Mohon tunggu...
Riki Purwanto
Riki Purwanto Mohon Tunggu... Administrasi - Manusia Bodoh yang Ingin Pintar

Mahasiswa Kurang Kerjaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketika Sekolah Favorit Tak Lagi Menentukan Prestasi, Kartu Keluarga Tiba-tiba Menjadi "Kartu Sakti"

20 Juni 2019   15:01 Diperbarui: 25 Juni 2019   06:12 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jika semua sekolah sudah sama rata sama rasa, dan tidak ada anggapan sekolah favorit barulah diterapkan kebijakan zonasi ini, bukan begitu? Sepertinya kemarin, pemerintah kurang memperhitungkan bahwa sistem zonasi dengan dasar argumentasi mengurangi kemacetan dan polusi itu peluang keberhasilannya sangat kecil. Saya kira, apapun taktik si pembuat kebijakan untuk mengurangi kendaraan bermotor akan tetap kalah dengan strategi ala swasta pabrikan motor di Indonesia dengan sales-sales nan gesit beserta iklan-iklan mahal yang memenuhi baliho di jalanan. Ehe :) Lalu dengan begitu kita mesti berharap murid yang diterima sekolah terdekat dari rumah yang berjarak cuma satu dua kilometer ini mau berangkat sekolah jalan kaki? Waduh, saya kok sangsi. Zaman sekarang, saya tetangga saya kalau mau ke alfamart jarak 100 meter aja, apa iya mereka milih jalan kaki ketimbang naik motor? Atau berharap naik sepeda onthel ke sekolah karena lebih dekat? Mana ada bocah generasi sekarang mau keteknya keringetan naik sepeda ke sekolah? Masihkah Anda lihat murid sekolah naik sepeda di kota-kota besar? Kalau di kampung-kampung saya sih masih banyak, tapi di kota besar? Anda pikir sekarang zaman Orba?

I Know, awalnya mungkin berat dan susah payah. Protes dimana-dimana karena si pemrotes merasa dirugikan. Setiap kebijakan baru yang mengubah total cara hidup rakyat memang selalu mendapat tentangan berat. Ingat waktu dipaksa beralih dari minyak tanah ke elpiji, betapa sabarnya pemerintah dihujat-hujat setiap hari? Korban-korban ledakan elpiji terus menerus diberitakan berjatuhan. Toh, akhirnya kita sampai pada level elpiji bisa diterima bahkan disenangi masyarakat, sampai bikin kita ogah balik ke minyak tanah lagi. Buat teman-teman yang adik-adiknya gagal masuk sekolah yang diidam-idamkan, saya hanya bisa bilang jangan terus-menerus sedih. Apalagi menularkan kesedihan dan kemarahan itu kepada adiknya. Saya yakin kok, di mana pun bersekolah kesuksesan tetap bisa dicapai, asalkan kita tidak terjebak pada nilai-minded dan almamater-minded.

Untung Kebijakan Zonasi hanya untuk PPDB, Coba kalau untuk Nikah kesempatan saya mendapatkan kamu hanya 5%.

Referensi:
mojok.co 1
mojok.co 2 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun