Pendidikan adalah hak dasar yang harus manusia rasakan dalam hidupnya, dimana pendidikan merupakan alat yang paling strategis bagi suatu bangsa untuk mencari tahu jati diri dan dalam hal meningkatkan daya saing dengan bangsa lain (Fernandes,2017).Â
Suatu sistem pendidikan dapat dikatakan berhasil jika pendidikan itu sendiri dapat menunjukan kualitas dan kapasitas dari pendidikan tersebut. Dimana realitasnya bahwa saat ini Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) mengalami perkembangan yang sangat pesat, pendidikan memberikan peran yang signifikan dalam kemajuan zaman, tetapi masih terdapat kelambanan dalam penyesuaian terhadap perkembangan itu sendiri. Penyesuaian terhadap perkembangan yang dimaksud salah satunya yaitu dalam pendekatan atau metode pembelajaran yang diimplementasikan di setiap Perguruan Tinggi. Metode pembelajaran yang diterapkan pada hampir semua perguruan tinggi di Indonesia masih bersifat satu arah, yaitu pemberian materi oleh dosen sebagai sumber belajar.Â
Sistem pembelajaran tersebut dikenal dengan model Teacher Centered Learning (TCL). Dalam pendekatan pembelajaran tersebut mahasiswa tidak bisa mengembangkan kepercayaan diri mereka secara berkesinambungan, karena sistem tersebut hanya menuntut mahasiswa sebagai pihak yang menerima saja dalam pembelajaran.
Oleh karena itu, dosen dan perguruan tinggi perlu melakukan perubahan mekanisme pendekatan pembelajaran yang dapat membantu mahasiswa untuk meningkatkan kepercayaan diri. Dimana model atau pendekatan pembelajaran yang perlu diimplementasikan adalah pendekatan Student Centered Learning (SCL) atau pendekatan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa sebagai pengendali jalannya pembelajaran.
Implementasi Pendekatan Student Centered Learning (SCL) sebagai Upaya Peningkatan Kepercayaan diri Mahasiswa
Pendekatan Student Centered Learning (SCL) diartikan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang dimana peserta didik adalah pusat kegiatan pembelajaran. Robert (1983) pun menjelaskan bahwa Student Centered Learning (SCL), adalah suatu pendekatan atau pengembangan pembelajaran yang di dalamnya, pelajar atau mahasiswa dituntut untuk dapat menentukan bukan hanya apa yang ingin dipelajari tetapi juga bagaimana dan kenapa materi itu perlu dipelajari.Â
Pendekatan Student Centered Learning (SCL) merupakan sarana yang disusun untuk mahasiswa dapat berani berbicara, berpendapat, dan lebih aktif pada saat pembelajaran. Realitasnya bahwa mahasiswa terus dituntut dapat berpikir kritis, dan mandiri dalam belajar, Di dalam pendekatan pembelajaran SCL ini peserta didik sebagai pembelajar ditekankan untuk terus berpikir kritis, dimana secara otomatis peserta didik diharuskan untuk belajar secara mandiri, dituntut untuk berani beropini dengan diberikan kesempatan berbicara dengan porsi lebih besar untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Berikut contoh bentuk implementasi pendekatan Student Centered Learning (SCL) dalam pembelajaran mahasiswa di kelas, antara lain:
- Presentasi atau pemaparan materi. kegiatan atau metode belajar dengan presentasi dapat menuntut mahasiswa masa kini untuk percaya diri dan juga mengembangkan kemampuan berkomunikasi di depan orang banyak. Hal ini, merupakan implementasi pendekatakan Student Centered Learning (SCL) karena pada prosesnya mahasiswa masa kini akan merumuskan materi sendiri dan menyampaikannya dengan lugas dan tegas.
- Merumuskan pertanyaan dan menjawab pertanyaan atau CL (Contextual Learning). Kegiatan ini merupakan tahapan implementasi pendekatan Student Centered Learning (SCL) karena mahasiswa masa kini perlu berpikir kritis untuk membentuk suatu pertanyaan guna didiskusikan lebih lanjut serta untuk menjawab pertanyaan pun mahasiswa perlu berpikir dan berani dalam menyampaikannya dengan percaya diri dan yakin, dengan kebiasaa dalam penerapan pendekatan pembelajaran SCL ini, mahasiswa akan dengan percaya dirinya untuk mau bertanya dan menjawab sebuh pertanyaan.
- Sesi diskusi bersama mahasiswa lain di kelas atau SGD (Small Group Discussion). Implementasi pendekatan pembelajaran Student Centered Learning (SCL) salah satu bentuk nyatanya adalah dibuat sesi diskusi, atau dengan kata lain mahasiswa masa kini bersama-sama mengeluarkan ide dan gagasannya terkait suatu masalah yang perlu dibahas dengan berpikir secara kritis, dan pada sesi diskusi pun mahasiswa dapat secara langsung mengembangkan keterampilan sosio-emosinalnya dengan baik. Banyak hal yang dapat dikembangan secara langsung maupun tidak langsung dengan pembuatan SGD itu sendiri.
- Studi kasus atau pemecahan masalah yang terjadi di dunia nyata atau PBL (Problem Based Learning). Studi kasus merupakan implementasi pendekatan pembelajaran Student Centered Learning (SCL), dimana dengan adanya studi kasus mahasiswa dapat melatih kemampuan berpikir dan memecahkan masalah dengan baik atau dikenal juga dengan nama "Problem Solver". Karena pada zaman sekarang, seorang individu perlu menjadi seseorang agen perubahan atau agent of change terlebih lagi mahasiswa.
- Kolaboratif dalam sebuah kelompok atau CBL (Collaborative Learning). Mahasiswa masa kini adalah pihak yang menjadi dinding sebuah bangsa berdiri dengan tegak, dimana kemampuan kolaboratif sangat diperlukan dalam sebuah pembelajaran atau di luar pembelajaran itu sendiri. Sehingga dengan kemampuan tersebut, mahasiswa akan mampu menjadi seorang individu yang bertekad untuk memajukan bangsanya dengan baik. Kemampuan kolaboratif juga diperlukan jika mahasiswa membentuk suatu program kerja nyata, karena dengan kemampuan ini mahasiswa akan lebih kreatif dalam membentuk ide ataupun program.
Dalam kegiatan pembelajaran dengan mengimplementasikan pendekatan Student Centered Learning (SCL) di atas mahasiswa dapat merasakan manfaatnya secara langsung, dimana mahasiswa dengan karakter yang pasif dapat berproses menjadi aktif dalam belajar, atau dengan kata lain bahwa diciptakannya pendekatan pembelajaran ini merupakan upaya untuk dapat meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa untuk berpikir lebih kritis dalam belajar. Dengan penerapan pendekatan Student Centered Learning (SCL) dalam pembelajaran mahasiswa dapat mendorong kepercayaan dirinya untuk lebih berani berpendapat, berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, dan mengasah serta mengembangkan skill lebih baik lagi dalam berbagai bidang. Oleh karena itu, implementasi pendekatan pembelajaran Student Centered Learning pada pembelajaran mahasiswa secara jelas dideskripsikan sebagai upaya dalam meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa.
SIMPULAN
Pendekatan pembelajaran Student Centered Learning (SCL) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang dalam prosesnya menuntut peserta didik atau mahasiswa masa kini untuk dapat berperan aktif, kreatif, interaktif, kolaboratif, mau berpendapat, mandiri dalam belajar, dan bahkan dituntut untuk berpikir lebih kritis. Pada pendekatan Student Centered Learning (SCL) juga mahasiswa merupakan pusat pembelajaran dan dosen hanya sebagai fasilitator dalam pembejaran tersebut. Dengan demikian, bahwa implementasi pendekatan pembelajaran Student Centered Learning (SCL) bagi mahasiswa masa kini, sangat membantu bagaimana mahasiswa terbiasa untuk berpendapat atau mengemukakan apa yang ada dipikirannya dan dengan keterbiasaan tersebut mahasiswa menjadi lebih percaya diri untuk berani dan yakin menyampaikan gagasan atau ide yang perlu didiskusikan dalam sebuah pembelajaran.