Teror Malam Pertama
Pada suatu malam gelap, ketika hujan turun deras, desa mereka diguncang oleh teror. Di tengah gemuruh hujan lebat, terdengar teriakan menyanyat hati yang membelah suara derasnya hujan.
“Aaaaaaaaaaa”
Seorang wanita ditemukan tewas bersama bayinya. Nahas sekali bayi ini ditemukan sedang berada dalam dekapan ibunya dalam kondisi kering kerontang. Namun, karena malam itu sedang turun hujan yang sangat lebat, warga yang menemukannya pun tidak berani berbuat banyak. Jasad ibu dan bayi itu dibawa ke kandang sapi miliknya dan hanya sekadar ditutup tikar saja.
Keesokan harinya ketika hari sudah mulai terang, dilakukanlah penyelidikan mengenai korban pertama tadi. Didapati kalau korban tersebut merupakan istri dari kepala desa tersebut yang sedang hamil anak ketiga dan sedang hamil tua. Yang lebih menyedihkan lagi, ternyata ketika tragedi itu terjadi, sang kepala desa sedang berada di kota karena ada rapat dengan kepala desa – kepala desa lainnya dan berlangsung cukup lama hingga larut malam sehingga beliau memutuskan untuk menginap di kota.
Setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut, ternyata istri kepala desa ini didapati kalau beliau baru saja pulang dari rumah mertuanya. Jarak dari rumahnya dan rumah mertuanya sebenarnya tidak terlalu jauh. Hanya saja harus sedikit melewati hutan rimbun yang ditumbuhi banyak pohon jati. Menurut kesaksian mertuanya, mertuanya sendiri sudah menawarkan beliau untuk menginap saja karena sudah terlalu larut malam. Namun beliau sungkan dan lebih memilih untuk pulang saja. Mertua beliau pun mengiyakan saja. Tapi, orangtua kepala desa tersebut tidak menyangka kalau akan turun hujan yang sangat lebat karena pada malam itu, langit cukup cerah, bintang-bintang pun bersinar terang.
Pertemuan dengan Sesepuh
Teror malam pertama tersebut tentu saja membuat kepala desa bergegas untuk segera pulang ke rumah. Tidak hanya kepala desa, tetapi juga Lionel, anak pertama kepala desa tersebut sangat marah dan bersumpah akan menghentikan teror ini.
Namun, sayangnya kejadian tersebut ternyata bukanlah kejadian yang pertama. Di suatu malam yang tenang, kira-kira pukul 7 malam, terdengar suara jeritan perempuan dari salah satu rumah di desa tersebut. Beruntungnya, ketika kejadian tersebut terjadi, sang suami sedang berada di teras bersama lima orang warga. Mereka semua langsung bergegas untuk masuk menemui perempuan yang ternyata tengah hamil tua juga.
“K U Y A N G!!!” ujar sang suami dan warga desa tersebut. Mereka segera berusaha untuk mengusir Kuyang itu dengan menggunakan sapu ijuk dan membuat kegaduhan. Namun usaha mereka nampaknya sia-sia belaka. Kuyang tersebut tidak takut dan tetap hendak menyerang perempuan yang sedang hamil tua tersebut.