Mohon tunggu...
Riki Kusnadi
Riki Kusnadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup sebagai pedagang biasa yang bercita-cita sebagai pengusaha kondang. #CRABTY

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Celotehan HahaHihi #16 - "Mental Kerja"

14 Desember 2020   18:41 Diperbarui: 14 Desember 2020   18:43 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena covid-19 belum berakhir, hari ini Gubernur Kalimantan Barat mengumumkan zona bahaya di daerah kami. Dari 14 kota dan kabupaten, lima diantaranya zona kuning dan sisanya sudah zona oranye. Beliau meminta untuk kepala masing-masing daerah untuk tegas dan memperketat wilayah masing-masing. Untuk Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya hampir menginjakkan pada zona merah. Teguran beliau untuk meminta tiap wilayah untuk rajin mengirimkan sample swab. 

Saya sendiri sangat sering beraktifitas pada dua daerah yang hampir memasuki zona merah tersebut, karena rumah dan tempat kerja saya berada pada perbatasan pada dua wilayah itu. Sejauh pengamatan saya untuk saat ini, memang sudah kendor tindakan dari pemerintah untuk menekan lajunya penambahan kasus covid-19 ini. Patroli oleh satpol pp pun sudah sangat jarang, bahkan bisa dibilang tidak ada. 

Celotehan kali ini hanya ingin ngebahas mental kerja. Rendahnya kesadaran pada pemerintah untuk menindak tegas permasalahan ini. Mental yang dibangun untuk terus dipecut atau ditegur terlebih dahulu baru bertindak. Inilah yang membuat sisi negatif yang terus dipandang masyarakat terhadap kinerja pemerintah. Permasalahan ini juga mungkin bukan hanya pada pemerintahan saja, tapi kebanyakan pekerja swasta juga begitu.

Tepat hari ini saya baru mendapatkan karyawan baru. Umurnya masih muda, putus sekolah karena tidak ada niat belajar. Dia hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat Sekolah Dasar saja. Belum pernah kerja sama orang lain. Berasal dari kampung, selama putus sekolah dia hanya mengikuti ayahnya untuk jadi buruh di kebun orang. 

Masih sangat polos anaknya. Dia bekerja supaya bisa untuk membeli handphone. Selama ini belum pernah merasakan memainkan handphone. Miris dengar pembicaraan dia. Namun di lain sisi, saya sedikit kesal karena alih-alih hanya ingin mendapatkan handphone aja motivasi kerjanya. Mungkin hal seperti ini lah yang harus mengubah sistem pendidikan di Indonesia. Tidak melulu padat dengan pendidikan akademik, melainkan non-akademiknya juga harus sudah dilatih sejak dini. 

Mana lagi Indonesia dikenal sebagai negara timur, dimana orangnya ramah-ramah dan beragama sudah mulai luntur digerus jaman. Hingga tidak lagi takut akan dosa untuk sekarang ini. Contohnya saja berapa banyak kasus korupsi yang merajalela belakangan ini. Suatu kemunduran mental kerja yang ada pada masyarakat Indonesia ini. Tak lagi malu ketika ditangkap. Menemukan orang yang berkualitas sudah sangat sulit. Bayangkan kalau saja masyarakat Indonesia yang banyak ini bisa sama dengan mental kerja orang Jepang yang sangat menjunjung tinggi profesionalitas. Bisa saja Indonesia sudah maju sejak dulu. 

Mari mulai dari kita sendiri untuk profesional dalam bekerja. Guna membangun kualitas SDM Indonesia yang lebih baik. Perbaikan pada mental mesti menjadi dasar dari segalanya. Segini dulu ni celotehan kali ini. Jangan lupa untuk hahahihi ya, senyum setiap saat juga ya :)

Salam satu hati,

#CRABTY

*Riki Kusnadi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun