Halo brosis, celotehan ke 2 di 2021 ini. Gak banyak yang berubah dari 2020 untuk sejauh ini, kabar sedap dan tidak sedap pun silih berganti datangnya di pekan kedua tahun ini. Banyak sekali tragedi yang terjadi diluar nalar kita sebagai makhluk sempurna ciptaan Tuhan ini ya. Tapi itulah hidup, rancangan Tuhan bukanlah rancangan manusia, jalan Tuhan bukanlah jalan Manusia. So, semua terjadi karena seijin Tuhan.Â
Hal yang sangat pilu akhir pekan lalu membuat banyak pihak terpukul. Pesawat Sriwijaya dengan kode terbang SJ 182 berangkat dari Jakarta menuju Pontianak hilang kontak saat baru beberapa saat mengudara.Â
Mendengar kabar seperti itu membuat hati begitu sedih. Pesawat yang berisikan 59 penumpang dan 6 kru itu terjatuh di Kepulauan Seribu, berada perairan diantara Pulau Laki dan Pulau Lancang. Mari kita doakan untuk para penumpang dan kru serta semua keluarga yang terdampak dalam peristiwa tersebut.
Banyak media yang mengambil kesempatan untuk meliput hal ini, namun kesal rasanya melihat tingkah laku wartawan yang serta merta menyodorkan pertanyaan ketika keluarga korban yang sedang dirundung duka. Tangisan yang tak henti, bicara pun tak sanggup, apalagi harus menjawab pertanyaan dari wartawan.Â
Tak hanya itu banyak juga berita yang tidak mengasyikkan dari media yang mengambil kesimpulannya sendiri yang didapat dari pernyataan terakhir korban baik dari postingan ataupun status media sosial korban sebelum lepas landas. Sedih rasanya jika terus harus dibayangkan, betapa terpukulnya keluarga yang ditinggalkan.
Berita duka yang terjadi disekeliling ku tak hanya itu, Profesor yang mendidik ku harus pulang ke rumah Bapa, masih banyak yang ku ingat semasa dia mengajar. Ilmu marketing yang dikuasainya serta merta diajarkan ke anak didiknya ini.Â
Masih ingat betul kala pertemuan pertama di kelas beliau, pengenalan diri dengan cara menyuruh mahasiswanya untuk searching profesor top di Indonesia, maka ketemu lah sosok beliau di posisi yang ke berapa. Tak hanya itu beliau juga banyak menerbitkan buku-buku yang berkaitan dengan statistika dan marketing. Pahlawan tanpa tanda jasa ini memang banyak ditakuti mahasiswa karena cara mengajarnya yang lumayan ketat ini. Gimana tidak takut, ujian nya saja sudah seperti sidang skripsi.Â
Duka pun datang dari teman kuliah ku yang harus kehilangan orang tuanya dalam waktu yang cukup dekat, tidak sampai 4 bulan dia kehilangan dua orang tersayangnya. Tegar memang sosoknya, tapi inilah rencana Tuhan, siap tidak siap harus siap.Â
Nah, yang kali ini membuat saya sendiri kocar kacir, sahabat kuliahku ngelamar ceweknya. Gimana tidak makin kocar-kacir, sampai sekarang aja saya belum punya pasangan. Haha... Bangga? Yapsss pastinya, dari semasa kuliah dia memang sudah punya target umur untuk menikah. Tongkrongan kami pasti ngeledekin dia karena ngebet banget rasanya harus menikah di umur 25.Â
Tapi makin ke sini kena batunya kali ya karena ngeledekin dia, sekarang aku yang khawatir uda umur segini masih belum bersiap apa-apa. Tapi selalu percaya dengan namanya waktu yang tepat. Tapi harus di sambil dengan usaha lah ya. Ya ku tambahin permohonan ku dari celotehan sebelumnya lah, semoga tahun ini sudah ada gandengan. AMINÂ
Mungkin boleh deh ya celotehan selanjutnya dibahas dikit. Tapi sebelumnya mau pesen dulu nih, jangan lupa untuk tersenyum :)