Mohon tunggu...
Riki Hifni
Riki Hifni Mohon Tunggu... Freelancer - Seseorang yang mengagumi kata-kata

Lahir di Pasuruan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

The Silver Man dan Kapitalisme

10 November 2021   14:08 Diperbarui: 10 November 2021   14:11 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Akhir-akhir ini terdapat sebuah fenomena baru yang cukup menarik perhatian. Manusia berkulitkan cat abu-abu atau biasa disebut The Silver Man seringkali kita jumpai ditengah sorotan kejamnya kota-kota besar lebih tepatnya dijalanan tempat pusat keramaian. 

Eksistensi dari mereka dianggap cukup unik bagi sebagian orang sehingga dijadikan sebagai hiburan ditengah penatnya menjalani kerasnya hidup. Disisi lain, tak jarang kehadiran mereka mengundang belas kasihan dari orang-orang yang melintas dan berlalu lalang diantara jalanan kota yang panas dan macet.

Namun, cukup disayangkan, dibalik persepsi "unik" yang disematkan orang-orang kepada The Silver Man, tidak berbanding lurus dari kenyatanya. 

Menjadi The Silver Man bagi mereka adalah sebagai sarana untuk bisa tetap bertahan hidup terlebih di masa pandemi covid-19 ini. Beberapa dari mereka mungkin memiliki latar belakang cerita kelam dibalik cerahnya kulit berwarna abu-abu yang menempel disekujur tubuh yang bahkan mungkin kalian tidak ketahui.

"Menjadi manusia silver merupakan pekerjaan saya sehari-hari mas, itung-itung buat tambahan cari duit buat ngasih makan anak istri dirumah makin susah mas, cari duit sekarang apalagi, di masa pandemi seperti ini", ujar salah seorang Silver Man yang pernah saya temui di sudut lampu merah kota. 

Banyak diantara mereka yang sebenarnya terpaksa melakukan sebuah pekerjaan menjadi The Silver Man demi terus menyambung hidup dikala terpaan badai virus pandemi covid-19. Beberapa kisah mengenai The Silver Man ini bahkan sempat menggegerkan dunia maya. Kisah kakak beradik Arya dan Azmi salah satunya. 

Seperti dikutip oleh majalah Tempo pada tanggal 21 September yang lalu, kedua kakak beradik ini memutuskan untuk menjadi The Silver Man.  

Awalnya, mereka berdua bekerja sebagai teknisi panggilan rombongan pasar malam keliling.  namun semenjak pandemi, mereka harus rela pekerjaanya hilang akibat wabah virus covid-19 yang mengharuskan segala macam aktivitas kegiatan diluar rumah dibatasi.

The Silver Man memang tak seunik nama dan warna kulitnya. Banyak dari mereka yang rela setiap pagi harus kejar-kejaran dengan petugas aparat bahkan kemungkinan terjangkit virus covid sangat mungkin terjadi pada mereka. Namun, semua mereka acuhkan demi rupiah yang tak seberapa untuk mengais nafkah keluarga.

Kebar-baran Kapitalisme dan krisis moralitas

Menurut Slavoj Zizek, efek dari pandemi virus corona ini menyebabkan makhluk hidup terutama manusia akan mengalami krisis pada tiga hal yakni, krisis ekonomi, kesehatan, dan psikologis. Menurut pandangan Zizek, Pandemi covid-19 ini sangatlah merugikan terlebih dari sektor ekonomi. 

Di satu sisi, menurut Zizek, ia memandang pihak berwenang bertindak layaknya Komunisme dengan memberikan perawatan kesehatan secara merata dan adil untuk semua lapisan masyarakat. 

Tapi disisi lain, penulis buku Pandemic covid19 Shakes The World tersebut juga memandang bahwa korporasi juga turut berperan sebagai kapitalisme corona dengan memanfaatkan situasi untuk memperkaya diri sendiri ditengah runyamnya pandemi. 

Dalam situasi pandemi covid-19 seperti sekarang ini, bisa dikatakan sebagai sebuah momen untuk semakin memaksimalkan peran ekonomi bagi para kapitalis. 

Orang-orang dengan kemampuan ekonomi kelas menengah kebawah seperti The Silver Man dan yang lainya, justru kian sengsara. Pertanyaan moral tentang bagaimana seharusnya ekonomi bekerja kini bisa kita renungkan bersama. Bisa jadi akibat dari ketimpangan ekonomi yang kian hari kian menyedihkan ini akan menimbulkan The Silver Man lainya. 

Menurut Zizek, ke bar-baran dari kapitalisme ekonomi yang dilakukan oleh beberapa oknum ini jelas tidak bisa menghindarkan kita semua dari krisis. 

Walaupun demikian, kapitalisme tidak serta merta salah dan tidak bermoral, justru menurut Adam Smith, cita-cita dari kapitalisme itu sendiri tidaklah sekejam yang dibayangkan oleh orang-orang. Menurutnya, kapitalisme ialah sebagai jalan untuk mencapai sebuah kemaslahatan untuk masyarakat agar bisa keluar dari jurang kemiskinan.

Adam Smith mengatakan bahwa, tujuan dari kapitalisme itu sendiri adalah untuk memberikan sebuah seni kebebasan untuk saling berkompetisi terhadap ekonomi sehingga masyarakat kelas bawah sekalipun dapat menerobos strata mereka menuju strata puncak asalkan mereka mau bekerja dengan sangat keras sehingga mereka mampu bertahan dan bersaing dengan pesaing lainya.

Dalam bukunya yang berjudul Homo Deus, Yuval Noah Harari berpendapat bahwa Kapitalisme sepantasnya berhak mendapatkan apresiasi dan pujian berhubungan dengan berkurangnya tingkat kekerasan manusia serta meningkatnya sisi kerja sama dalam bidang ekonomi. Untuk waktu jangka panjang, Yuval Noah Harari juga menyebutkan jika Kapitalisme dapat mengatasi kelaparan bahkan dapat menghentikan wabah dan perang. Hal itu disebabkan karena rasa optimisme yang tinggi para kapitalis pada sebuah pertumbuhan.

LALU?

Menurut Zizek, hal yang perlu diwaspadai oleh jutaan umat manusia di belahan dunia ini bukanlah kapitalisme, melainkan kebrutalan dan barbarisme dengan wajah manusia yang dibungkus dengan tameng penyesalan serta simpati tetapi dibungkus oleh legimitasi pendapat para ahli.

Misalnya, terdapat seorang pemimpin dalam pidato nya mencoba memproyeksikan diri sebagai lambang ketenangan dan kewibawaan dengan berapi api menyatakan bahwa krisis akibat virus pandemi ini akan memakan waktu dua tahun dan akan menghabiskan separuh populasi kehidupan manusia di muka bumi ini.

Bagi Kapitalis, akan mudah mengatakan "Survival of the fittest". Tetapi sekali lagi justru hal tersebut akan semakin menambah ketimpangan ekonomi terlebih bagi masyarakat kelas bawah.

Pendapat Zizek mengenai cara mengatasi krisis ditengah pandemi terhadap Kapitalisme yang cenderung menjurus kearah "Komunisme" sempat banyak ditertawakan oleh berbagai pihak. Namun, hal tersebut benar-benar menjadi sebuah keniscayaan di masa krisis ini. Zizek mengatakan dalam bukunya "Dalam masa krisis, kita semua adalah sosialis".

Untuk mengentaskan krisis pada masa sekarang ini, Zizek berpendapat bahwa jalan keluar untuk menghentikan krisis adalah tergantung bagaimana kita mengatur sebuah gagasan yang berkaitan dengan sosial dan ekonomi. Karena Zizek berpendapat bahwa gagasan mengenai sosial dan ekonomi adalah sebuah langkah langkah penting yang harus diambil sebagai penentu arah. 

Maka dari itu, peran dari pemerintah menjadi sangat krusial sebagai pemangku jabatan untuk pengambilan sebuah keputusan mengenai masa depan sebuah Negara yang mana didalamnya terdapat masyarakat yang perlu hidup berkecukupan dan berkeadilan.

Satu hal yang patut kita syukuri bersama, bahwa pemerintah Indonesia dalam hal ini telah bertindak proaktif mengambil sebuah keputusan yang menghasilkan tindakan yang tepat. Salah satunya adalah adanya program vaksinasi untuk memperpendek penyebaran virus covid-19 yang telah menyebar dan menghantui dunia ini selama hampir lebih dua tahun.

The Silver Man hanyalah satu dari berbagai macam permasalahan yang ada akibat krisis yang terjadi saat ini. Pemerintah hingga saat ini memang masih terus menerus memiliki kendala serta menghadapi banyak tantangan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Keputusan-keputusan solider menjadi amat penting terutama pada bidang ekonomi dalam masa krisis ini untuk mengikis ketimpangan antara si kaya dan si miskin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun