Mohon tunggu...
Riki Tsan
Riki Tsan Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Mata/Magister Hukum Kesehatan

Eye is not everything. But, everything is nothing without eye

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perawi Syi'ah di Dalam Hadis Sunni

4 November 2019   12:13 Diperbarui: 31 Mei 2020   05:00 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh sebagian umat Islam, Syi'ah kerap dituding sebagai aliran sesat dan menyesatkan, bahkan divonis kafir. Para pengikutnya  sering didiskriminasikan dan diekskomunikasikan dari masyarakat. Tidak jarang terjadi benturan dan pertentangan antara pengikut Syi'ah dan bukan Syi'ah.

Kenyataannya, justru banyak orang orang Syi'ah yang menjadi periwayat (perawi) di dalam jalur transmisi hadis (sanad) seperti termaktub di dalam kitab Sahih Al Bukhari dan Sahih Muslim. Oleh muslim Ahlus Sunnah wal Jama'ah (Sunni) kedua kitab ini diyakini kebenaran, autentisitas dan otoritasnya setelah kitab suci Al Qur'an.

Adalah Dr. Alwi bin Husin, MA.Hum yang kemudian melakukan penelitian yang mendalam dan sangat cermat terhadap para perawi Syi'ah dalam berbagai tingkatan (termasuk yang disebut sebut sebagai rafidhah) dan berhasil mempertahankan disertasinya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 29 April 2019 dengan yudisium cum laude, dan meraih gelar doktor.

Beliau bahkan mendapatkan apresiasi berupa piagam sarjana S3 terbaik di Sekolah Pascasarjana tahun akademik 2018/2019.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Penelitian - yang kemudian tertuang di dalam buku setebal 700 halaman lebih dan dilengkapi ratusan referensi - itu mengungkapkan adanya 56 orang perawi Syi'ah di dalam kitab Sahih Al Bukhari yang meriwayatkan 2.854 hadis, dan 36 orang di dalam kitab Sahih Muslim dengan 3.871 hadis.

Imam Bukhari maupun Imam Muslim terbukti tidak menjadikan 'keyakinan/aliran/doktrin mazhab yang dianut periwayatnya' sebagai ukuran untuk dapat diterima atau tidak diterima di dalam meriwayatkan hadis.

Yang menjadi fokus penilaian keduanya terhadap para perawi adalah sifat saduq atau kejujuran serta thiqah atau dapat dipercaya dan bertanggung jawab secara moral dan intelektual.

Kita mungkin hampir tidak percaya bahwa ternyata orang orang Syi'ah menjadi guru Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Misalnya, ketika membicarakan 'Ubayd Allah ibn Musa, Al Dhahabi menulis di dalam Asma'nya : 'Guru Al Bukhari, thiqah, shi'i jalad'. 

Lalu, tentang Abu Nu'aym Al Fadl ibn Dukayn, Ibn Athir menulis : 'Dia guru Imam Bukhari dan Muslim.....shi'iyyan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun