Mohon tunggu...
Blue Ambience
Blue Ambience Mohon Tunggu... Freelancer - Belajar untuk sering menulis

Introvert, INFJ, suka ngedesain, penikmat kopi. Hobi menonton.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Introvert x Ramadhan

26 Mei 2018   07:02 Diperbarui: 26 Mei 2018   07:15 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun berganti tahun, ramadhan demi ramadhan telah terlewati, pengalaman demi pengalaman saling bertumpuk bersatu padu menjadi sebuah rekaman adegan berupa ingatan samar yang tersimpan dalam memori yang sering terpanggil kembali lewat peristiwa atau tempat sama yang membuatku bernostalgia atau merasakan dejavu.

Perlahan demi perlahan ku mulai mengerti sifat dan karakter diri, diri ini yang menyukai keheningan, diri ini yang dirasa cukup irit bicara, diri ini yang dirasa kikuk dalam bersosialisasi, diri ini yang dirasa mudah iri dengan pencapaian orang lain, diri ini yang kebingungan menatap masa depan, diri ini yang sedang mencoba bersabar dalam penantian bertemu partner hidup, diri ini yang sering merasa diberatkan oleh idealisme sendiri, diri ini yang terlalu peka perasaan orang atau hanya selalu terlalu cepat mengambil kesimpulan tanpa memastikan kebenaran dalam menilai orang, diri ini yang selalu berpikir negatif.. 

Yah begitulah seiring perjalan dalam mengarungi kehidupan caraku bersikap atau menyikapi sesuatu dan mengambil kesimpulan berdasarkan respon orang lain terhadap prilakuku aku disini sudah sampai pada suatu kesimpulan berdasarkan fakta tersebut.. finally I can say "yeay I'm introvert... ".

Tak ada yang salah dengan itu, dan aku tak perlu berbangga dengan hal itu. Aku hanya merasa harus mulai mengenali diri sendiri dan harus menghargai diriku diatas segala sesuatu seperti tidak menilai diriku lebih buruk dibandingkan orang lain. 

Aku sadar setiap orang punya sifat yang berbeda entah akibat pengaruh lingkungan dan lain-lain. Sayangnya introvert ini jumlahnya tak banyak jadi bisa dibilang kita ini kaum minoritas diatas semua mahluk yang bersifat ekstrovert itu, sehingga kita seringkali sulit dimengerti oleh orang lain karena mungkin mempunyai sedikit perbedaan dalam hal merespon sesuatu entah itu sikap maupun obrolan.

Di Indonesia tentunya mayoritas umat muslim, maka sudah bukan aneh jika perayaan umat muslim akan menjadi perayaan terheboh dari perayaan-perayaan yang lain. Btw.. kata heboh ditelinga introvert itu bisa dibilang anti banget, contoh kecilnya aku (aku tak pernah bilang "orang lain" karena sifatku yang gini sehingga jarang/males ketemu orang dan aku pun gak bisa mastiin orang lain apakah dia dominan introvert atau bukan sehingga kebanyakan ngasih pengalaman pribadi aja). 

Aku gak terlalu suka keramaian (mungkin terkecuali sesuatu yang aku sukai), dibulan Ramadhan apalagi, orang-orang pada bersemangat dalam hal tertentu entah bersemangat nentuin agenda, berbagi kebaikan (update ig), ngerencanain bukber, atau bahkan udah ribut-ribut beli baju baru. 

Entahkah terkadang aku merasa sendirian karena tak mempunyai semangat seperti mereka-mereka, dan terkadang aku pun kesulitan memahami apa isi otak temen-temenku karena obrolan mereka yang suka gak bisa aku ikutin, terlebih aku akan selektif terhadap beberapa obrolan seperti ngomongin bola aku skip, ngomongin otomotif aku skip, ngomongin game aku skip, ngomongin liburan aku skip.. banyak yang di skip sih jadi terkadang gak kebagian obrolan dan kemudian di judge pendiam padahal, kalo aja topiknya nyantol udah autupilot nimbrung ngobrol tuh.

Oh ya, aku juga gak suka dateng ke mesjid lebih awal soalnya ntar aku gak ada yang ngajak ngobrol atau males nanggepin obrolan yang udah pasti nanyain nasib (masalah dirumah *secret). Dan jadi deh kesendirian yang mutlak, sahur bareng keluarga, buka bareng keluarga, solat dateng paling akhir keluar paling awal, jarang keluar rumah, nunggu buka bareng adek.. boring banget sih udah jomblo, gaada temen, broken home.. alah.. yaudahlah. 

Tapi hal itu Cuma berlaku dikampung halaman, soalnya saat ini aku sedang lecture di Bandung. Sendirian di tempat keramaian yang gak dikenal itu gak masalah, yang masalah itu sendirian diantara orang-orang yang dikenal. Di Bandung ini tentu ada temen, masa gaada..

Oh ya, tinggal di kota orang bisa dibilang kita sedang mereset ulang kehidupan karena bertemu orang-orang yang baru, tinggal jauh dari rumah bisa dibilang cukup baik untuk ngelupain masalah yang ada dirumah, jadiin kesempatan ini untuk kebaikan agar paling tidak aku gak dibenci siapapun dikota ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun