Lelaki ini akhirnya kalah oleh rasa penasaran nya. Ia memilih untuk mendekat dan melihat pemandangan langka tersebut. Setelah melihat jelas pemandangan yang langka itu, seketika lelaki ini bergegas kembali sembari menarik baju dari rekan nya tersebut mengajak untuk lekas menuju kamar. Dengan buru-buru, mereka masuk dan lelaki ini membuang dirinya di ranjang empuk.”Kenapa buru-buru?” tanya rekan nya. Secara terbata-bata lelaki itu menjawab “Kau tau perempuan tadi?, itu perempuan yang sering kuceritakan padamu, ya, itu dia, wanita yang kuanggap berbeda, wanita itu yang dulu sering kuajak bertemu di warung kopi”.
Dengan penuh rasa tanya dan penolakan terhadap apa yang barusan dilihat rekan si lelaki ini kembali bertanya
“Mana mungkin?. Selain dia selalu tampak Muslimah ketika bertemu dengan mu di kedai, katamu dia juga wanita yang taat pada agama?”
Kemudian dengan tegas si lelaki ini menjawab
“iya, awalnya aku berusaha menolak dengan sekeras-keras nya tetapi ini adalah kenyataan!”
Sembari mengingat kejadian yang baru saja beberapa detik yang lalu ia lihat. Seperti mimpi, tapi ini benar-benar nyata.
”Apakah dia wanita malam?” Tanya rekan si lelaki ini sekali lagi. Yang secara otomatis membuat lelaki ini nyaris semakin tak percaya tapi dia menyadari tentang pertanyaan dari rekan nya itu merupakan suatu kewajaran. Siapa sangka? Mereka sedang berduaan pada malam hari menuju pagi ini.
Bukan kepercayaan terhadap wanita itu yang membuat nya kesal dan merasa kaget. Tetapi, keyakinan nya pada sesuatu yang jelas nyata ternyata tidak sesuai dengan yang sesungguhnya terjadi. Belum lagi, sebelum menghilang, wanita itu selalu bercerita padanya jika wanita itu jijik dengan yang nama nya penginapan bahkan sangat menghindari dunia seperti itu. Lelaki itu hampir dibuat kagum kala itu.
Setelah semua yang terjadi, lelaki brengsek ini tetap berusaha menguasai dirinya dan menganggap semua tak pernah terjadi. Ia hanya memiliki opini bahwa seharusnya tak seorang pun boleh dengan mudahnya percaya akan segala sesuatu yang dia jelas sebenarnya belum mengerti. Bahkan dari kejadian itu, ia berasumsi tak aka nada yang mampu menebak kemana muara yang harus ia percayai, Lelaki ini berbisik di hati kecil nya “ Bahwa kehidupan ternyata lebih nyata dari teori apapun yang berlandaskan kenyataan yang semu”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H