Mohon tunggu...
Blue Ambience
Blue Ambience Mohon Tunggu... Freelancer - Belajar untuk sering menulis

Introvert, INFJ, suka ngedesain, penikmat kopi. Hobi menonton.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ikut-ikutan

25 Mei 2018   08:33 Diperbarui: 25 Mei 2018   08:45 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita sebagai manusia tentu berkomunikasi dengan yang lain entah karena kedekatan, karena suatu kepentingan, atau entah karena alasan apapun kita sudah pasti saling bertukar obrolan karena kita mahluk sosial yang gak bisa hidup sendiri dan gak bisa ngomong sendiri.

Bertukar obrolan berarti bertukar informasi, kesan dari kata ngobrol sendiri lebih ke pembahasan ringan dan sepele beda makna dengan kata meeting atau diskusi. Dari mulai bertukar informasi menjadi bertukar pengetahuan kemudian menjadi bertukar gaya hidup dan kebiasaan.

Sosial media sudah menjadi aplikasi utama yang sering dicek pada hp, sudah menjadi tabiat membuka hp hanya untuk mengecek adanya notifikasi atau sekedar scrolling timeline karena lagi bosen.

Dari mulai video lucu, quotes unik, berita viral, sampe tren saat ini ada di timeline sosial media, sehingga kini orang-orang pada dibuat betah walau hanya sekedar diam menatap layar hp lama-lama.

Setelah menilik beberapa tahun ini, tepatnya setelah sedikit mengikuti lalu lalang informasi sosial media dan perkembangannya terhadap kita aku menyadari beberapa hal. Aku rasa kita selalu menjadi haus akan sesuatu yang baru, ikut tren ini, ikut tren itu, tau hal-hal yang lagi viral, dan bahkan tau info-info yang sebenernya kurang berfaedah.

Aku merasa sekarang gadget udah mulai membuat kita yang deket jadi renggang karena berkomunikasi dengan orang yang jauh lebih dimudahkan, main game, scrolling timeline, selfie, wefie, tik-tokan, snapgraman, ig-an, udah jadi hal asik yang bisa dilakuin smartphone kita.

Disaat ditanya apakah itu salah? Well I guess... yah mungkin ini karena salah satu dari dampak sosial media terhadap perilaku manusia tentu ada positif dan negatifnya. Tapi alangkah baiknya kita tidak mengabaikan orang yang dideket kita karena asik berselancar didunia lain. Balik lagi ke awal, kita ini mahluk sosial, jangan karena kehadiran gadget jadinya kita hanya bersosialisasi lewat perantara gadget saja.

Terkadang pada suatu titik aku merasakan suatu kejenuhan dalam hidup karena hanya ikut-ikutan temen. Ku mulai menyadari bahwa setiap orang mempunyai standarisasi perspektif mereka sendiri dalam memilih suatu pilihan.

 Aku merasa harus mulai menyortir setiap tindakan-tindakanku kedepannya agar tidak ikut-ikutan orang lain. Aku rasa melakukan sesuatu harus mempunyai dasar, dan tau ilmunya, jangan hanya karena orang lain melakukan sesuatu lantas kita main ikut-ikutan aja padahal gak tau apa dasarnya ia ngelakuin itu.

Aku belum percaya kata-kata bisa sampai pada hati sampai melakukan sesuatu berdasarkan apa yang dibaca, dan menjadikannya disiplin untuk kedepannya. Seperti aku tak sengaja/sengaja mendengar suatu himbauan positif, lalu aku mengerjakannya, sisanya? Selama tubuhku merespon ingatanku, selama ingatanku tak memudar dihampiri ingatan-ingatan yang lainnya, mungkin ku usahakan mengerjakan himbauan positif itu.

Maka dari itu ku berencana untuk menulis, disiplin-disiplin apa saja yang harus aku pegang, aturan-aturan apa saja yang harus aku tanamkan dalam diri, dan kata-kata apa saja yang membantuku termotivasi disaat aku merasa down.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun