Mohon tunggu...
Riki Hidayat
Riki Hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Riki Hidayat mahasiswa UNDIP, hobi bermain badminton, topik kesukaan tentang ekonomi dan agriculture

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pertanian Organik Sebagai Solusi Menghadapi Kelangkaan Pupuk Anorganik

12 Agustus 2022   08:18 Diperbarui: 12 Agustus 2022   08:33 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Waleng, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri (17/07/2022) -- Kegiatan Edukasi Pertanian Organik Sebagai Solusi Perrtanian Berkelanjutan merupakan salah satu program monodisiplin dari mahasiswa bernama Riki Hidayat yang merupakan salah satu anggota KKN TIM II Universitas Diponegoro Tahun Ajaran 2021/2022. 

Kegiatan Edukasi Pertanian Organik Sebagai Solusi Pertanian Berkelanjutan menyasar Warga Desa Waleng yang memiliki mata pencaharian sebagai petani. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan petani dari masing-masing dusun dan dilaksanakan mulai dari jam 10.00 -- 11.00 WIB. Kegiatan Edukasi Pertanian Organik Sebagai Solusi Pertanian Berkelanjutan dilatarbelakangi oleh mahalnya harga pupuk anorganik dan kebiasaan Warga Desa Waleng yang berlebihan dalam penggunaan pupuk anorganik dalam kegiatan budidaya pertanian, baik budidaya pertanian dalam skala besar maupun rumah tangga. Penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan dapat berakibat buruk terhadap keberlanjutan pertanian di Indonesia. Penggunaan pupuk organik yang berlebihan dapat merusak struktur tanah, pH tanah menjadi masam, dan kondisi salinitas tanah menjadi tinggi.

Dalam menghadapi permasalahan ini, salah satu mahasiswa KKN TIM 2 Universitas Diponegoro mengenalkan alternatif pertanian organik sebagai solusi menghadapi mahalnya harga pupuk anorganik. Kegiatan edukasi ini bertujuan supaya Warga Desa Waleng terutama yang bekerja sebagai petani dapat mengetahui dampak penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan dan dapat membuat alternatif pengganti pupuk anorganik. Pengenalan system pertanian organik ini dilakukan melalui kegiatan edukasi kepada perwakilan petani tiap dusun di Desa Waleng. 

Dalam kegiatan edukasi ini partisipan diberi tahu mengenai dampak penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan, bagaimana cara beralih dari pupuk anorganik ke pupuk organik secara bertahap, dan cara pembuatan pupuk organik dari limbah rumah tangga. Para peserta juga diperkenalkan mengenai aplikasi Sipindo. Sipindo merupakan sebuah aplikasi pertanian berbasis android yang memberikan akses informasi pertanian kepada petani di Indonesia. 

Dampak Penggunaan Pupuk Anorganik Berlebihan

Penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan dapat berakibat buruk terhadap keberlanjutan pertanian di Indonesia. Kandungan nitrogen yang terdapat dalam pupuk anorganik akan mengendap di dalam tanah yang kemudian akan menghasilkan senyawa ammonia dan nitrit, senyawa ini apabila disuplai terus menerus dapat merusak struktur tanah, menyebabkan pH tanah menjadi masam, dan kondisi salinitas tanah menjadi tinggi.

Cara Mengurangi Penggunaan Pupuk Anorganik

Warga Desa Waleng yang sering menggunakan pupuk anorganik cenderung susah untuk beralih dari pupuk anorganik ke pupuk organik. Namun hal ini bisa dibiasakan dengan pemberian pupuk anorganik yang dipadukan dengan pupuk organik serta pupuk hayati. Pupuk anorganik dapat dijadikan sebagai penyuplai kebutuhan unsur hara dalam jumlah banyak secara instan, sedangkan pupuk organik berfungsi untuk memperbaiki dan menjaga kondisi tanah.

Pembuatan Pupuk Organik dari Tulang Ayam

Dalam edukasi ini, warga juga diberi tahu mengenai cara pembuatan pupuk organik dari tulang ayam. Tulang ayam dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organik dikarenakan tulang ayam merupakan sumber utama fosfor dan asam phospat. Cara pembuatannya yaitu tulang ayam dibakar untuk menghilangkan sisa daging dan lemak, setelah dibakar tulang ayam ditumbuk hingga hancur, kemudian tulang ayam disangrai untuk menghilangkan sisa air yang masih terkandung, kemudian tulang ayam dicampur dengan kapur yang telah dihaluskan. Pemberian pupuk organik ini dapat dilakukan sebanyak seminggu sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun