Nabi Musa turun dari bukit Sinai, seseorang bertanya, ' Apakah aku bisa mengundang Tuhan untuk datang dan makan malam bersama kita ?'.
TatkalaNabi Musa menjawab dengan marah, 'Kita tidak bisa mengundang Tuhan untuk datang makan malam. Tuhan tidak makan malam. Tuhan tidak terbatas. Tuhan melampaui batasan kebutuhan akan makan. Tuhan jauh melampaui bentuk ragawi manusia !. Tuhan tidak seperti aku dan kau '.
Ketika dia kembali ke gunung Sinai, Tuhan 'menegur' Musa atas perkataannya itu dan kemudian berkata,'Musa, kembalilah dan katakan kepada mereka untuk menyiapkan pesta besok malam dan Aku akan datang'.
Semua orang sangat senang mendengar kabar itu. Mereka menyiapkan sebuah pesta besar dengan hidangan yang paling baik.
Saat menunggu kedatangan Tuhan, seorang lelaki tua yang haus dan kelaparan mendatangi pesta itu. Dia meminta makanan dan minuman. Nabi Musa berkata, 'Tuhan akan datang untuk makan malam. Tunggu sampai Tuhan datang. Tidak seorangpun boleh makan sebelum Tuhan datang'
Malam semakin larut, tetapi Tuhan tidak juga muncul. Orang orang memprotes Musa. Tetapi, ia tidak bisa berkata apa apa.
Keesokan harinya, Nabi Musa kembali naik ke gunung Sinai dan mengeluh, 'Wahai Tuhan, Engkau sudah berjanji akan datang makan malam, tetapi Engkau tidak muncul'.
Tuhan menjawab, 'Aku sudah datang. Aku kehausan dan kelaparan, tetapi tidak seorangpun memberiku sesuatu untuk dimakan dan diminum. Lelaki tua yang datang dari gurun pasir itu adalah salah satu hambaKu.
Ketika kalian memberi makan hambaKu, kalian memberiKu makan. Sewaktu kalian melayani hambaKu, kalian melayaniKu'.
Ini merupakan pelajaran yang amat  indah. Dengan melayani makhluk Tuhan, kita melayani Tuhan dan pelayanan itu merupakan ibadah.
( Ref. Sufi Talks : Teachings of An American Sufi Seikh, by Prof.Robert Frager,PhD )
Terkait dengan pelayanan ini, saya teringat dengan kisah seorang dokter mata di India. Namanya Ramnik Doshi. Ia sudah berusia 89 tahun.  Dokter Ramnik Doshi tinggal di sebuah desa terpencil di Gujarat, India. Di rumah sakit dekat tempat tinggalnya , ia bekerja keras menyediakan pelayanan mata secara gratis dan terjangkau buat masyarakat  miskin dan tidak mampu.
http://www.movedbylove.org/profiles/story.php?sid=4 ) Â , menulis : Â
' Melihat pria sederhana ini dengan tubuhnya yang kecil di dalam balutan kaos oblong , Â anda tidak akan percaya bahwa ia bertanggung jawab memberikan pelayanan pengobatan mata kepada ribuan masyarakat miskin di pedesaan. Ia telah menjalani pekerjaannya ini selama hampir 30 tahun '
Banyak  kata kata mutiara yang terucap dari kedua bibirnya.
Ketika salah seorang  dokter yang telah bersamanya selama 22 tahun ditanya apa yang paling dia sukai dari dokter Ramnik Doshi, ia menjawab, ' I like everything about him but one quality that stands out is that he has no false thoughts' - Aku menyukai segala hal tentangnya, namun satu sifat yang paling menonjol darinya adalah ia tidak pernah punya fikiran fikiran yang buruk '
Apa yang menyebabkan dokter Ramnik Doshi bisa punya usia yang panjang,hidup sehat dan bugar ?.
Mari kita dengarkan penuturannya.
' I haven't been sick for the past fifty years. No cold, no flu, no diarrhea, no sore throat, nothing." What's his secret ?. ' To live with joy', he confidently reports with a big smile 'Â
' Aku belum pernah sakit sejak 50 tahun terakhir ini. Tidak pernah demam, tidak pernah flu, diare, radang tenggorokan, tidak pernah sakit apapun. ' Apa rahasianya ?. ' Bersuka cita dalam hidup ', katanya penuh keyakinan dengan senyum mengembang.
Lalu, darimana ia memenuhi kebutuhan hidupnya sehari hari ?.
Dan, inilah jawabannya. ' Its simple cause and effect. If you feed others, you won't go hungry. I give others health, so I don't get sick. Serve others, and you will be served 'Â
' Ini hanyalah hukum sebab akibat. Jika kau memberi makan orang lain, kau tidak akan kelaparan. Saya menyumbangkan pelayanan kesehatan bagi orang lain sehingga saya tidak sakit. Layanilah orang lain, dan kau akan dilayani '
Saya teringat dengan Stephen Post, PhD dan Jil Neilmark yang menulis sebuah buku yang berjudul, ' Why Good Things Happen to Good People '.
Di dalam buku ini diceritakan bagaimana penemuan -- penemuan ilmiah mutakhir telah membuktikan adanya hubungan yang sangat signifikan antara perilaku berbuat baik terhadap orang lain dengan usia yang lebih panjang, hidup yang lebih sehat dan perasaan yang lebih bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H