampu mengakses dan mengoperasikan internet, menurut  Andi Dwi Rianto  menyebutkan bahwa pada tahun 2020 pengguna internet di Indonesia mengalami peningkatan dan telah mencapai angka 174,5 juta. Hal ini menujukan bahwa pada tahun 2020 saja jumlah pengguna internet di Indonesia sudah sangat banyak apalagi pada saat ini, karena itu para Da’i dituntut untuk mampu beradaptasi dan mampu mengemas Dakwah agar dapat masuk kedalam media sosial seperti Youtube, Instagram, Twitter dan lain sebagainya mengingat bergesernya budaya di masyarakat.
Menurut model penerimaan teknologi Davis menyebutkan bahwa perkembangan teknologi mampu digunakan dengan mudah oleh siapa saja dan dapat memberi manfaat bagi masyarakat luas, dengan adanya kemudahaan dalam akses, tentu hal ini dapat dimanfaatkan oleh para Da’i untuk menyebarkan dakwahnya di masyarakat. Selain itu dengan adanya media baru ini, penyebaran informasi menjadi lebih cepat dan menyediakan berbagai fitur yang dapat mendukung penyampaian dakwah kepada masyarakat informasi. Salah satu hal yang dapat diupayakan oleh para Da’i adalah dengan menerapkan konsep design visual, dengan penerapan ini dakwah mampu dikemas dengan sedemikian rupa sehingga dapat diterima oleh masyarakat informasi secara luas.
Dalam tulisan ini saya ingin membahas mengenai pemanfaatan media sosial untuk penyebaran dakwah, dengan pertimbangan bahwa pentingnya sebuah dakwah untuk memasuki ruang lingkup masyarakat informasi, dan bagaimana Dakwah tersebut dikemas dalam bidang komunikasi visual sehingga kita dapat mengerti dan memahami aspek komunikasi visual yang digunakan dalam menyampaikan dakwah.
Bentuk Digitalisasi Dakwah di Media Sosial
Seperti yang telah dijelaskan sebielumnya bahwa, media online pada saat ini merupakan sebuah bentuk budaya baru di masyarakat sehingga, hal tersebut sangat mempengaruhi penyampaian pesan yang ada, tidak terkecuali dalam hal Dakwah, proses digitalisasi ini dilakukan agar pesan dakwah yang disampaikan mampu diterima secara luas oleh Masyarakat Informasi karena dengan adanya koneksi internet dan perangkat smartphone, media sosial sudah mampu diakses. Berikut ini adalah beberapa bentuk dari digitalisasi dakwah di media sosial;
- Poster Dakwah
Poster adalah bentuk komunikasi visual yang digunakan untuk menyampaikan pesan, informasi, atau promosi dengan cara yang menarik dan efektif. Lori Siebert dan Lisa Ballard (dalam Wibowo, 2020) menyebutkan bahwa poster dapat mencuri perhatian khalayak umum yang sedang bergerak dan pesannya pun jadi mudah tersampaikan. Pada masa digital ini, proses penyebaran sebuah poster tidak perlu dilakukan dengan menempelnya pada dinding atau papan informasi, melainkan kita hanya perlu mem-posting poster tersebut pada laman media sosial yang kita miliki sehingga masyarakat informasi secara umum mampu mengakses dan melihat poster yang kita miliki.
- Kartun Dakwah
Kartun adalah suatu bentuk seni visual yang menggunakan gambar-gambar bergaya khas untuk menggambarkan cerita, karakter, atau situasi. Kartun juga sering kali dipakai untuk menyampaikan sebuah pesan, dalam hal dakwah pesan yang disampaikan dapat berupa pesan moral dan lain sebagainya yang ada kaitannya dengan ajaran agama islam, menurut (Wibowo, 2020), kartun pada awalnya dicetak melalu koran atau majalah. Namun, seiring dengan adanya media sosial, kini kartun boasa ditampilkan pada laman media sosial.
- Video Dakwah
Video adalah bentuk media yang menggabungkan gambar bergerak, suara, dan seringkali teks untuk menyampaikan pesan atau cerita. Video biasanya terdiri dari serangkaian gambar diam (frame) yang diputar secara berurutan dengan kecepatan tertentu untuk menciptakan ilusi gerakan.
Video dakwah sendiri adalah, sebuah video yang menyampaikan pesan moran dan religi baik dalam bentuk film pendek, wawancara, maupun penjelasan. Pada awalnya video dakwah sebagian besar diproduksi oleh media konvensional, yaitu televisi namun dengan adanya media sosial, pembuatan video dakwah semakin mudah untuk ditampilkan di media baik itu youtube, facebook, maupun twitter. Dengan adanya hal tersebut, masyarakat menjadi lebih mudah untuk mengakses video dakwah yang beredar di media.
Berdasarkan beberapa contoh diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, penggunaan media sosial sebagai sarana dakwah adalah hal yang sangat mungkin, hal ini dikarenakan tuntutan akan perubahan yang terjadi di masyarakat, namun perlu diperhitungkan kembali media yang akan digunakan, ruang lingkup, prinsip, dan unsur – unsur yang digunakan dalam hal dakwah, agar pesan yang disampaikan oleh Da’i kepada masyarakat luas atau masyarakat informasi dapat diterima dan dipahami dengan baik serta tepat sasaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H